S E M B I L A N B E L A S

45.7K 1.9K 51
                                    

Jasmine membuka kedua matanya ketika ia merasakan bahwa saat ini Gabe tidak ada di sisi tempat tidur nya. Seketika ia pun menoleh ke arah samping.

"Dimana Gabe?" gumam Jasmine.

Setelah itu, ia pun menatap tubuh nya secara keseluruhan. Jasmine pun tiba-tiba mengernyitkan dahi ketika ia merasakan bahwa saat ini tubuh nya hanya ditutupi oleh selimut tebal milik Gabe. Tidak ada sehelai pakaian pun yang melekat pada tubuh indah tersebut.

"Mengapa aku tidak memakai pakaian?" gumam nya kembali.

Jasmine pun memilih untuk duduk. Setelah itu, ia pun mencoba untuk mengingat semuanya secara perlahan.

Tiba-tiba saja, ia pun tersenyum. Ya, Jasmine akhirnya ingat bahwa kemarin, dirinya dan juga Gabe telah bercinta di dalam dapur, walaupun sangat singkat tetapi semua itu masih melekat dalam memorinya.

"Tetapi mengapa kami melakukan nya?" gumam nya kembali.

Jasmine mengerti, pastilah Gabe yang menginginkan nya lebih dulu. Tidak salah lagi. Setelah menyimpulkan semuanya, ia pun memilih untuk bangkit dari posisi nya saat ini.

Saat berjalan menuju ke dalam kamar mandi, tanpa sengaja Jasmine melihat sebuah sticky note yang tertempel di depan pintu kamar mandi.

"Maaf, aku harus menghadiri meeting untuk hari ini. Jika kau merindukanku, maka hubungi saja aku. Tenang, aku akan segera kembali pada pukul 5 sore. Love, Gabe." ujar Jasmine yang mencoba untuk membaca isi dari sticky note tersebut. Setelah itu, terlihat sebuah senyuman tipis yang ditunjukkan oleh Jasmine.

***

Gabe telah berada di dalam ruangan nya. Pukul enam pagi, pria itu telah mendatangi kantor nya. Lebih awal dan juga tidak seperti biasanya.

Gabe sengaja melakukan hal tersebut karena ia ingin seluruh rencana baru yang telah ia buat semalaman penuh, akan berjalan dengan sangat mulus.

Bersamaan dengan itu, Natalia pun memasuki ruangan nya.

"Tuan Daniel ingin menemuimu." ujar Natalia.

Gabe pun terlihat tengah tersenyum penuh arti. "Suruh dia masuk. Setelah itu, batalkan seluruh janji ku dengan perusahaan lain karena saat ini aku harus menyelesaikan sesuatu yang sangat penting."

Natalia mengangguk. "Baiklah." Setelah mengatakan hal tersebut, ia pun segera berjalan pergi menuju luar ruangan.

Gabe yakin, Daniel pasti akan mencarinya hari ini. Dugaan nya memang selalu tepat sasaran.

Setelah itu, terlihat pintu ruangan Gabe yang kembali terbuka, memperlihatkan Daniel yang saat ini tengah berjalan menghampirinya. Natalia pun memilih untuk menutup pintu ruangan tersebut dan segera pergi berlalu.

"Selamat pagi, Tuan Mendes." sapa Gabe seraya berdiri.

Daniel pun memilih untuk terdiam. Ia hanya memandangi wajah Gabe yang saat ini tengah tersenyum.

"Dimana istriku?" tanya Daniel akhirnya.

Gabe kembali tersenyum. Ia pun menyuruh Daniel untuk menduduki kursi yang berada di hadapan nya. Daniel pun menurut.

"Jadi, ada apa? Tumben sekali kau mendatangi kantor ku di pagi hari?" tanya Gabe.

Daniel menghela napas panjang. "Tidak usah berpura-pura seperti itu, Gabe. Beritahu saja, dimana keberadaan istriku?"

Gabe tersenyum penuh arti. "Istrimu?"

Daniel mengangguk pasrah. Terlihat wajah pria itu yang nampak sangat lelah. "Ya. Dimana dia?"

"Istrimu berada di dalam penjara. Ia telah berani menculik wanita ku secara diam-diam." jawab Gabe dengan santai nya.

Brak!

Sebuah pukulan meja pun akhirnya terdengar. Semua itu dilakukan oleh Daniel.

"Jasmine! Dimana dia?" tanya Daniel sedikit berteriak.

Mendengar nama indah itu lantas membuat Gabe menaikkan sebelas alisnya. "Jasmine? Mengapa kau menanyakan nya? Ada hal penting yang ingin kau sampaikan untuk WANITA-KU?"

Daniel menggeleng. "Jasmine adalah istriku. Dia istriku, Gabe. Jangan mencoba untuk mengambilnya dari sisiku."

"Aku tidak mengambil nya. Lagi pula aku tidak memiliki rencana untuk merebutnya darimu. Tetapi Tuhan itu sangatlah adil. Kau tahu, aku dan Jasmine telah dipertemukan secara tiba-tiba dan hal itu membuatku merasakan cinta pada pandangan pertama dengan nya." ujar Gabe.

Daniel terdiam. Mungkin memang benar, karma akan selalu ada. Tetapi hal tersebut tidak membuatnya menyerah begitu saja.

"Baiklah. Kau lihat saja, aku akan segera bertemu sekaligus menariknya kembali." ujar Daniel kemudian. Setelah itu ia pun bangkit berdiri dan segera pergi berlalu.

Setelah Daniel berlalu dari dalam ruangan nya, Gabe pun lantas tertawa.

***

Pukul empat sore, saat ini Gabe masih berada di dalam mobil nya. Ia telah pergi meninggalkan kantor nya sejak satu jam yang lalu setelah itu, ia pun pergi menuju ke sebuah taman dekat kantor tempat Daniel bekerja.

"Itu dia." gumam Gabe seraya tersenyum penuh arti. Ya, ia melihat Daniel yang berjalan menuju ke sebuah kursi taman.

Gabe pun segera beranjak dari posisi nya. Setelah itu, ia pun berjalan menghampiri Daniel yang saat ini tengah duduk membelakangi nya.

Gabe memilih untuk segera duduk di samping Daniel. Hal tersebut lantas membuat Daniel merasa terkejut akan kehadiran nya.

"K-kau? Mengapa kau bisa-"

"Memang nya kenapa?" potong Gabe.

Daniel terdiam. Ia pun segera menatap Gabe dengan tatapan tajam. Namun, Gabe hanya membalas nya dengan sebuah tatapan dingin.

"Aku hanya ingin memberitahukan sesuatu bahwa Jasmine-ku tengah mengandung darah dagingku." ujar Gabe tiba-tiba.

Mendengar hal tersebut lantas membuat Daniel terperanjat.

"Baiklah, semoga hari-harimu menyenangkan." ujar Gabe kembali. Setelah itu, ia pun beranjak dari posisi nya dan segera berjalan menuju ke arah mobil nya.

Daniel terlihat tidak berkutik dalam posisi nya saat ini.

Setelah berada di dalam mobil, Gabe pun kembali tertawa. "Rasakan itu, Pak Direktur."

Ya, Gabe memang sengaja mengada-ngada mengenai kehamilan Jasmine.

"Tetapi jika semua itu menjadi kenyataan, maka akan semakin membantu rencanaku." gumam Gabe seraya mulai untuk mengemudikan mobil nya dengan kecepatan sedang.

Ada baiknya juga jika ia mengatakan hal tersebut kepada Daniel. Hal itu akan membuat dirinya semakin sering untuk meminta jatah nya kepada Jasmine.

***

Love Affair ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang