38. Bahaya

1.1K 58 0
                                    

Sekian lama gk update, rindu gk? Wkwk

Selamat membaca!💗

******

Celin mendengus kesal, karena sedari tadi riffa tidak faham juga dengan penjelasan yang ia jelaskan untuk nya. Guru menyuruh seluruh murid berkelompok supaya yang tidak faham bisa bekerja sama dengan yang faham.

"Cel ini abis di kali terus di apain?" tanya riffa sambil menggarukkan kepala nya bingung

"Bentar gue pengen ke toilet dulu, kalo gk paham tanya vanessa aja" ucap celin yang di angguki riffa

Celin meletakkan pulpen nya di atas meja lalu mengangkat tangan kanan nya "Bu saya izin ke toilet"

Setelah mendapatkan jawaban dari bu syifa, guru matematika. Celin bangkit dari kursi nya lalu keluar kelas menuju toilet.

Celin membasuh wajah nya agar terlihat lebih segar, tiba-tiba ia merasakan pusing. Karena ia belum sarapan tadi pagi di rumah. Kedua tangan nya memegang wastafel untuk menahan tubuh nya supaya tidak terjatuh, celin memegang dan menggelengkan kepala nya berusaha menghilangkan rasa pusing yang berada di kepala nya.

Saat celin ingin keluar dari toilet, tangan nya di cekal oleh bianca yang masuk ke dalam toilet secara bersamaan. Celin memutar kedua mata nya malas, celin melangkah lagi untuk keluar dari toilet. Lagi-lagi tangan nya di cekal oleh bianca.
Bianca langsung memberikan kode kepada kedua dayang-dayang nya, fika dan najla.

"Apaansi kalian" ucap celin kesal ketika fika dan najla memegang kedua tangan nya

Bianca tersenyum sinis, lalu berjalan mendekati celin. Kemudian memerhatikan celin dari atas hingga bawah dan bianca menjabak rambut celin secara tiba-tiba.

Celin memejamkan kedua mata nya, ia menggigit bibir bawah nya menahan rasa sakit, ia tidak mau mengeluarkan air mata nya di depan bianca. Ia tidak mau terlihat lemah. Di mata mereka.

"Gue mau bikin perhitungan sama lo!"

"Mau lo itu apa si?!" ujar celin menatap bianca dengan santai

"Mau gue?! Mau gue itu lo.jauhin.naufal!!"

"Apa urusan nya sama lo?" tanya celin tenang

"Ya karena naufal cuma punya gue! Milik gue! Jangan kegatelan jadi cewe!"

Celin terkekeh. " Gue kegatelan?" tanya celin menunjuk diri nya sendiri "Bukan nya lo yang kegatelan sama naufal?" ucap celin sambil tertawa membuat fika dan najla melotot tidak percaya

PLAK

Tamparan yang begitu keras mendarat di pipi mulus celin, celin tidak pernah di perlakukan kasar oleh orang tua nya. Tapi, siapa bianca? Hingga berani memperlakukan nya secara kasar. Hanya karena terobsesi oleh naufal.

Bianca bukan nya suka atau cinta dengan naufal, melainkan hanya terobsesi oleh ketampanan nya. Ia sudah terobsesi semenjak masuk ke SMA setia bangsa.

"Dasar bitch!" geram bianca

"Bukan nya yang murahan itu lo ya? Jelas-jelas naufal risih sama keganjenan lo! Jadi bukan nya lo yang bitch?!" ucap celin santai

PLAK

Tamparan kedua mendarat kembali di pipi celin kini di pipi sebelah kiri, celin hanya bisa memejamkan mata nya.

"Ngomong apa lo barusan?! Hah?!!"

"Gue? Gue cuma ngomong Bukan nya lo yang BITCH?!" ucap ulang celin sambil menekan kata di akhir kalimat nya

"Berani banget lo ya sama gue?!" kesal bianca sambil menjabak rambut celin hingga ada beberapa helai rambut yang rontok

"Gue gak takut sama sekali sama lo!" jawab celin

PLAK

Tamparan ketiga di layangkan kembali oleh bianca hingga berdarah di ujung bibir celin, karena tamparan ini begitu keras dan kencang. Najla dan fika hingga menutup mata nya.

"Liat nanti gue bakal bales lebih dari ini" ancam bianca sambil mendorong tubuh celin hingga tersungkur ke lantai

******

Celin membasuh wajah nya yang berantakan ia meringis ketika membasuh luka yang berada di ujung bibir nya. Rasa nya begitu perih, dan pipi nya juga terasa sangat panas. Di pipi nya tercetak jelas bekas tamparan.

Celin berjalan keluar toilet, ia berjalan memegangi tembok jika ia hampir terjatuh, ia berhenti sejenak di koridor. Celin menghela nafas nya, lalu melanjutkan jalan nya lagi. Tubuh nya sempoyongan membuat tubuh nya hampir terjatuh, ada sebuah tangan yang memegangi pundak nya, mencegah nya untuk tidak jatuh.

Celin menoleh ke samping dan ternyata yang memegangi pundak nya riffa dan vanessa.

"Cel lo kenapa? Muka lo pucet banget" khawatir vanessa

"Kita ke UKS aja ya cel" bujuk riffa

"Gue.. Ga.. Gak papa, gue mau ke kelas aja takut bu syifa nyariin gue nanti" riffa dan vanessa mengangguk mengerti, sebenar nya riffa dan vanessa ingin memaksa celin untuk ke UKS aja, tetapi celin menolak nya.

"Ini pipi lo juga kenapa cel, bibir lo juga kenapa?" tanya riffa

"Emm..anu tadi gu...gue jatuh di toilet" jawab nya terbata-bata

"Gue gak gampang di begoin cel, lo di tampar kan? Sama siapa? Gue bisa bedain mana luka jatuh mana bekas tamparan" ucap vanessa dengan nada yang tinggi

"Gue ben-" sebelum menyelesaikan kalimat nya ada seseorang yang menarik tubuh nya dan menggendong nya ala bridal sytle.

"Eh lo mau kemanain temen gue" teriak riffa dan vanessa

"UKS" jawab naufal

"Pusing fal" keluh celin sambil memegangi kepala nya

"Iya tahan sebentar"

"Pusing fal" ucap nya kembali, sebelum naufal membalas ucapan celin. Mat celin sudah terpejam terlebih dahulu

"Cel buka mata lo! Lo pasti kuat cel" nada suar naufal berubah menjadi sangat khawatir

Akhir nya kedua mata celin tepejam, naufal semakin panik. Ia berlari dengan hati-hati menuju UKS.

Sebenarnya celin sudah tidak tahan dengan rasa pusing nya semenjak vanessa dan riffa mengintrograsi diri nya.

******

Jangan lupa tinggalkan jejak
Vote and comment!

Salam manis
@alyairpa

Lanjut? Comment!
💗


































FallinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang