"Aku bisa melihat 'mereka' yang tidak bisa kalian lihat."Pagi ini Salsa diajak oleh mamanya untuk menemui seorang psikiater, karna mama dan papanya semakin khawatir melihat Salsa yang sering ketakutan dan berbicara sendiri. Mereka takut bahwa kejiwaan Salsa benar benar terganggu seperti apa yang dikatakan dokter Irawan tempo hari. Mereka pergi menggunakan sebuah mobil, seperti biasa Rahman papanya Salsa yang menyetir mobil. Sedangkan mamanya duduk di kursi depan bersama sang papa, dan Salsa sendiri duduk di kursi belakang. Perjalanan mereka menuju rumah sakit terbilang cukup lancar, sampai akhirnya mereka tiba di rumah sakit tersebut. Saat keluar dari area parkir tiba tiba ponsel Rahman bergetar.
Ddddrrrttt Ddddrrrttt
Rahman pun langsung merogoh saku depan celana untuk menggangkat panggilan tersebut.
"Ya ada apa pak?" Tanya Rahman ternyata itu adalah panggilan telpon dari salah satu sekretarisnya di kantor
"........................."
"Apa meetingnya tidak bisa ditunda?"
"................"
"Bagaimana ya, tapi Saya sedang mengantar anak dan istri Saya ke rumah sakit."
"........"
"Ya baiklah."Jawab Rahman yang langsung menutup telponya.
Ia menoleh ke sebelah kiri, anak dan isyrinya masih berdiri menunggunya selesai menjawab panggilan tadi.
"Papa haru ke kantor ya?"
"Iya mah ini meeting mendadak dan benar benar tidak bisa ditunda."
"Ya sudah papa ke kantor saja biar mama yang antar Salsa berobat, nanti kita bisa pulang naik taksi iya kan Sayang." Jawabnya sambil menoleh ke arah Salsa
Salsa pun hanya mengganggukan kepalanya, lalu mereka berduapun langsung masuk ke dalam rumah sakit. Sedangkan Rahman kembali ke parkiran untuk mengambil mobilnya dan segera melesat menuju kantor. Setelah menunggu giliran, Salsa dan mamanya pun langsung memasuki ruang periksa. Ternyata dokter yang akan memeriksa Salsa ini sangat cantik nada bicaranya pun sangat lembut ia juga sangat ramah kepada para pasienya, ia bernama dokter Tere. Dokter Tere pun segera memeriksa Salsa, setelah beberapa saat pemeriksaan selesai. Dokter Tere duduk di kursinya begitupun Salsa dan mamanya mereka duduk di sebrang meja dokter membuat posisi duduk mereka dengan dokter Tere berhadapan.
"Bagaimana kondisi anak Saya dok?"
"Apa yang dialami anak Ibu bukan lah sebuah halusinasi apalagi gangguan kejiwaan, semua yang dilihat anak ibu adalah........." ucapan dokter Tere tiba tiba terhenti saat sebuah jam dinding yang menempel di dinding ruangan itu tiba tiba terjatuh. Salsa pun memejamkan matanya seakan ia sudah melihat sesuatu yang tidak ingin ia lihat. Seketika suasana menjadi hening, hingga akhirnya dokter Tere kembali membuka suara.
"Saya tidak bisa membantu anak ibu, sebaiknya ibu membawa anak ibu kepada seorang ustadz atau paranormal yang bisa membantunya."
Lalu dokter Tere pun mempersilahkan Salsa dan Ibunya untuk segera keluar dari ruanganya.
******
Sekarang Salsa dan mamanya berada di dalam sebuah taksi, mereka sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Keduanya duduk di kursi belakang tak ada obrolan sama sekali diantara mereka sampai perjalanan selesai dan mereka tiba di rumah. Setelah memasuki rumah Renata langsung mengajak anaknya ke atas menuju kamar untuk beristirahat. Di dalam kamar Salsa duduk di ujung ranjang dan mamanya duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is a Ghost
Fiksi RemajaSemuanya berawal dari sebuah kecelakaan yang dialami salsa, kecelakaan yang menghilangkan seluruh ingatanya. Bahkan ia sama sekali tidak bisa mengingat orang tuanya, dan semua kenangan masa kecilnya. Tidak hanya itu kecelakaan yang menimpanyapun mem...