S A T U

196K 3.3K 27
                                    

Gabriel Alexander Louis, kerap disapa Gabe, saat ini tengah sibuk dengan berbagai macam berkas yang terpampang di atas meja nya. Ya, ia harus meneliti seluruh nya sekaligus menandatangani. Mungkin hari ini adalah hari yang melelahkan bagi nya. Tetapi tidak masalah, toh juga ini merupakan tugas nya. Tidak terlalu sulit, tetapi cukup melelahkan.

"Natalia, tolong kau kirimkan kembali ke perusahaan yang akan bekerja sama dengan kita nanti. Aku sudah menandatangani nya." ujar Gabe seraya menyerahkan berkas tersebut.

Natalia, yang saat ini menyandang sebagai seorang sekretaris sekaligus sepupu dari Gabe hanya bisa mengangguk seraya mengambil berkas itu. Ia pun segera pergi meninggalkan ruangan Gabe.

"Mungkin aku akan menyelesaikan nanti. Lagi pula hanya menandatangani nya saja." gumam Gabe seorang diri.

Gabe lantas melirik arloji nya. Saat ini adalah waktu yang pas untuk menikmati makan siang. Dan Gabe sendiri tengah bersiap-siap untuk itu. Tetapi, tiba-tiba saja seorang wanita berambut pirang memasuki ruangan nya. Rina Louis, istri dari seorang CEO Louis Company. Ia mengukir seulas senyuman manis nya kepada sang suami.

"Sayang, ayo kita makan siang. Kebetulan sekali, aku baru saja menyelesaikan ritual ku di salon." ajak Rina seraya memeluk Gabe dari arah depan.

Gabe hanya bisa tersenyum saja menanggapi nya. Hubungan nya dengan sang istri bisa dibilang baik-baik saja. Gabe tetap meminta jatah milik nya seperti seorang suami di luar sana dan Rina pun selalu menyanggupi nya. Ya, walaupun terkadang Gabe merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan oleh Rina untuk nya. Sejauh ini, ia belum pernah menyentuh wanita lain selain istri nya itu. Memang, saat belum resmi menjadi seorang suami, Gabe selalu saja menyewa wanita club di saat-saat tertentu. Tetapi saat ini ia memilih untuk tidak melakukan nya.

"Baiklah, ayo." jawab Gabe kemudian. Mereka pun berjalan pergi meninggalkan ruangan milik Gabe.

Saat mereka telah sampai di depan meja sang resepsionis, Gabe merasa heran. Ya, mengapa seorang satpam yang bertugas menjadi seorang resepsionis?

"Tunggu sebentar." ujar Gabe kepada Rina. Ia pun segera berjalan menuju meja resepsionis tersebut.

Sang satpam melihat Gabe yang saat ini tengah berdiri di hadapan nya, seketika tersenyum ramah. "Selamat siang, Tuan Gabriel. Ada yang bisa saya bantu?"

"Dimana resepsionis kita?" tanya Gabe to the point.

Sang satpam lantas menggaruk tengkuk nya yang tidak terasa gatal. "Sebenarnya resepsionis kita sudah...meninggal dunia, tuan."

Mendengar hal tersebut lantas membuat Gabe membulatkan kedua matanya. "Bagaimana bisa?"

Sang satpam pun menceritakan semua nya dari awal. Setelah mendengarkan nya, Gabe pun mengerti. Ia juga mengucapkan bela sungkawa yang sebesar-besar nya.

"Kalau begitu, tolong kau beri tahu salah satu pegawai untuk membuat iklan di media sosial. Kita sangat memerlukan seorang resepsionis secara cepat. Aku tidak ingin jika perusahaan ini memiliki seorang satpam yang bekerja sebagai seorang resepsionis juga." ujar Gabe setelah itu ia pun pergi berlalu, diikuti oleh Rina.

"Ada apa, sayang?" tanya Rina yang merasa sangat penasaran.

"Tidak ada." jawab Gabe. Ia merasa sangat malas untuk menjawab pertanyaan tersebut.

***

Setelah selesai menyantap makan siang bersama Rina, Gabe pun memilih untuk kembali ke dalam ruangan nya. Ia akan menyelesaikan semua pekerjaan nya hari itu juga.

Bersamaan dengan itu, sebuah ketukan pintu pun terdengar.

"Masuk."

Terlihat Natalia yang berjalan dengan membawa sebuah map yang Gabe yakini itu adalah berkas.

Love Affair ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang