"Hai, udah mau mulai?" Yudhis menyerahkan segelas green tea hangat pada Amanda.
"Mba, stand by ya. Bentar lagi masuk," seorang kru Ina-TV memberi aba-aba pada gadis itu.
Amanda membalasnya dengan anggukan, kemudian menoleh untuk berbicara dengan Yudhis, "Thanks banget ya. Aku masuk dulu,"
Yudhis mengiyakan dan berjalan keluar dari ruangan tempat Amanda sedari tadi menunggu sebelum memulai tapping segmennya.
"Ehem," tegur Wisnu yang sudah berada di depan pintu.
"Woi, apa kabar?" sapa Yudhis seakan dirinya tidak melakukan kesalahan.
"Berasa jadi tempat reuni nih set gue,"
Yudhis tertawa, "Iya maaf. Barusan cuma nganter teh biar semangat,"
"Teh mah di sini juga ada," cibir Wisnu.
"Tapi bukan dari gue," Yudhis tertawa lagi.
"Terserah deh," Wisnu berdecak, "Yah, gue sih ngga marah lo ke sini. Tapi kalo lo keluar masuk seenaknya, ntar orang lain juga bisa kayak gitu,"
"Iya sorry. Lain kali gue ijin dulu deh,"
Wisnu hanya bisa mengiyakan. Beberapa waktu yang lalu juga dirinya meminta bantuan Yudhis untuk datang kemari. Tapi waktu itu ia memintanya setelah tapping Amanda selesai.
"Oh, iya. Gue mau ngajak Amanda keluar nih weekend ini. Kira-kira mau ngga ya?"
Yudhis terdiam. Ia lupa bahwa Wisnu juga menyukai Amanda. Dengan keadaannya dan Amanda sekarang, Yudhis yakin jika Amanda juga tidak akan dengan mudah membuka hati pada Wisnu. Namun tetap saja ada rasa tidak nyaman dalam hatinya saat Wisnu mengatakan akan mengajak Amanda keluar. Perasaan yang sama seperti saat ia melihat kedekatan Amanda dengan Oka dulu, kembali muncul.
"Ngga tahu. Emang lo udah deket sama dia?"
"Yah, cuma mau nyoba aja sih. Tahu sendiri kan gue cuma bisa ketemu dia di sini. Kalo gini mulu, kapan deketnya coba?"
Yudhis tersenyum di dalam hati. Paling tidak, ia tahu jika hubungan keduanya memang akan tetap berjalan di tempat. Mungkin dirinya bisa mengajak Amanda keluar juga akhir minggu ini. Gadis itu pasti akan lebih memilih dirinya dibanding Wisnu.
"Ya terserah sih. Gue pergi dulu ya," laki-laki itu tidak ingin melanjutkan obrolan dengan Wisnu.
Obrolan itu, jika dilanjutkan hanya akan membuatnya dibakar rasa cemburu. Bisa jadi justru menyulut emosinya. Lebih baik Yudhis memikirkan saja sebaiknya akhir minggu ini ia akan mengajak Amanda pergi kemana supaya gadis itu tidak pergi dengan Wisnu.
❀~ ☘ ~ ❀
Yudhis mengecek ponselnya. Amanda sudah pulang satu jam yang lalu karena tapping hari ini berjalan lancar. Dirinya sendiri baru saja menyelesaikan pekerjaaannya, dan ini sudah lewat setengah jam dari jam lima sore.
Yudhis mengambil tas laptopnya dan beranjak pulang. Saat dirinya baru saja akan memasukkan sidik jarinya ke alat absensi, dirinya melihat Lala sedang duduk menunggunya di depan front office.
Laki-laki itu mengernyitkan dahi. Sejak tadi Lala menunggunya di sini tapi tidak memberi tahunya?
"La, kok di sini?"
Gadis yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya itu menoleh, kemudian tersenyum melihat kekasihnya, "Hai, kerjaan aku udah selesai nih. Aku pulang sama kamu ya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dazzling Memory
RomanceSeberapa lama Kau bisa bertahan ketika Kau menyukai seseorang? Apakah sehari? Seminggu? Setahun? Sepuluh tahun? Apakah menyukai seseorang begitu sulit sehingga Kau harus menyerah, atau justru begitu menyenangkan hingga Kau tidak dapat berhenti? Apak...