"Kara?"
Kedua gadis yang berada dalam ruangan itu sama-sama menoleh untuk melihat Dika yang baru saja tiba.
Dika berjalan ke arah bangkar Kara.
"Hai," kata Kara dengan senyum yang dipaksa.
"Lo bohong ke gue, Kar?" Pandangan Dika tak bisa lepas dari gadis yang sedang terbaring di atas bangkar itu.
Fio hanya diam menyaksikan pembicaraan kedua orang tersebut.
"Sorry, aku-"
"Lo kemarin bilang kalo lo udah sembuh 'kan?" Dika menaikkan nada bicaranya.
"Aku gak mau jadi beban buat kamu, Dik." Kara menunduk bersamaan dengan air matanya yang jatuh.
Dika hanya menatap kosong ke arah Kara yang menunduk itu.
Kemudian ia menyentuh puncak kepala Kara dan mengelusnya pelan.
Dika menghela napas pelan kemudian tersenyum. "Lo harus kuat, gue bakal jaga lo."
Kara mendongakkan kepalanya. "Kamu gak marah?"
"Enggak, lo 'kan tau kalo gue gak bisa marah sama lo," kata Dika pelan.
Kara tersenyum. "Oh, iya. Kamu kenapa bisa tau aku ada di sini?"
Dika langsung menoleh kepada Fio yang berada di belakangnya.
Kemudian Dika menarik tangannya dari kepala Kara.
"Ikut gue sebentar." Dika menarik pergelangan tangan Fio dan membawanya ke luar ruangan.
"Apa-apaan sih lo?" Fio menatap Dika dengan pandangan tak sukanya.
"Sorry, sorry," kata Dika sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Gue mau pulang." Fio langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Dika.
Dika segera menarik kembali pergelangan tangan Fio dengan kuat dan langsung membawanya ke dalam pelukannya.
Fio tersentak kaget.
Mereka sama-sama terdiam.
Kemudian, Fio menggeleng-gelengkan kepalanya seperti sadar dari mimpinya.
Fio mendorong pelan tubuh Dika yang masih memeluknya. Tetapi, Dika menahannya.
"Please, sebentar aja," lirih Dika.
Fio merasakan perasaan yang aneh di dirinya. Fio hanya diam.
Kemudian, Fio membalas pelukan Dika.
Keduanya merasakan ketenangan.
"Gue sayang sama lo," kata Dika pelan.
Setelah Dika mengatakan itu, Fio semakin tak mengerti dengan perasaannya.
"Dik, gue..." Fio berusaha melepas pelukan mereka.
Lagi-lagi Dika menahannya.
"Gue gak mau lo kenapa-kenapa." Suara Dika terdengar bergetar.
"Maksud lo?"
"Gue gak mau lo ikut di masalah ini," ucap Dika.
Fio semakin tak mengerti apa yang diucapkan Dika.
Gadis itu berusaha mencerna semua apa yang dikatakan oleh cowok yang sedang memeluknya itu.
"Gue gak ngerti apa maksud lo ngomong ini semua," kata Fio sambil mengendurkan pelukan mereka.
Fio menatap wajah Dika yang terlihat gusar.
Fio tak tega melihat keadaan Dika yang sekarang.
Kondisi Dika ketika berbicara dengan Kara sangat berbeda dengan keadaannya sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIKA
Novela Juvenil"Kenapa gak sekalian lo buang aja tas gue?" Tanya Fio ketus. "Yeeeeh, masih mending gue balikin." Fio merampas tasnya dari tangan Dika. "Pergi!" "Kayaknya lo hobi banget ngusir orang ya?" Dika mengerutkan dahinya. "Kenapa lo sembunyiin tas gue?" Fio...