E M P A T

114K 2.4K 33
                                    

"Jasmine, Tuan Gabriel menyuruhmu untuk segera pergi ke ruangan nya." ujar Natalia.

Jasmine yang tengah menunduk karena membalas pesan singkat yang dikirimkan oleh Daniel pun seketika mendongakkan kepala nya. "Oh, baiklah. Terima kasih."

Natalia mengangguk. Ia pun segera bangkit berdiri dan berjalan menuju ke arah lift.

"Baiklah. Maafkan aku, Daniel. Tetapi aku harus bekerja secara profesional." gumam Jasmine seraya berjalan menuju ke arah lift.

Di lain tempat.

Gabe terlihat tengah memikirkan sesuatu untuk saat ini. Ya, semua itu mengenai Jasmine. Setelah ia mengetahui segala nya, Gabe merasa ia harus bertindak cepat.

"Ternyata kau telah berhasil memiliki nya, Daniel." gumam Gabe seorang diri.

Bersamaan dengan itu, terdengar ketukan pintu ruangan milik Gabe.

"Masuk."

Gabe lantas segera membuka asal beberapa map yang berada di atas meja nya saat ini. Ia memilih untuk berpura-pura sibuk ketika tahu siapa yang telah mendatangi ruangan nya untuk saat ini, Jasmine.

"Selamat siang, pak. Apakah bapak memanggil saya?" tanya Jasmine seraya menutup pintu ruangan tersebut kembali.

Mendengar kata 'bapak' membuat Gabe tersenyum penuh arti.

"Ya, aku memanggilmu. Silahkan kemari." jawab Gabe seraya memilih untuk terfokus dengan tubuh seksi sekaligus wajah cantik tersebut.

Jasmine mengangguk seraya berjalan menuju ke arah kursi yang berada di hadapan Gabe.

"Bagaimana dengan hari pertama mu?" tanya Gabe.

Jasmine yang telah berhasil mendaratkan bokong nya pun saat ini tengah tersenyum senang. "Aku yakin telah membuat banyak orang menjadi tersenyum untuk hari ini. Dan, aku menyukai nya."

"Sangat mengagumkan." jawab Gabe.

Setelah ini, aku yang akan membuat mu berteriak histeris di atas ranjang.

"Ya, tentu saja." ujar Jasmine seraya kembali tersenyum.

Gabe lantas memicingkan kedua matanya ketika melihat ke arah dada Jasmine. Seketika ia pun bangkit berdiri.

"Diam dan jangan bergerak." ujar Gabe seraya memutar kursi menuju ke hadapan nya yang saat ini tengah ditempati oleh Jasmine.

Gabe lalu memasang kancing baju tersebut. Ia merasa bahwa Jasmine menahan napas nya ketika Gabe melakukan nya.

"Sudah selesai. Lain kali, berhati-hati lah." ujar Gabe seraya tersenyum ke arah Jasmine.

Jasmine lantas mengangguk. Untung saja ia bertemu dengan pria yang baik. "Terima kasih, pak."

"Panggil saja Gabe. Aku tidak suka dipanggil pak, tuan, atau bapak. Ya, walaupun aku telah memiliki seorang istri, tetapi tetap saja aku merasa sedikit tidak puas ketika di atas ranjang." ujar Gabe.

Mendengar hal tersebut lantas membuat Jasmine mengernyitkan dahi. Ia tidak mengerti dengan ucapan dari CEO nya tersebut.

"M-maksudmu?" tanya Jasmine.

Gabe lantas mengusap wajah nya sekilas. Tiba-tiba saja ia menjadi gagal fokus karena kehadiran Jasmine. "Tidak ada. Lupakan saja."

Jasmine mengerti, mungkin sebagai seorang CEO, Gabe merasakan banyak pikiran. Maka dari itu, semua ucapan nya tadi terdengar asal-asalan.

Tetapi jika benar adanya bahwa Gabe tidak mendapatkan kepuasan dari sang istri, Jasmine pun merasa kasihan dengan nya. Itu berarti, Daniel adalah orang yang paling beruntung karena telah mendapatkan kesucian sekaligus kepuasan dari nya. Ya, selama setahun menikah, Jasmine tidak pernah mendengar keluhan yang ditunjukkan oleh Daniel.

Love Affair ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang