54 - Membeku

293 14 0
                                    

Satu minggu kemudian...

Di ruang senat kampus Andromeda pukul 14:00

Setelah mendengar keluh-kesah kedua sahabat perempuan mereka akhirnya setelah rapat geng yang alot akhirnya Asbi sang ketua geng memutuskan untuk membantu sosok perempuan yang sudah satu minggu ini terus mengikuti Icha dan Nay, mau tak mau semua harus setuju daripada 'sosok perempuan' yang entah siapa itu terus saja mengganggu Icha dan Nay pikir Asbi.

"Jadi, deal ya?" tanya Asbi final.

Semua mengangguk setuju walaupun memang nampak terpaksa tapi, mau bagaimana lagi daripada Icha dan Nay terus saja dihantui oleh 'sosok perempuan' tidak jelas itu.

"So, darimana kita mulai?" tanya Angga.

Semua menggeleng karena memang tidak ada petunjuk apapun untuk melakukan pencarian selain kertas bertuliskan 'Tolong, temukan aku!' membuat semua bingung.

"Mau gak mau panggil paksa kayak waktu di hotel loe itu Nga," usul Al.

"Panggil paksa arwah itu berbahaya," peringat Leo.

"Lalu apa?" tanya Gema mengangkat kedua bahunya.

"Kertas nya masih ada kan?" tanya Al.

Angga mengangguk. "Seminggu yang lalu emang gue buang ke tong sampah tapi, gue ambil lagi karena gue penasaran siapa RSA itu? Apakah mahasiswa sini atau gimana?"

"Kayaknya sih bukan, gue pernah ngeliat sosoknya walaupun gak jelas." Al menggeleng.

Icha teringat ucapan adik tirinya itu. "Kayaknya sih tante-tante deh, soalnya Dhebran adik tiri gue bilang ada tante cantik di kamar gue,"

"Gue udah seminggu numpang di kamar ortu sampe gue di omelin, abisnya gue takut ke kamar gue itu dingin banget kayak es di kutub... Iihhhh merinding tahu gak!" Nay bergidik ngeri.

"Jangan-jangan tante loe kali Cha," duga Raffa asal.

"Kalo ngomong jangan asal!" kesal Icha.

"Atau tante loe Nay," duga Raffa lagi.

"Tante gue masih idup semua," ketus Nay.

"Kan yang dihantuin Icha sama Nay pasti ada hubungannya dong," tebak Raffa.

Gema dan Asbi saling pandang mereka justru berpikiran lain, apalagi ditambah mereka belum menemukan kabar terkait hilangnya 'aunty Shella' membuat keduanya memucat.

"Eh iya Gem, by the way anyway busway nih, si blonde sepupu loe udah seminggu kagak masuk napa dia?" tanya Raffa menepuk bahu Gema.

"Oh Kaori sakit," sahut Gema.

"Sakit apaan Gem? Kok gak kasi tahu kita sih biar dikata Kaori nyebelin gitu dia kan temen kita juga," tanya Leo.

"Temen apa temen?" ledek Icha.

"Temen lah, kan saudara Gema saudara kita juga," sahut Leo.

"Preeeeeeeetttt," ledek semuanya tertawa.

"Yaudah gimana kalo kita jengukin Kaori dulu," usul Asbi.

"Emang Kaori sakit apaan sih Gem?" tanya Icha agak sebal.

"Sakit hati lah, Cha!" Raffa tertawa.

"Di rumah sakit Widharma kan, Gem?" tanya Asbi.

Gema mengangguk.

Icha teringat obat Kaori ada di dalam tasnya namun, hilang entah kemana. "Apa Kaori sakit gara-gara kehilangan obatnya ya? Duh, jadi ngerasa bersalah nih gue udah ngilangin obat Kaori tapi, Kaori minum obat apaan ya?" gumam Icha dalam hatinya.

ShutterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang