epilog

2.4K 218 35
                                    

"In the white season that seemed to shine brighter that year. It blew in the past that shut the window. Could you understand how I feel as I stay in place, imagining you all day as I wait."

play the multimedia and repeat it.

Park Chanyeol,

Seseorang yang telah merubah detail-detail yang terlewat dalam hidupku. Yang mengajarkan betapa berharganya mimpi untuk terus dicapai, selalu menemaniku dari berbagai momen yang takkan terlupakan, dan sosok yang menerangi jalan monokrom dalam hidupku. Terima kasih sudah menjadi orang yang selalu bersedia untukku, terima kasih karenamu waktu dan jalan yang kita lalui bersama menjadi lebih berwarna, dan terima kasih untuk segala pelajaran hidup yang kau ajarkan tanpa sadar.

Tentu saja kata terima kasihku tidak akan pernah cukup, maka dari itu aku juga harus mengucapkan permintaan maaf untukmu. Maaf atas keegoisanku untuk memilih pergi darimu, dan ketidakmampuanku untuk menjadi sosok yang akan selalu ada disampingmu. Aku meminta maaf untuk semua kesalahan yang kulakukan dengan sengaja ataupun tidak.

Aku harap kau tidak terlalu larut dalam kepergianku. Aku harap kau juga akan mengerti dengan apa yang menjadi keputusanku saat ini. Karena ada banyak sekali hal-hal yang tidak bisa kujelaskan dengan kata-kata.

Tetaplah menjadi Park Chanyeol-ku yang selalu ambisius dan kompetitif dalam hal apapun, termasuk mengejar mimpimu itu. Mulai besok kembalilah tersenyum dan jalani hari-harimu seperti biasanya, atau mungkin seperti saat sebelum kau bertemu denganku. Berjanjilah padaku untuk tetap melanjutkan hidupmu bagaimanapun juga karena aku akan melakukan yang sama.

Dan setelah kita sembuh dari sakit hati yang mulai hari ini akan berakhir, dan setelah kita berdua sama-sama mencapai semua apa yang kita inginkan serta menjadi sosok yang lebih bahagia daripada hari ini,

Geuttae...
Uri dasi mannaja, geurigo modeun goes-eul dasi sijakhae.

( Pada saat itu... Ayo kita bertemu lagi, dan memulai kembali semuanya. )

Son Seungwan.

***

2020 2 21
( February 21st, 2020 )

Pagi itu Chanyeol sudah rapi dengan setelan jasnya yang terlihat casual, rambutnya tertata rapi kebawah menutupi dahinya, dan wajahnya telah siap dengan make-up. Ia berjalan ke arah sofa setelah seorang stylish membenarkan letak jasnya, tangannya meraih mantel musim dingin yang warnanya begitu serasi dengan turtle neck berwarna light-brown yang ia pakai. Sekali lagi ia melihat pantulannya di depan cermin, senyumnya terangkat begitu cerah. Okay, penampilannya sudah lebih dari cukup.

Hari ini adalah comeback showcase dan perilisan albumnya. Tidak ada konsep berlebihan pada album keduanya, ia hanya ingin meminimalis hasil usaha yang dikerjakannya selama hampir dua bulan ini. Ya, ia memang sudah debut solo beberapa bulan yang lalu, tapi sayang karena kekacauan yang ia sebabkan album pertamanya tidak dipromosikan dengan baik. Dan sebagai gantinya, Chanyeol melanjutkan karirinya di Jepang meskipun hanya sekejap saja. Itu sudah berlalu pikirnya, tak perlu diingat lagi tentang kontraknya yang terputus tengah jalan.

Dan kali ini albumnya dengan tulus ia dedikasikan kepada Wendy. Bukan karena Chanyeol masih menyimpan rasa sakitnya, tapi ia bersyukur bisa mencapai di titik ini karena perempuan tersebut.

"Yeol, kau pergilah ke mobil terlebih dahulu. Aku akan menyusul." Managernya itu menepuk pundak Chanyeol dan berlari dengan terburu-buru meninggalkannya, untuk mengurus beberapa hal lagi.

Room [ WENYEOL ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang