40 - Membebaskan Dari Guna-Guna

293 22 2
                                    

Di rumah keluarga Iqbal pukul 16:00

Kaori dan Icha memutuskan berkumpul di rumah Nay saja karena mereka tahu Nay pasti butuh teman saat ini namun, sudah seharian Nay hanya diam saja membuat Icha dan Kaori tentu saja cemas.

Iqbal dan Anna baru saja pulang dari perjalanan bisnis mereka beberapa hari lalu dan melihat Nay yang hanya melamun saja duduk di meja makan tanpa menyentuh makanan sama sekali.

"Hai sayang," sapa Anna mencium pipi Nay.

Nay tersenyum tipis sambil mengaduk-aduk makanannya.

"Eh iya kok cuma Icha sama Kaori aja? Yang lain mana?" tanya Anna bingung.

"Yang lain sibuk Ma," sahut Kaori tersenyum tak enak.

"Adik-adik kamu mana, Nay?" tanya Anna.

"Oh itu Ma, tadi Dhini izin kerkel di rumah temennya trus Shasa ekskull sampe jam 6 katanya," sahut Icha cepat karena Nay hanya melamun saja.

"Ini anak ditanyain malah ngelamun gak jelas," Anna sedikit mencubit lengan Nay.

Nay menghela napas sambil mengaduk-aduk makanannya.

"Cha, Nay kenapa?" tanya Anna.

Icha tersenyum tipis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Nay, gak enak badan tapi, Icha paksa makan makanya Icha sama Kaori jagain disini hehe, iya kan Ri?" Icha menyenggol Kaori.

Kaori mengangguk cepat. "Iya Ma. Nay itu gak enak badan trus kita jagain biar dia makan,"

"Kalian pulang aja, gue mau istirahat!" Nay beranjak dari meja makan kemudian berjalan menuju kamarnya.

"Ini anak ada sahabatnya bukannya ditemenin," Anna geleng-geleng kepala.

Icha dan Kaori juga beranjak dari kursi. "Eum, kita juga mau pulang kok Ma, udah sore juga hehe... Lagian Mama Anna sama Papa Iqbal kan udah pulang jadi kita bisa pulang hehe," ucap Icha.

"Cepet banget kalian, yaudah deh kalian hati-hati ya," keluh Anna menyayangkan.

"Iya Ma, kita berdua pamit pulang dulu." pamit Icha menyalami Anna.

"Kaori pamit, Ma!" tambah Kaori juga menyalami Anna.

"Hati-hati jangan ngebut bawa mobilnya," pesan Anna.

"Iya Ma," sahut Icha dan Kaori sambil setengah berlari keluar dari rumah keluarga Iqbal.

🎀

Nay masih tidak percaya bahwa tadi pagi Angga memutuskannya dan kemudian langsung menggandeng perempuan lain yakni, Angela.

Selama ini Nay tahu persis perasaan Angga padanya, Angga tidak pernah menggubris perempuan manapun, Angga tidak pernah perhatian pada perempuan manapun atau Angga tidak pernah menumpangkan perempuan manapun kecuali Nay saja, walaupun ada Icha bahkan Angga tidak mengizinkan Icha masuk ke dalam mobilnya lantas mengapa sekarang Angga berbeda pikir Nay.

"Sayang, kamu kenapa sih?" tanya Iqbal berdiri di samping Nay.

Nay menghela napas. "Gak papa Pa,"

"Kamu ada masalah sama Angga?" tanya Iqbal memperhatikan anak sulungnya yang lesu.

Nay menggeleng samar. Nay tidak mungkin memberitahu bahwa tadi pagi Angga memutuskannya tanpa alasan yang jelas.

"Nay, kamu itu anak Papa jelas Papa tahu kalau kamu itu lagi ada masalah, cerita dong sama Papa, apa Angga menyakiti kamu atau melakukan hal yang buruk?" tanya Iqbal mendesak.

Nay menggeleng. "Gak sama sekali Pa,"

"Atau Papa telpon Angga?" tanya Iqbal mendesak Nay.

"Gak usah Pa, Nay baik-baik aja kok." tolak Nay.

ShutterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang