제 9 휘 ❝ Heart. ❞

2K 261 23
                                    

Suara ombak laut menjadi latar musik sebuah adegan dua insan yang sedang berciuman, lebih tepatnya sebuah kecupan yang sedikit bertahan lama. Setelah sekitar lima detik mereka memejamkan mata menikmati lembutnya perasaan masing-masing, Chanyeol perlahan memundurkan wajahnya.

Ia menatap gadis dihadapannya, matanya masih terpejam. Rona di pipi bulat gadis tersebut terlihat sangat jelas hanya di bawah sinar bulan. Sebuah kurva di wajahnya melengkung membentuk sebuah senyuman.

"Son Seungwan." Ini pertama kalinya Chanyeol memanggil dengan nama asli gadis yang lama tinggal di Canada itu.

Sadar dengan apa yang terjadi baru saja, Wendy segera membuka matanya. Badannya berputar kembali menghadap hamparan laut yang luas. Menyembunyikan kegugupannya.

"Son Seungwan.." Panggil Chanyeol sekali lagi.

Gadis itu menolehkan wajahnya dengan lembut, "Aku mengerti. Kuharap kau menungguku sedikit lagi."

Chanyeol membenarkan posisi duduknya, ia menaruh kedua tangannya kebelakang untuk menumpu badannya yang sedikit terlentang. Wajahnya menatap langit malam Sokcho, "Bukan itu."

"Apa?" Tanya Wendy, ia sudah berpaling menatap ombak yang pergi dan kembali di bibir pantai.

"Aku sungguh-sungguh menyukaimu." Kini Chanyeol melihat gadis yang sudah menatapnya dengan wajah yang tak bisa diartikan. Bisa dibayangkan bagaimana kabar hati Wendy disana. Benar-benar berantakan, ia merasa jahat saat ini.

"Kuharap kau terbiasa dengan ini, aku akan sering mengatakannya." Tulus Chanyeol mengatakannya, senyumnya mengembang begitu saja.

"Kau tahu?" Wendy kembali menjatuhkan pandangannya tepat di mata Chanyeol. Melihat senyuman lelaki di depannya ini membuat bibirnya ikut terangkat.

Alis Chanyeol terangkat seolah bertanya apa yang Wendy coba katakan.

"Hatiku tak karuan saat ini. Aku juga merasa bersalah dan disinilah watak antagonisku muncul tanpa kendali, aku menghalangi hatimu, Park Chanyeol." Ucapnya, bibirnya yang semula tersenyum bergerak kebawah. Bersama dengan suara ombak yang menyambar kencang, Wendy menghela nafasnya. Ia merasa dirinya jahat, memberi harapan untuk Chanyeol tetapi tak kunjung memberinya kepastian.

Kekehan Chanyeol terdengar merdu, semuanya tiba-tiba sunyi dan hanya ada suara tawa khas Chanyeol yang masuk ke telinga Wendy. 

"Waktumu tak terbatas, berhentilah merasa bersalah. Begini saja aku sudah bersyukur, Seungwan-aa." Tangan Chanyeol beralih menepuk pucuk kepala Wendy pelan setelah ia bersihkan dari pasir pantai, tentu saja.

Sudah kedua kalinya Wendy menghela nafas. Karena tak ingin merusak suasana, ia tersenyum tipis.

"Bolehkah aku berbaring dipahamu?" Tanya Wendy sambil menunjuk kaki Chanyeol yang berselonjor.

Chanyeol kembali tertawa pelan, membuat Wendy ikut tertawa. Semburat merah di pipi nya menandakan bahwa ia sangat malu telah bertanya hal konyol seperti itu.

"Tentu saja. Sini." Chanyeol menepuk pahanya, dan kembali menumpu badannya yang sedikit condong ke belakang dengan satu tangan. 

Wendy menjatuhkan kepalanya ke paha Chanyeol, berbaring dengan nyaman sambil menatap bintang-bintang di atas sana. Tiba-tiba ia merasakan tangan Chanyeol mengusap pelan rambutnya, membuat bibirnya melengkung manis. Perlahan ia memejamkan mata menikmatinya.

"Panggil aku Seungwan mulai hari ini." Kata Wendy dengan mata masih terpejam.

"Dengan senang hati."

Chanyeol mengukir senyuman di wajahnya, dan tangannya masih setia mengusap lembut surai Wendy. Kemudian tangan yang ia gunakan untuk bertumpu di bersihkannya dan beralih menggengam tangan mungil milik Wendy, "Kau mengantuk?" 

Room [ WENYEOL ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang