제 2 휘 ❝ Secret. ❞

2.6K 363 14
                                    

Masih tidak aku percayai, kenyataan bahwa aku berjalan masuk ke dalam studio milik Park Chanyeol.

"Duduklah." Suara seraknya menginterupsiku dari lamunan. Aku mengerjap dan perlahan duduk di kursi yang ia sediakan. Kulihat ia masih berkutat dengan pintu, kurasa ia mengganti password agar tak ada yang masuk tiba-tiba.

Mataku bergerak melihat ke sekeliling ruangan ini, ruangan berwarna abu-abu gelap. Banyak alat musik seperti gitar, keyboard, bass, bahkan aku melihat drum di pojok ruangan. Dia bertalenta, pikirku. Kekurangannya hanya kaki panjangnya.

Sekilas kulihat ia sudah selesai dengan pintunya itu, kakinya yang panjang berlari kecil menghampiriku yang duduk dengan canggung di ruangan ini.

Dengan maksud agar aku tidak kelabakan melihat wajahnya, kucoba menyibukkan diriku dengan menatap apapun yang ada di ruangan ini, pengecualian Park Chanyeol.

"Wendy-ssi ..."

Sial, suaranya yang berat hampir saja membuatku terjatuh, pandangan bertanya kulayangkan pada seniorku ini.

"Kau bisa alat musik kan? Gitar bisa? Aku ingin mendengar suaramu bernyanyi, bolehkah?" Matanya yang sedikit bulat itu menatapku sangat dalam, bibirnya bergerak beraturan dengan bibir bawahnya yang lebih menonjol dibanding bibir atasnya memberi kesan tersendiri olehku. Nadanya terlihat ragu.

Sesaat fantasi nakalku buyar, "Oh- tentu saja, aku akan menunjukannya." Senyumku semata karena tak ingin terlihat canggung saat bibirnya bergerak tersenyum saat kubilang tentu saja.

Ia beranjak mengambil gitar akustiknya, menyerahkannya padaku.

Lagi-lagi sial, tangannya bersentuhan denganku saat tak sengaja memberikan gitar. Fantasi apa ini? Kenapa aku tersipu? Kutepis jauh-jauh fikiran liar ku.

Gitar ini sangat pas saat kuposisikan senyaman mungkin. Tanganku mulai bergerak mencari nada, dan otakku masih berputar lagu apa yang akan kunyayikan. Aku meliriknya, dia sangat fokus dengan tanganku yang bergerak memainkan senar.

Pipiku merona. Mimpi buruk bagiku saat tersipu di depan lelaki yang baru saja ku kenal. Memalukan. Kufokuskan kembali pada gitar yang ada dipangkuanku.

Tak ingin mengulur waktu terlalu lama, bibirku mulai melantunkan lagu. Bukan sengaja, aku menyanyikan Crush milik David Archuleta.

Gerakan tanganku yang cekatan pada gitar, membuat orang di depanku ini tersenyum tipis saat aku meliriknya.

Why do I keep running from the truth?
All i ever think about is you
You got me hypnotized
So mesmerized
And I've just got to know

Kulirik lagi dari sudut bulu mataku, ia sangat serius. Entah kenapa, lidahku seperti kelu untuk menyanyikan bagian chorus, salahkan saja diriku kenapa menyanyikan lagu ini.

Do you ever think
When you're all alone
And that we could be?
Where this thing could go?
Am I crazy or falling in love?
Is it real or just another crush?

Do you catch a breath
When I look at you?
Are you holding back
Like the way you do?

'Cause I'm trying, trying to walk away
But I know this crush ain't going away

Aku mengakhiri dengan petikan lembut gitar miliknya.

Wajahku bersemu, lagu ini benar-benar membuatku hilang akal. Jujur aku tak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Terlebih lagi baru beberapa minggu aku berkenalan. Hal gila baru, ia mengajakku ke studionya. Menatapku dengan lembut sekarang.

Room [ WENYEOL ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang