Detik demi detik terlewat semakin membuat dua orang yang menunggu momentum sering terjadi ini panik bukan main. Suara bising di luar sana membuat pikiran mereka berdua kosong.
Chanyeol melirik jam tangan nya, "Wan, sepuluh menit lagi. Kita harus keluar, kau bisa menghadapinya?"
Semula tangan mungil itu menggengam baju di bagian pinggang Chanyeol yang menjadi kebiasannya, kini tangannya bergerak mengibas rambutnya kebelakang. Bulir keringat mengalir di lehernya yang putih bersih itu.
"Kurasa.. Okay, sebentar.."
Ia mengangkat rambutnya sedikit keatas dan menggulungnya tanpa ikat rambut, karena panjangnya rambut yang ia punya jadi tidak perlu kerepotan. Dengan beralasan riasan rambutnya belum rapi, mereka harap bisa cepat menghindar dari pertanyaan-pertanyaan orang di luar sana.
Chanyeol berjalan terlebih dahulu diikuti Wendy dibelakangnya, knop pintu ia buka dengan paksa dan detik berikutnya ia memutar kuncinya. Degupan jantung mereka berdetak sangat cepat, entah siapa yang harus mereka hadapi sebentar lagi.
"Eoh! Chanyeol-aa, Seungwan-aa? Kalian berdua ada di dalam?? Sejak kapan?"
Leeteuk yang sedang bersandar pada dinding di sebelah pintu terkejut saat Chanyeol dan Wendy tiba-tiba muncul dari ruangan tersebut. Alasan dia berdiri disana sedang menunggu kunci untuk membukanya. Kebetulan yang entah baik atau buruk.
Tiga orang yang kini bingung itu sedang bertatapan satu sama lain, keduanya tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Leeteuk.
"Hyung, kami harus pergi dulu. Seungwan dan aku akan tampil sebentar lagi."
Chanyeol berkata dengan cepat dan membungkukkan badannya. Dengan diikuti Wendy, ia berlari kecil menghindari Leeteuk yang masih dengan tanda tanya di kepalanya. Ia melongok ke dalam ruangan, tidak ada siapa-siapa disana. Sekali lagi Leeteuk memastikan dua orang yang berlari menghindarinya itu adalah Chanyeol dan Wendy.
Dua orang yang mempunyai tinggi badan berbeda jauh itu benar-benar mereka. Leeteuk tak salah mengenali.
Satu tepukan kecil di bahu mengejutkannya, "Hyung, sudah terbuka? Bagaimana bisa?"
"Eoh. Chanyeol dan Seungwan baru saja keluar dari sana."
"Seungwan? Wendy!?"
***
Riuh sorak-sorai penonton menggila saat Chanyeol naik ke atas panggung dengan suara husky miliknya. Sedikit smirk yang tak tahu apa maksudnya membuat seluruh isi venue menjerit karena betapa tampannya manusia jakung ini.
Wendy yang berdiri jauh disana melihat sedikit layar dari sudut matanya. Penampilan Chanyeol yang membuatnya kehilangan fokus, rambut berwarna unicorn dan jam tangan mahalnya itu sangat menarik. Ia tersenyum diam-diam sebelum menyembunyikannya lagi.
Lagu memasuki bait ke dua, mereka berjalan mengarah satu sama lain membuat keduanya tersipu. Tidak, mereka tidak boleh terlalu jelas. Wendy berhenti tepat satu meter di samping Chanyeol, bernyanyi dan berusaha fokus sampai mata mereka bertemu.
Kaki Chanyeol bergerak sedikit mendekat ke arah Wendy. Degup jantung mereka teredam suara bising penonton, untungnya.
Setelah lagu berakhir, Chanyeol bergegas untuk turun panggung dengan santai, tapi sepertinya otak dan tubuhnya tak sejalan. Ia memelankan jalannya sebelum melangkahkan kakinya untuk turun ke tangga. Wendy sudah berjalan di sebelahnya.
"Jalhaesseo." Ia berbisik pelan. Sambil sedikit membungkukkan badannya serta menepukkan tangannya tanda ia puas dengan penampilan barusan.
Wendy yang sedikit terkejut spontan membungkuk kan badannya juga dan membalas ucapan terima kasih dengan sangat pelan. Dengan sedikit senyuman canggung mereka berdua bergegas turun ke panggung. Chanyeol masih tak dapat menyembunyikan senyumnya, bahkan setelah ia terduduk di dalam ruang tunggu dimana member EXO berkumpul untuk penampilan berikutnya, senyumnya masih mengembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Room [ WENYEOL ] ✔️
Fiksi PenggemarChanyeol dan Wendy, pertemuan mereka di dalam ruang latihan. Dimana mereka memulai dan mengakhiri semuanya. Setelah melewati banyak hal yang sangat rumit, dari rumor dating, pengakuan agensi, sampai kisah mereka dengan orang ketiga. Tidak ada roman...