Karawang, 17 Januari 2019
***
Entah kenapa aku melihatmu dalam mimpiku, mungkinkah aku terlalu merindu?
***
Seorang gadis berseragam SMP tengah mengayuh sepeda pink miliknya, melajukanya secepat mungkin untuk mengajar sahabatnya yang sudah melaju bebih dulu. Meski napasnya sudah terengah engah tapi gadis itu tak mau menyerah, ia ingin segera mengejar sahabatnya. Sekuat tenaga ia mengayuh sepedanya ia tak mau kalah lagi kali ini.
Salsa sepertinya harus berlapang dada untuk yang kesekian kalinya, karna lagi lagi anak menyebalkan itu mengalahkanya dalam balap sepeda dari sekolah menuju rumah. Salsa menatap sebal sahabat laki lakinya yang sedang tersenyum sambil terduduk di atas sepedanya.
Salsa menghentikan sepedanya tepat di samping sepeda sahabtnya itu ia turun dari sepeda dan menyenderkan sepedanya itu di gerbang rumah mereka. Rumah bercat putih dengan sebuah plang yang cukup besar di samping gerbangnya.
"Yeayy aku menang lagi."ucapnya dengan bengga sambil membusungkan dadanya.
Salsa cemberut."Ya iya lah menang orang kamu ngayuh duluan, curang."
"Itu namanya strategi bukan curang."jawabnya mencoba membela diri.
Salsa merasa kesal lagi lagi ia kalah balap sepeda oleh anak yang selalu curang ini."Tau ah aku sebel sama kamu."
"Yah jangan marah dong Sal, aku kan cuma becanda."
"Bodo."ucap Salsa lalu segera berjalan memasuki rumah sambil menuntun sepedanya yang berwarna pink itu.
Langkah Salsa terhenti saat sahabatnya yang menyebalkan itu menghadangnya."Sal jangan marah dong."ucapnya sambil mencekal legan Salsa.
Segera Salsa menepis tangan Teo."Ihhh Teo minggir."
"Oke, tapi bilang dulu dong kalo kamu gak marah."pintanya.
Salsa mengehela napas berat."Iya iya aku gak marah tapi minggir dong."
"Gak marah tapi kok jutek, senyum dulu dong."rayunya sambil tersenyum agar Salsa mengikutinya tersenyum.
"Nih."ucap gadis itu lalu berusaha tersenyum meskipun sebenarnya ia tidak ikhlas.
"Nah gitu kan cantik."
Tiba tiba seorang gadis datang dan berdiri diantara Salsa dan Teo."Heh heh heh, Teo kamu lagi ganggguin Salsa lagi ya."tuding gadis berambut ikal tersebut.
"Apa sih kamu Din, ganggu aja tahu gak."ucap Teo yang merasa terganggu dengan kehadiran Dinda.
"Ayo Sal kita ke kamar aja, kita istirahat."ajaknya sambil meraih tangan Salsa.
Teo hanya bisa mencibik kesal."Awas ya kamu Dinda, entar aku laporin sama Ibu biar jatah makan kamu di kurangin."
"Biarin aja."balasnya cuek.
Teo kembali ke gerbang mengambil sepedanya lalu meletakan sepeda itu di samping rumahnya. Dengan lesu ia berjalan memasuki rumahnya. Sudah sejak lama ia menyukai sahabatnya Salsabila, hanya saja ia tak pernah berani untuk mengungkapkanya.
Satu satunya yang bisa ia lakukan adalah mengganggu Salsa, menjahili gadis itu adalah sebuah kesenangan bagi Teo. Karna dengan seperti itu ia jadi bisa berdekatan dengan Salsa. Sedangkan Salsa sendiri selalu merasa jengkel akan anak laki laki bernama Teo itu. Tapi jika Teo tak ada ia malah merasa sepi.
*****
Salsa sedang merapikan tempat tidurnya seraya bersenandung ria, sedangkan Dinda teman sekamarnya sedang sibuk mengepang rambut ikalnya agar terlihat lebih rapi. Salsa beranjak dari ranjangnya berjalan menuju jendela dan membuka gordenya agar cahaya matahari bisa masuk dan menyegarkan mereka berdua.
Salsa tersenyum sambil membuka kaca jendela merasakan sinar mentari yang hangat menerpa wajahnya. Ini adalah hari minggu, hari dimana semua anak akan bahu membahu untuk memebersihkan seluruh area rumah. Salsa sedikit merapikan rambutnya, lalu berjalan menghampiri Dinda.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is a Ghost
Teen FictionSemuanya berawal dari sebuah kecelakaan yang dialami salsa, kecelakaan yang menghilangkan seluruh ingatanya. Bahkan ia sama sekali tidak bisa mengingat orang tuanya, dan semua kenangan masa kecilnya. Tidak hanya itu kecelakaan yang menimpanyapun mem...