Sudah terlewat satu bulan Chanyeol melakukan pekerjaannya di Jepang, promosi-promosinya masih belum berakhir juga. Itu bukanlah waktu yang sebentar, banyak hal yang dilakukan Wendy selama lelaki itu tidak ada di sisinya, begitu juga dengan Chanyeol. Dan dalam kurun waktu itu, syukurlah jika mereka berdua masih bisa menjaga komunikasi, karena sekarang semuanya sudah serba canggih. Meskipun tidak setiap hari, Chanyeol selalu menyempatkan waktu untuk bertukar kabar dengan Wendy.
Tapi tidak dapat menampik fakta bahwa ada sedikit jarak diantara mereka, jauhnya Jepang-Korea juga membuat hubungan mereka dibatasi oleh tembok yang tercipta begitu saja. Tentu saja mereka sadar, pasti, hanya tidak ingin menyebutkannya karena mereka tahu mungkin suatu saat akan kembali seperti semula. Selama satu bulan ini, Wendy hanya disibukkan dengan latihan dan beberapa kegiatan tambahannya saja. Dia juga lebih sering menemui teman-temannya di luar sana, sesekali dia mengunjungi keluarga Chanyeol hanya untuk bertegur sapa. Meski Chanyeol berada di Jepang sana, apa salahnya mencoba membangun komunikasi lebih dari Ibu Chanyeol, toh beliau tidak keberatan sama sekali.
Wendy tersenyum di depan cermin kamarnya, dengan sedikit merapikan anak rambutnya dia segera meraih tasnya dan keluar. Rencananya hari ini adalah mengambil SIM-nya dan berangkat ke Sokcho dengan menyetir mobil sendiri. Yah, satu bulan ia mendapatkan SIM Koreanya, setelah hampir seminggu menjalankan setiap tes sampai akhirnya ia lolos dan mendapatkannya hari ini. Wajahnya sangat sumringah, ia senang bukan main, karena setelah mendapatkan SIM-nya Wendy ingin pergi ke Sokcho sendiri. Tanpa merepotkan orang lain lagi.
"Halo, Yeol? Bagaimana kabarmu? Masih sibuk, ya?"
"Eoh, kau? Setelah ini aku harus kembali ke studio untuk persiapan lainnya."
"Aku baik, hari ini juga aku akan mendapatkan SIM-ku."
"Baguslah kalau begitu."
Hening, tidak ada percakapan lagi setelah itu. Begini memang selama dua minggu terakhir. Keadaan yang semula hangat di musim semi ini, kini seperti musim gugur yang kehilangan harapan. Suram, dingin, dan tidak menyenangkan. Wendy bahkan kesulitan untuk melanjutkan percakapannya, pikirannya kosong. Terdengar suara helaan nafas di seberang sana, kemudian Chanyeol berdeham.
"Kau sudah makan?"
"Hm.."
"Sebentar lagi kau ada jadwal fansign, kan, kapan?"
"Bulan depan," Jawab Wendy, sungguh ia ingin menangis sekarang. Bukankah harusnya hari ini adalah kebahagiaan untuknya? Dia mendapatkan SIM, dan mendengar suara Chanyeol setelah seminggu tidak mendengar kabar darinya, "Aku ingin mengatakan sesuatu," Lanjut Wendy, dia menarik nafasnya.
"Apa?"
"Aku akan ke Je-"
"Chanyeol Oppa!"
Teriakan itu terdengar sangat jelas, perempuan siapa lagi? Ataukah masih sama? Degupan pada jantung Wendy terasa sangat kuat, ada yang menghantamnya saat ini.
"Eoh?? Seungwan-aa, aku harus pergi sekarang. Nanti akan kutelfon lagi."
Sambungan terputus.
Wendy mengedipkan matanya, seakan tak percaya apa yang terjadi baru saja. Chanyeol tak pernah memutuskan sambungan sepihak, dia selalu menunggu respon darinya terlebih dahulu. Sekarang keadaannya telah berubah, Wendy tak bisa menyalahkan siapapun selain dirinya. Mungkinkah hubungan seperti ini adalah hal normal, hal yang bisa saja terjadi pada hubungan siapa saja. Jika iya, Wendy mencoba untuk menahannya. Dia akan berangkat ke Jepang dalam lima hari, tanpa sepengetahuan Chanyeol.
Dia menginjak pedal gas, mempercepat laju mobilnya pada jalan tol yang lenggang. Setelah mendapatkan SIM tadi, Wendy benar-benar mengendarai mobil sendiri ke Sokcho. Hatinya mungkin terasa tidak tenang, tapi ia mencoba mengontrolnya dan menenangkan pikirannya disana. Sebelum benar-benar ke apartment Chanyeol, ia berhenti di pantai yang dulu pernah dikunjunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Room [ WENYEOL ] ✔️
FanfictionChanyeol dan Wendy, pertemuan mereka di dalam ruang latihan. Dimana mereka memulai dan mengakhiri semuanya. Setelah melewati banyak hal yang sangat rumit, dari rumor dating, pengakuan agensi, sampai kisah mereka dengan orang ketiga. Tidak ada roman...