Teman Baru

2.7K 120 1
                                    

Matahari bersinar begitu cerah pagi ini bahkan tak ada satu awan pun yang berani mengahalangi sinarnya, pagi yang indah. Seperti biasa jalanan ibu kota begitu ramai sesak dengan banyaknya kendaran yang berlalu lalang, salah satu kendaran di tengah jalanan ibu kota itu melaju dengan kecepatan sedang. Ya Salsa berada di dalam mobil pribadi berwarna hitam itu, ia duduk di kursi belakang sementara di depan ada mang dayat supir pribadi kluarganya yang sedang fokus menyetir. Meski langit begitu cerah hari ini tapi nampaknya suasana hati Salsa sedang mendung, sedari tadi banyak sekali hal yang berkecamuk dalam pikiranya, ia masih memikirkan kejadian di sekolah kemarin. Sebenarnya setelah dari ruang guru itu Bu indah selaku wali kelasnya menyuruh Salsa untuk pulang agar Salsa bisa menenangkan dirinya sejenak dirumah. Hari kedua berangkat ke sekolah masih terasa seperti hari pertama baginya, karna kemarin ia belum sempat mengikuti pelajaran. Ah.. lagi lagi Salsa khawatir ada murid yang mengetahui kelebihanya ini, ia takut jika nantinya ia akan dikucilkan di sekolah barunya ini.

Pikiran Salsa masih tak karuan ia terus terbawa oleh pikiranya sendiri, matanya menatap keluar jendela mobil terlihat jelas kekhawatiran dam kegelisahan di raut wajahnya. Tanpa ia sadari kini mobil yang membawanya ke sekolah itu sudah tak lagi melaju, ya ternyata mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah baru Salsa. Mang dayat pun mulai membuka suara karna Salsa tak kunjung turun dari mobil ia masih terlarut dalam pikiranya sendiri.

"Neng... neng Salsa sudah sampai neng" ucap mang dayat sambil menoleh ke arah Salsa.

Sontak saja suara mang dayat menyadarkan Salsa dari lamunannya, ia kaget tubuhnya pun sedikit terpernjat saat mendengar suara mang dayat.

"Eh i.. iya mang udah sampe ya?"jawab Salsa dengan raut wajah yang masih sedikit bingung.

"Udah Neng dari tadi malah, tapi Neng Salsa nya ngelamun terus."balas supir pribadinya itu dengan senyum khasnya yang lembut.

"Hehe.. iya maaf mang." jawab Salsa samil menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

"Neng Salsa lagi banyak pikiran ya?"

"iya mang"

"Kenapa? takut ketemu temen baru ya?"

"Iya, kok mamang bisa tau sih?"

"Iya dong mamang kan dulu waktu sekolah juga pernah pindah pindah, cuman bedanya kalo mamang dulu pindah sekolah nya gara gara gak naik kelas hehe.."

mendengar kata kata supirnya itu Salsa pun tersenyum, mang Dayat memang orang yang baik ramah dan juga pintar menghibur. Setidaknya kata kata mang Dayat tadi berhasil membuat Salsa tidak terlalu tegag dan khawatir hari ini.

"Ya udah mang kalo gitu Salsa turun dulu ya, nanti pulangn sekolah jangan lupa jemput Salsa lagi."jawab Salsa dengan senyuman yang akhirnya terukir di wajah cantiknya.

"Siap neng." balas mang Dayat sambil menolah ke arah Salsa.

Salsa pun turun dari mobil dan mulai berjalan memasuki area sekolah, ia berjalan menuju sebuah koridor ia ingat betul kemari dirinya dan Bu Indah berjalan melewati koridor itu untuk menuju ke kelasnya. Salsa berjalan dengan sedikit menundukan kepalanya ia tak berani melihat tatapan aneh dari murid murid yang sedari tadi berdiri di depan kelas mereka masing masing, terdengar pula di telinga Salsa bahwa beberapa murid ada yang sedang membicarakan dirinya. Terbukti sudah kekhawatiranya selama ini, ia benar benar dianggap orang aneh di sekolah barunya. Salsa masih terus berjalan ia tak peduli dengan tatapan maupun gunjingan murid murid lain terhadap dirinya, tapi tiba tiba ... sesosok wanita menghalangi jalanya. Wanita ini sangat menyeramkan, lebih menyeramkan dari pada guru BK ataupun kakak kelas yang suka bikin geng dan berlagak sok cantik, yang ini berkali kali lipat lebih menyeramkan dari itu.

My Boyfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang