Iya atau enggak?

784 48 6
                                    

Di saat hati tak sejalan dengan logika, lalu mana yang akan kamu pilih.

***

Kali ini Nadira tengah berdiri di samping gerbang sekolahnya, saat sampai di sekolah ia tak langsung memasuki kelas seperti biasanya. Hal ini dikarnakan satu hal ia ingin menunggu Salsa, dan menanyakan tentang Juna pada gadis itu. Walau bagaimanapun Nadira masih tidak mengerti kenapa Salsa tiba tiba melepaskan Juna begitu saja. Nadira masih berdiri di sana meskipun ia sudah mulai merasakan kakinya sedikit pegal.

Nadira tersenyum melihat mobil Salsa yang sedikit lagi akan berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Setelah keluar dari mobilnya Salsa langsung menghampiri Nadira.

"Pagi Nad."sapanya.

Nadira tersenyum."Pagi juga Sal."

"Tumben lo nungguin gue?"tanya Salsa sambil berjalan menuju kelas.

Nadira mensejajarkan langlahnya dengan Salsa."Hmmm sebenernya ada yang mau gue tanyain."

Salsa menoleh."Oya mau tanya apa?"

Sebenarnya Nadira masih merasa ragu untuk bertanya tapi mau bagaimana lagi dia merasa sangat penasaran."Gue mau tanya kenapa lo tiba tiba lep------"ucapan gadis berambut sebahu itu terpotong karna ponselnya tiba tiba saja berdering."Bentar ya Sal gue angkat telpon dulu."ucap Nadira sambil menghentikan langkahnya.

Salsa pun mengangguk."Oke gue tunggu."

Nadira tampak mengangkat panggilan telpon tersebut.

"Ya ada apa Ni?"

"Ini Nad lo bantuin gue ya ke kantin sekarang."

"Bantuin apa ke kantin, bayarin sarapan lo?"

"Bukan Nad tapi ini si Jeslyn dari tadi nangis terus pas gue tanya kenapa, nangisnya malah makin kenceng kan gue jadi bingung."

"Ya udah gue ke sana sekarang."

Bip... panggilan telpon pun terputus.

"Kenapa Nad?"tanya Salsa.

"Jeslyn nangis di kantin, kita ke sana yuk."

"Ya udah ayok."

Akhirnya mereka berdua pun berlari menuju kantin untuk mengetahui bagaimana kondisi Jeslyn yang sebenarnya. Apa lagi Nadira terlihat begitu cemas karna setahunya Jeslyn tak pernah menangis di tempat umum seperti ini. Nadira takut ada sesuatu yang terjadi pada diri gadis itu, karna satu tahun yang lalu saat orang tua Jeslyn bercerai gadis itu sempat mencoba bunuh diri dengan menggunakan sebuah pisau. Maka sekarang bukan tidak mungkin gadis itu bisa saja melakukan hal yang berbahaya lagi jika saja ia benar benar dalam masalah yang besar.

Salsa dan Nadira sampai di kantin dengan napas yang terengah engah, di sana mereka mendapati Jeslyn yang sedang menangis dengan suara yang cukup kencang dan Uni yang terus mencoba menenangkan gadis itu. Nadira langsung duduk di samping Jeslyn dan Salsa duduk di samping Uni.

Nadira tampak begitu cemas, ia menggenggam tangan Jeslyn dengan lembut."Jes cerita sama kita sebenernya lo ada masalah apa?"

"Iya Jes lo jangan nangis terus gini, nanti lo bisa sakit."timpal Salsa.

Akhirnya tangis gadis itu sedikit mereda, tapi Jeslyn masih tetap diam ia tak bicara sedikit pun.

Salsa tersenyum dan mencoba untuk menguatkan Jeslyn."Jes lo gak perlu takut cerita aja sama kita, kita pasti bakal bantuin lo kok."

"Iya Jes, ngomong dong jangan diem terus."pinta Uni.

Setelah terdiam beberapa saat akhirnya Jeslyn membuka suara meskipun ia masih menahan tangisnya.

My Boyfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang