25

17 4 0
                                    



"Amanda," Wisnu berlari tergesa-gesa mengejar Amanda yang sudah berada di luar set tapping mereka.

"Oh, Wisnu. Ada apa?"

Laki-laki itu bergerak kikuk, "Maaf. Udah mau pulang ya?" tanyanya basa-basi.

Amanda tersenyum kecil, ia baru saja akan pulang bersama Yudhis hari ini karena tapping segmennya selesai lebih dari jam lima sore.

"Minggu depan anak-anak mau makan-makan di luar buat ngerayain satu tahun program. Kamu bisa ikut?"

"Hari apa ya?"

"Kemungkinan makan malam sehabis tapping minggu depan selesai sih. Kita bakalan mulai tapping lebih awal biar selesainya ngga kesorean.

"Ada konsultan lain yang ikut?"

"Ng..." Wisnu terlihat ragu, "Baru mau dihubungi sih, jadi belum tahu siapa aja yang bisa dateng,"

Amanda mengingat kebanyakan konsultan saat awal pogram ini berjalan adalah dokter. Sepertinya agak sulit untuk mengundang mereka.

"Saya belum tahu bisa apa ngga, saya kabari minggu depan aja ya," Amanda berusaha tidak memberi harapan pada Wisnu.

Laki-laki di hadapannya terlihat kecewa. Nampaknya ia bukannya mau mengundang konsultan programnya untuk ikut, tapi memang berniat mengundang Amanda.

"Yah, kalau bisa ikut aja. Biar kru sama konsultannya bisa tambah akrab,"

"Halah, modus," Yudhis yang baru datang, melontarkan ucapan untuk Wisnu.

Amanda dan Wisnu menoleh bersamaan. Wisnu mencebik karena Yudhis bukannya membantunya, tapi malah membuatnya kelihatan terpergok sedang mengajak Amanda kencan.

"Ini acara yang dibikin anak-anak program. Gue cuma ngasih tahu Amanda doank," elaknya.

Amanda lagi-lagi hanya tersenyum. Tidak ingin memberi jawaban.

"Mau ngasih tahu apa memang niat ngajak? Acara sama kru kok Amanda juga ikut? Memangnya dia ngga bakalan canggung di sana?" Yudhis menaikkan satu alisnya dan mengucapkan pertanyaannya dengan nada menyelidik.

"Kita juga bakalan ngundang konsultan lain. Ntar kan semuanya bisa saling ngobrol, bisa nambah kenalan," Wisnu masih berusaha meyakinkan.

"Ya udah, nanti saya dikabari lagi aja," Amanda menengahi.

"Pulang yuk," Yudhis langsung mengambil kesempatan ketika ia melihat Amanda juga tidak ingin melanjutkan percakapannya dengan Wisnu.

"Lo sengaja kesini buat pulang bareng Amanda?" tanya Wisnu pada Yudhis.

"Ya iya lah. Buat apa lagi?"

Wisnu mengernyit heran. Sepertinya Yudhis sering sekali datang menemui Amanda di sini. Apa setelah Wisnu meminta Yudhis pulang bersama Amanda waktu itu, mereka jadi sering pulang bersama begini?

"Udah ah, gue duluan ya," Yudhis mengangkat tangannya sepintas pada Wisnu, kemudian mendorong lembut punggung Amanda supaya ikut pulang dengannya.

"Saya duluan Mas Wisnu," ucap Amanda sebelum dirinya pergi meninggalkan Wisnu.

Laki-laki itu hanya bisa menghela nafas. Sepertinya dulu ia pernah meminta tolong Yudhis untuk mendekatkan dirinya dengan Amanda, tapi yang ia lihat Yudhis tidak pernah berniat melakukan itu untuknya.

"Iya, lama ngga lihat Mba Lala bareng sama Mas Yudhis. Tapi kelihatannya Mas Yudhis sering nyamperin Mba Amanda kesini ngga sih?"

"Udah putus kali sama Mba Lala,"

Dazzling MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang