11

13 7 0
                                    


Februari 2018

Hari menjelang siang. Yudhis duduk di belakang kemudi pada sebuah mobil yang terparkir di sebuah kompleks perumahan. Pandangannya mengarah pada salah satu rumah yang tampak sama dengan rumah lainnya. Dirinya sudah berada di sana dan memandangi rumah itu sejak hampir tiga puluh menit yang lalu.

Yudhis menganggap dirinya gila. Setelah makan siang minggu lalu, Wisnu memberi tahunya bahwa Amanda bersedia diajak keluar lagi oleh Wisnu. Saat itu Yudhis merasa cemburu. Ia tidak rela Wisnu memiliki kesempatan untuk lebih dekat dengan gadis itu. Namun setelah menghabiskan sisa hari itu dengan kekasihnya, pikiran Yudhis justru berubah. Mungkin ini saatnya ia melupakan masa lalu dan membiarkan Amanda pergi dengan orang lain.

Yudhis bertekad untuk menghindari Amanda dan akan membantu Wisnu mendekati mantan adik kelasnya itu. Saat Amanda tapping kemarin pun Yudhis memilih untuk tidak menemuinya. Selain tidak memiliki alasan untuk bertemu, Yudhis juga tidak ingin ada perasaan yang muncul lagi terhadap gadis itu.

Namun pagi ini, segalanya seakan-akan berubah. Hari ini, saat sedang menyesap kopinya sendirian, satu hal yang ingin dilakukannya hanya menemui Amanda. Entah datang dari mana rasa rindu yang menderanya sejak pagi.

Yudhis ingin mengalihkan pikirannya pada Lala, namun gadis itu sedang pergi ke luar kota untuk liputan akhir pekan. Yudhis ingin pergi ke tempat Dimas, namun laki-laki itu berkata ia harus menemui seseorang hingga siang. Akhirnya, Yudhis justru pergi memasuki kompleks perumahan tempat Amanda tinggal. Bingung dengan apa yang akan dilakukannya, laki-laki itu akhirnya hanya memarkir mobilnya tak jauh dari rumah kontrakan Amanda dan menunggu di sana. Entah menunggu apa.

Saat Yudhis sedang merenung, sebuah motor yang dikenalnya sebagai ojeg online berhenti di depan rumah itu. Sesaat kemudian Amanda keluar dan pergi bersama ojeg yang dipesannya. Yudhis buru-buru menghidupkan mesin mobil dan mengikuti arah kepergian Amanda. Mungkin semesta sedang mendukungnya untuk menemui gadis itu.

Amanda ternyata pergi ke sebuah supermarket tak jauh dari perumahannya. Yudhis dengan cepat mencari tempat parkir. Beruntung ini belum memasuki jam sebelas siang, sehingga masih banyak lahan parkir untuk ditempati.

Yudhis berlari memasuki gedung supermarket, takut kehilangan jejak Amanda. Ia menelusur ke lorong-lorong diantara rak tinggi yang memajang aneka produk, namun Amanda tidak juga dilihatnya. Yudhis kemudian pergi ke bagian makanan segar. Benar saja, gadis itu sedang memilih-milih ikan dan udang segar di sana.

Yudhis mengambil asal makanan kemasan berukuran cukup besar yang ada di dekatnya. Dilihatnya tulisan yang tertera di sana. Granola instan. Laki-laki itu tersenyum, mungkin ini saat yang tepat untuk memulai sebuah obrolan.

Amanda menerima sekantung udang dari pegawai supermarket yang baru saja selesai menimbangnya. Gadis itu kemudian menaruh udang itu di keranjang belanja supermarket yang ia bawa. Tepat saat dirinya akan mulai berjalan lagi untuk membeli kebutuhan yang lain, Amanda menyadari ada sosok Yudhis tepat di sebelahnya. Laki-laki itu tersenyum seakan sudah berdiri di sana sejak tadi.

"Kak Yudhis?" sapa Amanda bingung melihat Yudhis berada di supermarket yang sama dengannya.

Dilihat dari sisi mana pun, adalah sesuatu yang janggal sampai laki-laki itu berada di sini. Apartemennya cukup jauh dari daerah ini, tidak mungkin Yudhis jauh-jauh kemari jika hanya ingin belanja di supermarket.

"Hai. Ketemu lagi nih," ucap Yudhis seakan tidak ada apa-apa, "Lagi belanja?"

Amanda memandang keranjang belanjanya, "Iya. Aku janji sama temen mau masakin dia tom yum, jadi ke sini buat beli seafood. Kakak sendiri belanja juga?"

Dazzling MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang