Budidayakan vote dan comment, karena membuat cerita tidak segampang membaca.
Selamat membaca!
Bel pulang sudah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu, saat ini naufal sedang berjalan menuju toilet untuk mengganti pakaian bersama kedua teman nya. Mereka tidak langsung pulang ke rumah, karena akan ada latihan basket untuk hari ini.
Selesai mengganti pakaian nya, naufal dan kedua teman nya berjalan menuju lapangan.
Di tempat yang tidak jauh dari tempat berdiri nya, ia melihat celin sedang mengobrol dengan teman sekelas nya.
Yap! Sedari tadi naufal sedang memerhatikan celin yang sedang mengobrol dengan teman sekelas nya, karena merasa di perhatikan oleh naufal kedua orang itu menoleh secara bersamaan ke arah naufal. Naufal yang malu karena tertangkap basah hanya menampilkan cengiran khas nya.
"Ngeliatin nya gitu banget, ntar naksir lo!" ujar fathan menghampiri naufal
Sebenarnya naufal merasakan rasa sakit tapi ia tidak punya hak untuk marah, memang nya ia siapa nya dia?.
"Kalo gue suka kenapa emang nya?" tanya naufal menaik turunkan kedua alis nya
"Saingan nya banyak!" ucap brayn yang tiba-tiba muncul
"Masalah gitu?" tanya naufal
"Just info aja bro" ucap fathan menepuk bahu naufal
"Oh" jawab naufal ber oh ria
******
Sedari tadi naufal selalu tidak fokus saat latihan basket. Padahal ia selalu gesit, tapi kali ini ia selalu membuat tim lawan mencetak poin terus. Entah banyak pikiran atau apa naufal juga tidak tahu. Apa naufal memikirkan celin?. Hanya naufal dan tuhan lah yang tau.
Setelah latihan basket naufal duduk di bangku pinggir lapangan, ia mengelap keringat dengan handuk kecil yang ia selalu bawa.
******
Saat naufal berjalan di koridor, setelah latihan dan mengganti pakaian nya kembali, ia melihat celin sedang berdiri seorang diri di depan ruang tari. Mungkin ia sedang menunggu seseorang yang sedang eskul menari itu. Latihan menari kali ini memang cukup lama di banding kemarin-kemarin, karena di butuhkan keseriusan yang begitu besar.
Vanessa memang mengikuti eskul tari, karena ia sudah mengikuti eskul tari sejak sekolah dasar. Kemampuan tari menari nya menurun dari sang ibu nya. Kalau riffa mengikuti eskul voli, riffa sangat gemar dengan olahraga voli. Menurut nya asik, tapi ia mengikuti eskul voli jika ia sedang tidak badmood saja, jika sedang badmood ia tidak akan ikut eskul, memang aneh riffa. Celin mengikuti eskul menyanyi, suara nya jangan di ragukan lagi. Memang ia tidak ada keturunan suara emas dari kedua orang tua nya, mungkin karena ia sering menyanyi jadi terlatih suara nya.
"Darr!" ucap naufal mengagetkan celin
"Astagfirullahaladzim" kaget celin mengelus dada
"Ngapain lo masih di sini?" tanya naufal
"Nungguin vanesaa"
"Lo sendiri?" lanjut celin
"Nih" ucap naufal mengangkat baju basket yang setengah lepek
"Ih jorok, bau tau!" celin menutup hidung nya
"Wangi gini juga di bilang bau masa" heran naufal
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin
Teen FictionSlow update Naufal dan celin adalah musuh bebuyutan, jika mereka bertemu ada saja hal-hal yang selalu di ributkan. Hingga rumah mereka berdekatan, naufal yang selalu jail terhadap celin membuat celin menjadi benci terhadap naufal. Namun hari demi ha...