28 - Dokter Fernando

310 16 0
                                    

Kondisi Nay, Icha dan Kaori masih dalam keadaan tidak sadarkan diri membuat Anna dan Iqbal - orang tua Nay serta Shelly - orang tua Icha benar-benar khawatir pada keadaan anak mereka.

Asbi dan Angga tentu saja merasa paling bersalah karena teledor menjaga keduanya, keduanya sudah frustasi mengamuk tidak jelas pada arwah Danang yang mencelakai tunangan mereka itu.

"Kenapa bisa begini sih kejadiannya, Angga?" tanya Anna menangis.

Angga menunduk. "Maaf Ma, Angga teledor jagain Nay."

"Pokoknya cukup ya, Mama gak mau lagi Nay terlibat misi kalian semua mengungkap kasus pembunuhan-pembunuhan itu! Ini terakhir kalinya!" tegas Anna final.

"Mama Anna," panggil Asbi memelas. "Maaf Ma, tapi, Asbi dan yang lain butuh bantuan Nay. Asbi janji akan lebih ekstra lagi jagain Nay." Asbi berlutut.

"Saya setuju dengan Anna, Icha juga tidak saya izinkan dalam misi kamu, Asbi! Apalagi Icha itu tunangan kamu seharusnya kamu menjaga dia," ucap Shelly benar-benar kecewa pada Asbi.

"Maaf Ma, Asbi emang teledor jagain Icha. Asbi janji kejadian ini gak akan terulang lagi. Asbi janji Ma," Asbi menunduk berlutut di hadapan Anna dan Shelly orang tua Nay dan Icha.

"Bangun," Iqbal membantu Asbi berdiri.

"Papa Iqbal maafiin Asbi, Pa. Asbi teledor jagain Nay. Maaf," lirih Asbi merasa bersalah.

Leo dan Raffa hanya memandang Asbi dan Angga sahabat mereka yang tengah berbicara serius pada orang tua Nay dan Icha, kini mereka paham betapa beratnya tanggung jawab sebagai ketua geng seperti Asbi, jika ada hal seperti ini Asbi lah yang siap bertanggung jawab diamuk oleh orang tua Nay dan Icha.

"Kita bantuin Asbi dan Angga dong, kasian mereka. Mereka itu gak salah. Kita juga salah gak jagain Nay dan Icha," Leo merasa iba dengan Asbi dan Angga rasanya tidak adil jika hanya Asbi dan Angga yang dimarahi orang tua Nay dan Icha seharusnya ini menjadi masalah bersama.

Gema menggeleng. "Asbi dan Angga udah nyuruh kita tunggu disini ya, berarti kita tunggu disini kan?"

"Masalahnya orang tua Icha dan Nay gak bakal percaya apa yang terjadi sebenarnya," Al memijit kepalanya yang pusing.

"Ya, mau gimana lagi. Kita jujur aja kalau Nay dan Icha dilempar arwah Danang ke perabotan kaca, bukan jatuh dari tangga," Raffa lelah berbohong kejadian yang sebenarnya.

Asbi dan Angga kompak mengatakan Nay dan Icha jatuh dari tangga saat kejadian menangkap Rega yang akan kabur dari polisi sehingga yang lain pun hanya mengikuti alur Asbi dan Angga.

"Gak gak! Makin runyam kalau kita jujur. Gak masuk logika tahu gak? Tiba-tiba kita cerita ada arwah melempar Nay dan Icha ke perabotan kaca," Gema menggeleng tegas.

"Untung Kaori gak punya orang tua jadi kita aman cuma tinggal urusan orang tua Nay dan Icha nih, belibet," ucap Raffa.

"Kaori emang gak punya orang tua tapi, sebentar lagi orang tua gue bakalan dateng. Gue bisa di penggal karena gak bisa jagain Kaori," kesal Gema.

Arkan orang tua Asbi pun turut meminta maaf pada orang tua Nay dan Icha atas kejadian ini, bahkan memohon agar Nay dan Icha kembali diikutkan dalam misi sampai tuntas dan Arkan akan memperketat penjagaan Nay dan Icha ketika keduanya sudah sembuh nanti.

"Bal, aku mohon sekali. Jangan cabut izinmu. Asbi anakku butuh Nay dalam misinya, Nay itu punya otak yang cerdik yang bisa membantu Asbi menuntaskan masalah di kampus Andromeda." mohon Arkan.

"Maaf Arkan, kali ini saya tidak bisa mengizinkan Nay putri saya ikut di dalam misi anak anda. Sudah cukup saya melihat banyaknya kejanggalan sejak putri saya ikut dalam misi anak anda, waktu itu saya masih diam karena Nay tidak mengalami hal serius. Dan kali ini, Nay sampai tidak sadarkan diri seperti ini Arkan, Ayah mana yang tega melihat putri nya menderita... Saya trauma Nay koma beberapa tahun lalu dan saya tidak ingin kejadian itu terulang lagi," Iqbal berkaca-kaca.

ShutterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang