S E B E L A S

83.3K 2.1K 15
                                    

Jasmine telah menginap selama beberapa hari di kediaman Gabe, lebih tepat nya villa pribadi milik pria itu.

Saat ini Jasmine tengah memberikan tatapan kosong dari arah jendela kamar nya. Tanpa ia sadari, air mata nya pun mulai berlinang.

Jasmine terperanjat ketika ia merasakan kedua tangan yang saat ini tengah memeluk nya. Tetapi seketika ia pun bernapas lega karena kedua tangan tersebut milik Gabe.

"Jangan bersedih kembali, kumohon." bisik Gabe seraya memeluk nya dari arah belakang.

Jasmine tersenyum kecil. "Aku tidak sedang bersedih. Tenang saja."

Gabe lantas membalikkan tubuh Jasmine. "Aku tahu bahwa kau tidak pandai berbohong."

Jasmine terdiam. Ucapan Gabe memang ada benar nya juga. Tetapi disisi lain, ia masih tidak percaya dengan keadaan saat ini dimana Daniel yang telah berani berselingkuh di belakang nya. Bahkan yang lebih parah nya lagi, pria itu berselingkuh dengan istri dari seorang CEO tempat Jasmine bekerja.

"Aku tahu bahwa istrimu itu adalah mantan kekasih dari Daniel, tetapi jika ia masih mencintai Rina, maka seharusnya Daniel tidak perlu menikahiku." ujar Jasmine seraya mencoba untuk menahan kedua matanya yang mulai terlihat berkaca-kaca.

"Dia bukanlah istriku. Aku sudah menggugat nya tadi. Beberapa hari lagi kami akan melakukan sidang." jawab Gabe seraya memeluk Jasmine.

"Mengapa kau melakukan nya?" tanya Jasmine.

"Karena aku mencintaimu. Sejak pandangan pertama. Dan lagi pula aku memang sudah merencanakan semua ini sebelum nya. Rina memang pengkhianat." jawab Gabe.

Jasmine tahu apa yang telah dirasakan oleh Gabe. Pria itu telah menahan rasa sakit selama setahun lebih. Ia telah mengetahui semua fakta nya, namun lebih memilih untuk diam. Tetapi saat ini Jasmine merasa lebih sakit dari Gabe. Ya, ia telah dibodohi oleh Daniel selama setahun lebih.

"Sudah, jangan menangis, sayang." ujar Gabe seraya mengelus pelan punggung milik Jasmine.

Jasmine merasa sangat lega sekaligus tenang ketika Gabe memeluk nya seperti ini. Seketika ia pun mempererat pelukan nya.

Saat Gabe mengelus pelan punggung nan mulus tersebut, tiba-tiba saja ia merasakan bagian bawah nya yang berdiri tegak. Hal itu dikarenakan sejak memeluk Jasmine tadi, Gabe merasakan bagian dada milik wanita itu yang menempel di bagian perut nya. Kenyal dan empuk.

Gabe lalu mencium leher Jasmine secara tiba-tiba, membuat sang pemilik menjadi lebih mengeratkan pelukan nya seraya mendesah pelan.

"Eeenggg.. G-gabe." ujar Jasmine pelan.

Gabe berdecak. Ia sudah tidak tahan lagi. Pria itu pun lalu membopong tubuh Jasmine menuju ke arah tempat tidur. Setelah itu, ia pun menindih nya.

"Jangan menangis atau pun bersedih, ok?" ujar Gabe seraya menatap wajah cantik Jasmine.

Jasmine mengangguk seraya tersenyum. "Aku tidak akan pernah bersedih ketika berada di samping mu."

Setelah itu, Gabe pun mendaratkan ciuman nya ke arah bibir mungil nan seksi tersebut. Melumat nya hingga mereka berdua tidak mendapatkan oksigen sesaat.

Ciuman panas itu pun turun ke bagian leher jenjang milik Jasmine. Oh, rasanya Gabe sudah tidak tahan lagi. Tetapi ia harus melaksanakan foreplay terlebih dahulu. Gabe tidak ingin membuat Jasmine tersiksa karena merasa sakit. Cukup dirinya saja yang merasakan nya.

Setelah itu, Gabe pun melucuti dress putih tipis yang saat ini tengah digunakan oleh Jasmine. Tidak perlu waktu lama, Gabe pun telah berhasil menatap sebuah tubuh indah dengan balutan bra merah sekaligus CD berwarna senada. Gabe pun meneguk saliva nya dalam-dalam. "Kau sempurna. Aku heran, mengapa Daniel lebih memilih nya?"

Love Affair ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang