Gabe dan juga Jasmine telah sampai di rumah wanita itu kembali. Saat sampai di rumah, Jasmine telah mendapati ruang tengah nya yang terdapat banyak novel. Tidak lupa juga dengan rak nya sekalipun.
"Terima kasih." ujar Jasmine untuk yang kesekian kalinya.
Gabe lantas tersenyum. "Dengan senang hati. Lalu, tunggu apa lagi? Mengapa kau tidak segera membaca nya?"
Jasmine mengangguk. "Aku akan membaca nya setelah menyiapkan makan siang untukmu dan setelah itu aku akan mencuci baju milik Daniel. Tunggu sebentar."
Mendengar nama Daniel membuat Gabe memutar kedua matanya. Saat ini ia hanya bisa bersabar saja untuk menunggu waktu yang tepat.
Dua jam kemudian.
Setelah selesai menyantap makan siang nya dengan Gabe, Jasmine pun segera pergi menuju kamar nya untuk mengambil pakaian kotor milik Daniel yang tertinggal.
Jasmine pun segera mengambil keranjang kotor yang terletak di bagian sudut ruangan. Ia mengambil seluruh pakaian sekaligus kemeja kotor milik suami nya tersebut.
Tetapi tiba-tiba saja Jasmine mengernyitkan dahi ketika mengambil kemeja kotor berwarna putih milik Daniel itu. "Mengapa aku mencium wangi parfum wanita?"
Jasmine lantas menciumi kemeja putih yang saat ini ia pegang. Dan benar saja, wangi parfum tersebut berasal dari sana. "Ini bukanlah parfum milik Daniel. Dan, parfum ku juga bukan seperti ini."
Saat membuka kemeja putih itu, Jasmine pun sangat terkejut.
Ia melihat banyak sekali bekas lipstik disana. Seketika Jasmine pun terkulai lemas di atas lantai. Ia lalu melemparkan kemeja tersebut ke sembarang arah.
Pantas saja Daniel menaruh nya di bagian bawah keranjang ditambah kemeja itu yang terlipat menjadi kecil.
Jasmine pun menangis dalam diam.
Setelah itu, ia pun merasakan sebuah elusan lembut di bagian pucuk kepala nya. Jasmine lalu mengusap sisa air mata nya secara kasar. Ia lantas menatap wajah Gabe dengan pandangan lirih.
"Ada apa?" tanya Gabe seraya berjongkok di samping Jasmine.
Refleks, Jasmine pun memeluk Gabe seraya menangis.
"Sssttt, jangan menangis. Sudah sudah." ujar Gabe seraya membalas pelukan tersebut.
Jasmine lantas menceritakan semua nya dengan Gabe di dalam dekapan pria itu. Jasmine lalu melepaskan pelukan nya. Lebih baik ia segera mencuci semua pakaian tersebut untuk saat ini. Tetapi tidak dengan kemeja yang saat ini tengah Gabe ambil.
Ketika Jasmine pergi berlalu dari kamar tersebut, terlihat Gabe yang tengah melihat kemeja itu secara keseluruhan. Ia juga mencium wangi parfum yang masih melekat disana. Dan tiba-tiba saja ia pun mengernyitkan dahi seraya mengambil ponsel nya. Ya, ia akan menghubungi seseorang.
"Tolong kau carikan seluruh informasi mengenai Daniel."
"Baik tuan, saya akan segera mencarinya."
"Dan, jangan lupakan dengan target kita."
"Tentu saja tuan."
Panggilan pun terputus. Ia lalu memasukkan kembali ponsel nya seraya membawa kemeja itu pergi menuju Jasmine.
***
"Sayang, maaf saat ini aku tengah sibuk dengan berbagai macam urusan."
"Iya."
"Dan mungkin saja kepulangan ku akan terundur kembali."
"Iya."
"Eeee, sayang, ada apa denganmu? Kau baik-baik saja?"
"Aku mengantuk, sampai jumpa."
Panggilan pun terputus. Jasmine lantas melemparkan ponsel nya ke sembarang arah. Kedua matanya terlihat sembab karena memikirkan hal tersebut.
"Tenanglah." bisik Gabe seraya memeluk Jasmine dari arah belakang.
Jasmine membiarkan hal tersebut. Ia terlanjur sakit hati dengan Daniel.
"Kau ingin sesuatu?" tanya Gabe lembut.
Jasmine pantas membalikkan tubuh nya. Ia pun menatap Gabe lembut. "Aku menginginkan mu."
Mendengar hal tersebut lantas membuat Gabe menaikkan sebelah alisnya. "Hm, permintaan yang sangat menantang. Kau menginginkan nya sekarang juga?"
Jasmine mengangguk. "Tentu."
Gabe pun tersenyum seraya mendekatkan wajah nya ke arah wajah Jasmine.
Saat mencium bibir tersebut sekilas, Gabe pun tiba-tiba merasa kesal seraya mengambil ponsel nya. Hal tersebut membuat Jasmine tersenyum geli.
"Ya, ada apa?! Cepat, katakanlah."
"Sayang, aku akan kembali pulang besok."
"Ya, pulang saja. Terserah apa katamu."
"Aaaa sayang, seharusnya kau merasa senang."
"Aku sedang sibuk, sampai jumpa."
"Tapi-"
Panggilan pun terputus. Gabe lantas memilih untuk tertidur di atas paha Jasmine.
"Istrimu?" tanya Jasmine.
Gabe lantas memandangi wajah cantik tersebut. "Hm, dia akan pulang."
"Bagus kalau begitu. Itu berarti ia akan melayanimu, bukan?" goda Jasmine seraya tersenyum geli.
Gabe pun terlihat mengernyitkan dahi. "Tidak. Aku lebih senang jika wanita itu tidak kembali pulang.
"Sstt, apa yang sudah kau katakan? Lagi pula ia adalah istrimu." ujar Jasmine seraya mencubit pipi Gabe secara gemas.
Gabe lalu mencium tangan tersebut. "Aku menyesal telah menerima perjodohan itu. Dan lagi pula Rina tidak pernah bisa memuaskan ku."
Jasmine terdiam. Ternyata Gabe adalah korban dari perjodohan juga. Tetapi mengapa rumah tangga Jasmine terlihat sedikit lebih baik dari pada rumah tangga Gabe?
"Aku mencintaimu." ujar Gabe tiba-tiba.
Jasmine terdiam. Ia merasakan kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya untuk saat ini.
"Hm, aku tidak yakin akan hal tersebut. Kau pasti hanya mencintai tubuhku saja, bukan?" jawab Jasmine.
Gabe lalu bangkit dari posisi nya saat ini. Setelah itu, ia pun menatap ke arah Jasmine lekat. "Aku mencintai mu sejak pandangan pertama. Aku mencintai seluruh kelebihan sekaligus kekurangan mu, Jasmine."
Mendengar hal tersebut lantas membuat Jasmine segera memeluk nya kembali.
"Sudahlah, tidak usah menangis." ujar Gabe seraya terkekeh.
Jasmine lantas melepaskan pelukan tersebut. "Ish, kau ini selalu saja merusak."
Gabe tersenyum seraya menggenggam kedua tangan Jasmine. "Jadi, mulai saat ini, jangan pernah meninggalkan ku sendiri."
Jasmine mengangguk seraya memeluk nya kembali. Entah mengapa ia mendapatkan kenyamanan yang luar biasa ketika memeluk Gabe dari pada Daniel.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Affair ✔
RomanceGabriel Alexander Louis, seorang CEO tampan yang bergelimang harta. Saat ini telah resmi menyandang status sebagai seorang suami. Ya, ia telah menikah dan itu berarti tidak ada wanita yang boleh mendekati atau pun menggodanya. Tetapi pada suatu hari...