Kakinya bergerak mundur, mensejajarkan dengan pintu ruangan yang setengah terbuka. Seorang gadis berdiri membelakanginya, menghadap jendela besar yang menampakan hampir seluruh kota Seoul.
Tak perlu memastikan lagi, Donghae berjalan menghampirinya. Ia sepenuhnya yakin. Kakinya melangkah perlahan, dan menepuk pundak gadis itu pelan.
"Wendy?"
Sontak gadis itu menolehkan wajahnya dengan sumringah, sepertinya ia mengira jika yang menepuk pundaknya dan memanggilnya adalah Chanyeol. Seketika wajahnya pias, ini bukan hal yang ia inginkan.
"Lama tidak bertemu, apa kabar?" tanya Donghae dengan senyuman manisnya.
Wendy hanya menatapnya diam, otaknya berhenti bekerja untuk saat ini. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya disaat hal yang tidak terduga seperti ini. Tak pernah sekalipun ia membayangkan akan bertemu lagi dengan lelaki yang pernah menjadi kekasihnya.
Sebisa mungkin Wendy berusaha tenang dan menjawab seadanya, "Baik."
Dan tidak ada niat untuk bertanya kembali, tentu saja.
Donghae tersenyum menanggapi raut wajah Wendy yang gelisah. Hanya menurutnya saja jika gadis di depannya ini terlihat menggemaskan.
"Maafkan aku."
"Apa?"
"Sifatku yang tidak tahu diri dulu, aku hanya masih sangat muda saat itu.."
Wendy menghela nafasnya kasar, ada beberapa hal kenapa ia tidak ingin bertemu dengan seniornya ini. Salah satunya adalah, selalu saja membahas yang sudah berlalu. Ia sudah hafal perangai lelaki yang dulu selalu bersamanya. Masih sama saja.
"Berhenti membicarakannya lagi, aku sudah lupa."
Bohong, Donghae tahu itu. Apa yang ia lakukan dulu tidak akan mudah dilupakannya begitu saja. Wendy hanya terlalu kuat untuk memendamnya.
Mereka sama-sama tidak angkat bicara, hanya berdiri berhadapan dengan canggung. Bergelut dengan isi pikirannya masing-masing.
Yang Wendy inginkan saat ini adalah menghilang, ia benci dengan kebodohan ini. Diam dan tak berani menghindar darinya, hatinya menggumam terlalu berat.
Berbeda dengan Donghae, lelaki itu mulai kehilangan akal sehatnya melihat mata teduh milik Wendy yang terlihat sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Banyak sekali jawaban di otaknya dengan pertanyaan apa yang harus dilakukannya saat ini.
Dengan berbagai opsi ia memilih memajukan kakinya selangkah, dan perlahan ia menarik tangan Wendy dengan lembut. Membawa tubuh mungil Wendy ke dalam dekapannya. Ia sangat merindukannya, persetan dengan tak tahu diri, toh ia juga masih sama di mata Wendy. Lelaki brengsek yang hampir menghancurkan hidupnya.
"Maafkan aku untuk ini, aku benar-benar merindukanmu."
Wendy hanya diam, seluruh anggota tubuhnya tak mampu memberi respon apapun. Semuanya terlalu cepat terjadi, ia tak dapat menghindar dan berakhir terjebak dengan lelaki yang memeluknya ini.
Dengan lembut Donghae mengusap dengan lembut surai puncak kepala Wendy. Apa yang ia lakukan sangat menenangkan gadis di dekapannya, memang tidak ada respon positif dari Wendy. Tapi Donghae tahu Wendy hanya menikmatinya sejenak.
"Bisakah kau membalas perlakuanku saat ini?" kata Donghae pelan, bermaksud untuk tidak memaksanya.
Perlahan tangan Wendy bergerak menepuk punggung Donghae dengan teratur, seperti yang pernah ia lakukan dulu. Anggap saja ini gila, tapi tak ada pilihan lain selain mengiyakan permintaan Donghae dan ini akan segera berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Room [ WENYEOL ] ✔️
FanficChanyeol dan Wendy, pertemuan mereka di dalam ruang latihan. Dimana mereka memulai dan mengakhiri semuanya. Setelah melewati banyak hal yang sangat rumit, dari rumor dating, pengakuan agensi, sampai kisah mereka dengan orang ketiga. Tidak ada roman...