Pilihan yang sulit

662 45 5
                                    

Karawang, 11 Maret 2019

***

Kenyataan kadang sangat jauh dari bayangan, kadang menyesakan, menyisakan luka yang menyakitkan.

***

Hari ini Salsa merasa lega selega leganya. Pasalnya satu kasus yang ia tangani hari ini sudah selesai. Salsa keluar dati gedung persidangan bersama Dian, wanita berparas cantik itu selalu tersenyum. Hari ini sidang vonis untuk terdakwa kasus pelecehan pada anak perempuan Bu Dian sudah selesai degelar. Guru privat tersebut divonis dengan hukuman penjara 5 tahun, meki itu tidak setara dengan penderitaan fisik dan psikis yang harus ditanggung siena namun Dian tetap bersyukur bahwa guru bejat itu akhirnya menerima hukumanya.

Salsa mengemudikan mobilnya dengan Dian yang duduk di sampingnya. Hari ini Salsa berencana untuk bertemu dengan siena melihat langsung bagimana perkembangan gadis itu dengan trauma yang dialaminya. Setelah melewati ramainya jalanan ibu kota Akhirnya mobil Salsa terhenti di depan sebuah rumah berpagar besi.

"Sebentar ya mbak saya panggilin dulu sienanya."ucap Dian setelah mereka berdua sampai di ruang tamu rumahnya.

"Baik Bu."

Salsa duduk di sebuah sofa berwarna abu, banyak piala mendali dan sertifikat terpajang di ruangan itu. Siena pastilah anak yang berprestasi, kurang ajar sekali pria itu beraninya dia nerusak anak sebaik siena.

"Nah ini kakak Salsa sayang."ucap Dian sembari menunjuk Salsa dan Siena yang berdiri di sampingnya.

Salsa bangkit dari duduknya dan mnghampiri Siena."Halo kamu pasti siena ya, kenalin aku Salsa."

"Kak Salsa ini yang bantuin kamu loh."terang Dian pada putrinya itu.

Awalanya Siena merasa sedikit takut maklum pah Salsa adalah orang asing baginya, namun akhirnya sebuah senyum berhasil terukir di wajah cantik gadis kecil itu."Makasih kakak."

"Sama sama, Siena bisa hubungin kakak kok, kalo butuh bantuan atau butuh temen."

"Beneran kak?"

"Iya dong, siena mau apa ntar kakak beliin deh."

"Siena mau peluk kakak."
"Boleh?"

"Boleh dong."Salsa tersenyim lalu menghamburkan pelukanya pada gadis kecil itu.

*********

Menunggu, adalah yal yang paling tidak Salsa sukai. Tapi malam ini ia rela menunggu Teo datang. Salsa terus berdiri, berjalan mondar mandir di kamarnya bak setrikaan rusak. Gadis berambut panjang ini menunggu Teo bukan karna ia merindukanknaya, hanya saja Teo sudah berjanji untuk menemuinya malam ini dan menceritakan semua tentang Mira. Teo bilang Hari ini ia akan mencari hantu itu, dan bertanya langsung mengenai bagaimana gadis bernama Mira itu bisa meninggal dunia.

Salsa masih mondar mandir sambil sesekali melirik jam dinding di kamarnya, sudah jam 10 malam namun Teo tak kunjung datang. Apa dedemit itu sedang mempermainkanya?

Salsa menghentikan langkahnya melipat kedua tanganya di depan dada, menghembusakn napasnya kasar, ia jengah. Ini sudah malam apa butuh waktu selama itu hanya untuk menemui Mira. Salsa berjalan menuju ranjangnya, ia duduk dan bersender pada sandaran ranjang.

"Lama banget sih, untung gue manusia, coba kalo gue besi pasti udah berkarat nih."gerutu Salsa sambil melihat jam dinding yang menempel di kamarnya.

"Cieeee nungguin gue ya."suara itu muncul begitu saja di samping Salsa.

Salsa tercekat Teo tiba tiba saja sudah terduduk di sampingnya."Astagfirullah, lo ngagetin tahu gak!"

My Boyfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang