37. Lain dari yang lain

1.2K 67 1
                                    

Biru langit dengan udara yang sangat sejuk, embun pagi yang begitu banyak di atas rerumputan. Naufal sudah bersiap untuk pergi lari pagi.

Naufal merenggangkan otot-otot nya yang nanti akan bekerja supaya tidak cedera. Beberapa saar kemudian, naufal berlari kecil di sekitar komplek rumah nya menuju taman komplek.

Tanpa di sadari naufal sudah sampai di taman komplek, keringat sudah mulai bercucuran di dahi nya. Nafas nya yang sudah terengah-engah tapi masih terdengar teratur.

Naufal istirahat sejenak di bangku taman. Mata nya memicing, mempertajam penglihatan nya. Apakah benar yang sedang duduk membelakangi diri nya adalah celin?.

"Lo jogging juga?"

"Astagfirullah! Kanget gue!" wajah terkejut celin begitu menggemaskan, dengan mata yang membulat dan raut wajah yang tegang. Naufal jadi ingin mencubit pipi nya

"Ngapain lo di sini?" tanya celin setelah menetralkan rasa terkejut nya

"Lo gak liat gue pake pakaian kaya gini?" tanya balik naufal dengan menurunkan pandangan ke baju yang ia kenakan

Celin menganggukkan kepala nya pelan. "Gue rada ragu aja gitu, tampang kaya lo masa si mau jogging. Bukan nya ngebo gitu seharian di kamar"

Naufal terkejut bukan main, padahal ia setiap minggu selalu jogging bersama kedua teman nya. Jika kedua teman nya tidak bisa ia jogging sendiri.

"Hah?!"

"Ehehehehe, just kidding" celin terkekeh melihat wajah naufal yang seperti orang bodoh sedang terkejut

Ia duduk di sebelah celin, membuka tutup botol minum yang ia beli tadi, lalu meneguk nya habis.

"Fal, lo sering lari?" tanya celin penasaran

"Ngga sering-sering banget, tapi setiap minggu kalo sempet pasti lari" celin mengangguk yang mendengar jawaban dari naufal

"Kalo lo?" tanya naufal balik

"Gue?" tunjuk diri nya sendiri

"Iya lo"

"Kalo pingin doang ehehehe" jawab nya terkekeh

"Padahal kalo setiap minggu lari, kita bisa lari bareng" ucap naufal sambil menoleh ke samping, mata mereka berdua bertemu

Celin memutuskan kontak mata nya. Membuang muka dan melihat ke arah lain selain naufal. "Ap...apansi fal"

Kenapa celin merasa jantung nya berdegup sangat kencang ketika melihat bola mata milik naufal dan seperti ada aliran listrik yang menyengat diri nya.

"Kalo lo mau gue bisa kapan aja"

Hening. Tidak ada yang membuka suara nya untuk berbicara setelah itu, mereka berdua sibuk dengan pikiran nya masing-masing.

Celin melihat anak-anak kecil sedang bermain dan bercengkrama dengan teman nya, banyak anak kecil yang berkeliaran di taman itu. Celin ingin sekali mencubit salah satu anak kecil yang berada di taman itu. Gemas itulah yang celin rasakan.

Ia terus melihat anak kecil perempuan yang sedang berlari-larian dengan tertawa lepas entah anak perempuan itu sedang mengejar apa. Tak sengaja anak perempuan itu tersandung akar pohon yang berada di situ, ia tersungkur ke tanah.

Celin yang melihat itu langsung beranjak dari tempat duduk nya dan menghampiri anak perempuan itu.

"Kamu gakpapa dek?" tanya celin khawatir sambil membantu anak perempuan itu berdiri

"Nggak" jawab anak perempuan itu

Celin membersihkan telapak tangan dengan sapu tangan yang ia bawa, anak perempuan itu meringis ketika celin tak sengaja menekan bagian yang luka.

"Ayok ikut kaka dulu, kita duduk di sana. Kaka obatin luka kamu" ucap celin menarik pergelangan tangan anak perempuan itu

"Kata ibu aku ngga boleh ikut sama orang yang aku ngga kenal"

Celin membungkuk, menangkup kedua pipi anak perempuan itu dan menatap lembut kedua bola mata nya.

"Kakak bukan orang jahat ko, kakak cuma mau obatin tangan kamu yang luka itu. Nanti kalo ngga di obatin takut nya infeksi sayang" jelas celin sambil tersenyum manis

Anak perempuan itu tampak berfikir sejenak, lalu ia menganggukkan kepala nya sambil tersenyum kepada celin dan berucap "Yaudah kak"

"Ayok" ucap celin menggenggam pergelangan tangan anak itu dan berjalan ke bangku taman

"Cel" panggil naufal yang sudah ada di samping celin

"Kakak ini juga baik ko" celin menunjuk ke arah naufal

Naufal berjongkok menyamakan tinggi anak perempuan itu. "Haii nama kaka naufal, tangan kamu luka ya?"

"Hai juga kak naufal, iya rasa nya perih kak"

"Mau kakak obatin ya? Takut nya infeksi kalau ngga buru-buru di obatin" ucap naufal

"Tapi perih kak"

"Ngga kok, kan pelan-pelan. Nanti abis di obatin kita beli es krim gimana? Mau ngga?" tawar celin dan naufal

"Iya kak aku mau" jawab nya dengan semangat

Naufal dan celin yang melihat itu hanya terkekeh pelan.

Celin mengeluarkan kotak P3K yang kecil untuk ia bawa kemana saja, untuk berjaga-jaga jika ia butuh dalam keadaan darurat seperti ini.

Naufal tersenyum ketika melihat celin dengan telaten nya mengobati anak kecil itu. Biasa nya cewe akan acuh ketika melihat anak kecil yang terluka seperti ini.

Tetapi berbeda dengan celin, ia lain dari yang lain.

"Yey selesai, udah gk sakit kan?" tanya celin sambil membereskan kotak P3K nya itu

"Ngga kak" jawab anak itu tersenyum

"Ayok kita beli es krim" ajak naufal sambil menggendong anak kecil itu dan menggenggam tangan celin

Orang-orang yang melihat mereka pasti akan berfikir kalau mereka sudah menikah, padahal masih kelas 2 SMA.

                                     ******

Jangan lupa tinggalkan jejak
Vomment yaa!

Salam manis
@alyairpa

Semoga kalian suka sama cerita nya
Lanjut? Comment!



























FallinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang