D U A P U L U H D U A

34.9K 2.1K 79
                                    

Hati-hati! Banyak typo ataupun ketidakjelasan kalimat di part ini. Mohon permakluman nya 😁😁😂

***

Gabe terbangun dari tidur nya. Saat ia ingin memeluk tubuh polos yang saat ini berada di samping nya, tiba-tiba saja Gabe tertegun. Ia pun segera membuka kedua matanya.

"Jasmine?" gumam Gabe seraya memilih untuk duduk.

Tidak ada respon setelah itu. Gabe pun segera bangkit berdiri menuju ke arah kamar mandi. Ia berharap Jasmine tengah berada disana.

Saat membuka pintu tersebut, ia tidak melihat Jasmine disana. Seketika ia pun berlari menuju ke arah lantai bawah.

"Jasmine, dimana kau?" teriak Gabe setelah ia berada di ruang tamu.

Tidak ada tanggapan lagi. Gabe pun segera berjalan menuju ke arah depan villa nya.

Saat membuka pintu bagian depan, ia pun akhirnya bisa bernapas lega. Ya, Jasmine tengah berada di dekat taman seraya menghubungi seseorang.

Gabe pun segera mendekatinya. "Sayang, apa yang kau lakukan?"

Jasmine nampak terkejut. Ia pun segera mematikan sambungan panggilan tersebut. "Ah, kau rupanya. Selamat pagi."

Terlihat Gabe yang semakin curiga dengan wanita tersebut. "Apa yang kau lakukan? Dan, siapa yang menghubungimu tadi? Mengapa kau memutuskan sambungan panggilan nya ketika aku datang?"

Berbagai pertanyaan tersebut lantas membuat Jasmine memutar kedua bola matanya. "Natalia. Kami hanya sedang membicarakan sesuatu. Soal wanita."

Gabe terdiam sejenak. Ia mencoba untuk menatap Jasmine dengan tatapan yang menyelidik. "Kau yakin?"

Jasmine mengangguk. "Tentu saja."

"Coba kau berikan ponsel itu kepadaku." ujar Gabe setelah itu.

Jasmine terlihat bingung. Setelah itu, ia pun memeluk Gabe tiba-tiba. "Gabe, aku melupakan jatahmu."

Mendengar kata itu, lantas membuat Gabe melupakan ponsel milik Jasmine. Lagi pula saat ini ia tengah mendapatkan 'morning glory' nya. Jadi, tidak ada salahnya mereka akan melakukan itu di pagi hari yang cerah ini.

Tanpa aba-aba, Gabe pun segera membopong tubuh Jasmine ke arah ruang tamu. Ia sudah tidak tahan lagi.

"Gabe, pelan-pelan." ujar Jasmine ketika Gabe merebahkan nya dengan segera di atas sofa empuk milik pria tersebut.

Gabe menatap wajah cantik itu dengan sangat lekat. "Nafsuku tidak bisa dikendalikan ketika tengah melihatmu. Kau memang sempurna."

Jasmine lantas tersipu malu. Saat Gabe akan mencium leher Jasmine, tiba-tiba saja pintu villa yang tidak terkunci pun terbuka, menampakkan sosok Daniel di sana.

Gabe pun lantas menoleh ke arah kanan. Setelah itu, Jasmine pun memilih untuk bangkit dari posisi nya saat ini.

"Daniel?" gumam Jasmine yang terlihat nampak senang ketika melihat pria tersebut.

Gabe lantas membulatkan kedua matanya. "Sayang, apa kau baik-baik saja?"

Jasmine menoleh ke arah Gabe seraya mengangguk. "Tentu saja. Minggirlah, aku ingin menemui Daniel sekarang."

Gabe terlihat bingung akan hal tersebut. Ia pun tidak memilih untuk diam. Ya, Gabe juga bangkit dari posisi nya seraya berjalan di belakang Jasmine.

"Jasmine, apakah kau-"

Jasmine berbalik seraya menyuruh Gabe untuk terdiam. "Sssttt, kau ini menganggu saja. Lebih baik sekarang kau harus bersikap baik dengan tamu kita."

Gabe terlihat menahan amarah nya untuk saat ini. Tetapi, bukan Gabe namanya ketika ia akan tunduk begitu saja dengan seseorang. "Apa maksudmu?"

Daniel pun terlihat berjalan menghampiri Jasmine seraya merangkul nya. Setelah itu, terlihat seulas senyuman yang nampak di bibir nya. "Kau kalah, Gabe."

Gabe pun terlihat semakin bingung. "Apa ini? Mengapa kau berani sekali menyentuh wanitaku? Hentikan kegiatan itu atau aku akan-"

"Akan apa? Kau bisa lihat sendiri, bukan? Jasmine menerimaku kembali. Setelah ini, kita berdua akan hidup bahagia seperti semula dengan calon buah hati kami." potong Daniel seraya tersenyum sinis.

Baru saja Gabe melangkahkan kakinya, tiba-tiba saja Jasmine menghentikan nya. "Hentikan Gabe. Dan kau Daniel, tunggu sebentar. Aku akan mengambilkan sesuatu untukmu. Seperti yang sudah kujanjikan tadi, sayang."

Mendengar hal tersebut lantas membuat Gabe murka. Lain hal nya dengan Daniel, rasanya ia seperti tengah memenangkan sebuah perlombaan dengan Gabe.

"Kau lihat sendiri, bukan?" sindir Daniel kembali.

Rasanya, Gabe sangat ingin menghancurkan wajah aneh itu untuk saat ini. Selain itu, ia masih tidak habis pikir mengenai Jasmine. Ternyata, wanita nya itu telah menghubungi Daniel sejak tadi. Ah, mengapa ia bodoh sekali?

Tidak lama kemudian, Jasmine kembali dengan kedua tangan yang tersembunyi di bagian belakang tubuh nya. Terlihat juga seulas senyuman manis yang nampak di bibir ranum tersebut.

"Dimana hadiahku, sayang? Ayo, berikanlah sekarang. Aku sangat ingin menunjukkan itu kepada Gabe." tanya Daniel.

Terlihat kedua rahang Gabe yang menegang untuk saat ini. Ia juga tidak sabar untuk melihat hadiah yang akan diberikan oleh Jasmine.

Jasmine lalu menyodorkan sebuah map sekaligus dengan sebuah pulpen. "Ini dia."

Daniel lantas menerima nya sekaligus membuka map tersebut. Setelah itu, ia pun mengernyitkan dahi. "Kosong?"

Jasmine mengangguk. "Kau bisa membalikkan nya kembali jika ingin mengetahui nya lebih lanjut."

Daniel lantas segera membalikkan nya.

"Sebenarnya itu adalah-"

"Surat tanah milik Gabe? Kau akan mengambil nya dan setelah itu kita akan kaya raya?" potong Daniel seraya tersenyum menatap Jasmine.

Setelah itu, tanpa diduga-duga, Daniel pun segera menandatangani berkas tersebut tanpa mmebaca nya lebih dulu.

"Sudah ku tandatangani, sayang. Tenang saja, kita akan hidup bahagia setelah ini." ujar Daniel seraya menyerahkan semua itu kepada Jasmine.

Hal tersebut lantas membuat Jasmine tersenyum penuh kemenangan. "Terima kasih, Daniel. Akhirnya, sebentar lagi kita akan berpisah."

Mendengar hal tersebut lantas membuat Daniel membulatkan kedua matanya. "A-apa?"

Jasmine lantas menyerahkan berkas tersebut kepada Gabe. "Ya, semua itu adalah sebuah berkas perceraian kita. Aku akan menjelaskan nya, tetapi kau malah berprasangka bahwa semua itu adalah surat tanah milik Gabe. Dan setelah itu, dengan polos nya kau langsung menandatangani itu. Tetapi, terima kasih."

Saat ini, terlihat seulas senyuman Gabe yang terukir di di bibir nya. Lain hal nya dengan Daniel, saat ini ia masih melongo mendengarkan nya.

"Gabe, aku lelah. Temui aku di dalam setelah ini." ujar Jasmine seraya berjalan pergi meninggalkan mereka berdua disana.

Gabe mengangguk. Ia masih memegang map tersebut. Setelah itu, Jasmine pun pergi berlalu.

"Lihat, siapa yang menang sekarang?" sindir Gabe. Hal tersebut lantas membuat Daniel membisu. Betapa bodohnya dia.

Di dalam benak Gabe, ia masih heran dengan tipu muslihat yang telah dilakukan oleh Jasmine. Bagaimama bisa wanita itu melakukan nya seorang diri?

***

Akhirnya bisa nyempil buat update wkwk

Aku masih otw Ujian Praktek nih -,- Doain semoga lancar ya muehehe

Jangan lupa, tinggalkan jejak kalian 😁

Love Affair ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang