제 6 휘 ❝ Leader. ❞

2.1K 314 31
                                    

Dua hal paling gila terjadi di hidup Wendy hari ini. Sama mengejutkannya, tapi ada satu perbedaan, yaitu suasana. Yang pertama ia merasa terpojokkan, dan yang kedua terasa menghangatkan.

Sebenarnya ia tidak ingin merasa terlalu percaya diri, tapi perkataan seniornya terucap dengan jelas. Siapapun yang mendengarkannya pasti tahu. Ya, Chanyeol menyukai Wendy, apakah sebaliknya?

Ia belum yakin sepenuhnya. Wendy memang merasa nyaman di dekatnya tapi dia juga bingung dengan semua isi hatinya saat ini, ia hanya takut untuk memulai. Mungkin benar, sesuatu yang bernama cinta itu butuh waktu. Dan Wendy tahu dia akan menyesuaikan dengan cepat. Dari awal, dia sudah jatuh untuk Chanyeol. Kini Wendy hanya perlu meyakinkan dirinya.

Jam berdetak dengan cepat, kini Chanyeol dan Wendy masih sibuk berbincang. Banyak hal yang mereka bicarakan, dari musik hingga kebiasaan para member di dormnya masing-masing. Suasananya sudah normal, mereka saling tertawa.

Wendy melirik jam tangannya, sudah pukul tiga sore. Ternyata sudah lama mereka menghabiskan waktu disini, perut Wendy pun sudah mulai meronta ingin diisi segera. Tapi dia masih setia mendengarkan lelaki di depannya ini berbicara.

Sadar dengan gelagat aneh Wendy, Chanyeol dapat melihat gadis ini berulang kali melirik jam.

"Sebentar,"

Chanyeol merogoh saku untuk mengambil handphonenya, dan mata bulatnya kembali menaruh atensi pada Wendy, "Kau ingin makan apa?" katanya.

"Ya?" Wendy membulatkan matanya terkejut dengan kemampuan Chanyeol yang bisa membaca pikirannya. "Bagaimana kau tahu aku lapar?" lanjut Wendy masih terheran.

Chanyeol tertawa dan mengacak rambut Wendy pelan, "Tidak perlu tahu, sekarang aku tanya kau mau makan apa?"

"Kalau ayam goreng pedas, bagaimana? Kau suka?" tanya Wendy dan dibalas anggukan kepala oleh Chanyeol.

Tangannya menyentuh layar handphone dengan cepat, ia memesan dengan jasa antar-pesan. Karena akan menimbulkan masalah jika mereka berdua keluar dan dengan santai makan di restoran. Bisa-bisa seluruh Korea Selatan terguncang dengan berita mereka berdua.

Kini wajah serius Chanyeol menarik perhatian Wendy, bibir bagian bawah Chanyeol yang tebal terlihat menggemaskan saat mengerucut serius. Tak disangka bibirnya juga ikut terangkat, tersenyum melihat objek di depannya. Sudah berapa kali Wendy menyadari dan mengagumi betapa tampannya lelaki di depannya ini.

"Sudah, tiga puluh menit lagi." Chanyeol mendongak kan wajahnya dan tersenyum, membuat Wendy sedikit terkejut.

Tapi dengan cepat Wendy memberikan respon positif dengan tersenyum kembali. Bersikap normal, bersikap tidak terlalu mencolok jika ia kini begitu mengagumi lelaki berwajah innocent ini.

Dia belum menemukan celah dalam diri Chanyeol, karena semua yang ia lihat sampai saat ini adalah sesuatu yang mendekati sempurna. Dari wajah hingga bakat-bakat yang dimiliki Chanyeol, kaki panjangnya bahkan tidak menjadi kekurangan saat memikirkan apa yang ada dalam lelaki ini.

Wendy sedikit tersedak air liurnya saat Chanyeol kembali tertawa pelan, sangat tampan.

"Mengagumi ku, Wen?" sergapnya cepat dengan mata berbinar.

Detak jantung Wendy berdetak lebih cepat karena perkataan spontan barusan, lelaki jangkung ini penanggungjawabnya. Seperti biasa, otak Wendy bekerja dengan cepat tapi tubuhnya tercekat. Waspadalah, dia akan mengucapkan sesuatu yang tragis.

"Tidak boleh?"

Boom. Keduanya sama-sama terkejut, Chanyeol mengedipkan matanya berulang kali berusaha menyerap keadaaan. Begitu juga gadis mungil di depannya ini, matanya berkelana melihat ke manapun asal tidak tepat di mata tajam Chanyeol, ia juga mengulum tangannya yang berkeringat.

Room [ WENYEOL ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang