제 13 휘 ❝ My Answer. ❞

1.7K 259 24
                                    

"Bisa kau pejamkan matamu, Son Seungwan?"

Mata coklatnya terpaku menatapku, karena tak sabaran, perlahan kutarik tengkuknya agar mendekat. Aku kembali menciumnya lembut, kupejamkan mataku agar ia turut. Semerbak wangi cherry memasuki indera penciuman saat bibirnya membalas ciumanku, rasa manis yang terasa membuatku menyunggingkan sebuah senyuman.

Tubuhku semakin condong menutupi tubuh mungilnya, dan tiba-tiba saja cahaya putih dengan cepat berkedip diiringi suara jepretan kamera yang terdengar lirih dan jauh. Wendy segera menjauhkan bibirnya, matanya melebar terkejut. Dapat kurasakan tubuhnya ingin keluar dari kungkunganku. Tapi dengan cepat kutahan agar tak terlihat dari depan.

Tidak ada cahaya blitz lagi, tapi masih terdengar beberapa jepretan kamera. Aku tahu kini sedang dikepung, mereka tidak akan keluar dengan kedipan cahaya dimana-mana dengan berbagai pertanyaan. Mereka hanya memperingatiku jika aku sudah kena dan menuntutku untuk mempersiapkan diri esok hari.

Kulihat Wendy semakin bergetar, "Park Chanyeol.." Bibirnya dengan lirih memanggilku. Aku segera sadar dan meraih masker di dasboard dengan posisi masih menutupinya, segera kupakaikan masker diwajahnya.

"Tidak perlu panik, akan kupastikan hanya ada namaku di pencarian paling atas besok pagi." Kataku meyakinkannya, tanganku bergerak menepuk pelan kedua pipinya.

Tanganku bergerak menurunkan tudung jaket yang ia pakai agar menutupi wajahnya dengan baik. Tidak akan kubiarkan namanya ada bersamaku besok. Kalaupun salah satu artikel menyentil Wendy, kupastikan mereka menghapusnya sebelum wanitaku ini melihatnya. Aku hanya tidak ingin ia menerima komentar buruk dimasa puncak ketenaran grupnya saat ini.

Kuposisikan tubuhku seperti semula di depan kemudi, tanganku bergerak menghidupkan mesin mobil dengan tenang. Tanpa terburu-buru, mobilku bergerak mundur dan keluar parkiran mobil dengan aman. Sejauh ini tidak ada tindakan ekstrim yang berusaha mengikutiku. Setelahnya kulajukan mobilku sedikit kencang dan membawanya ke gedung SM yang menjadi opsi tempat paling aman saat ini.

***

Dari sekian banyak ruangan di gedung ini, aku memilih ruang latihan untuk mengamankan Wendy. Dia duduk di sofa dengan tangan terpaut gelisah, aku sangat tahu ia tidak baik-baik saja saat ini. Banyak sekali ketakutan yang akan kita hadapi berdua, tapi aku berjanji untuk saat ini Wendy tidak akan terlibat skandal apapun. Aku tidak bisa melihatnya begini, dia terlalu rapuh dimataku.

Aku bergerak menghampiri dan berjongkok di hadapannya, tanganku meraih tangannya yang dingin, "Aku sudah menghubungi Suho Hyung dan Irene Noona untuk segera kesini. Kau baik-baik saja, kan?" Kuusap lembut tangannya.

Dia tersenyum dan mengangguk, tangannya membalas genggamanku dan menepuk ibu jariku pelan.

Senyumku terukir tulus untuk menenangkannya, kita semua akan baik-baik saja.

Tak lama, suara pintu terbuka dan deritan langkah tergesa-gesa membuatku menoleh ke arah asal suara. Suho Hyung dengan wajah paniknya menghampiriku diikuti Irene dibelakangnya, raut wajah keduanya benar-benar tak bisa kuartikan dengan jelas. Yang kutahu mereka kacau. Aku segera berdiri untuk menyambutnya.

"Ceritakan apa yang terjadi." Tegas Suho Hyung, kutarik nafasku dan kuhembuskan perlahan. Sudut mataku menangkap Irene yang duduk dan merangkul Wendy, bibirnya mengucapkan kata-kata yang tak dapat kudengar.

"Kita tertangkap paparazzi, tiba-tiba saja sebuah cahaya kamera mengejutkanku dan sudah pasti mereka mengambil gambarku dan Wendy yang sedang ber-" Entah kenapa aku tak bisa melanjutkan perkataanku, Suho Hyung sudah mengerutkan keningnya menunggu kelanjutannya. Kembali nafasku berhembus dengan berat, "Gambarku dan Wendy sedang berciuman."

Room [ WENYEOL ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang