Gagal kencan

957 57 1
                                    

Ternyata dunia emang cuma selebar daun kelor, buktinya lagi lagi gue ketemu sama dia.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Mentari bersinar begitu cerah pagi ini, secerah suasana hati Salsa yang tak sabar menunggu siang tiba. Iya Salsa sudah tak sabar untuk segera makan siang berdua dengan Juna di hari minggu yang cerah ini.

Ia berjalan melangkahkan kakinya ke ruang kluarga namun tak ada siapa siapa di sana, alhasil ia pergi ke dapur di sana ia melihat sang mamah sedang menata beberapa biskuit ke atas piring.

Salsa menghampiri mamahnya."Pagi mah."

"Pagi sayang, oya tolong kamu bawa ini ke taman belakang ya papah kamu lagi minum teh di sana."pinta sang mamah.

Salsa mengangguk."Oh ya udah Salsa ke sana dulu ya."

Setelah itu Salsa pun bergegas pergi ke taman belakang rumahnya untuk menemui sang papah yang sedari tadi sudah menanti sepiring biskuit yang ia bawa. Saat ia sampai ia mendapati sang papah tengah duduk santai sambil menyeruput teh manisnya.

Salsa duduk di samping papahnya."Nih pah biskuitnya."ucapnya sambil meletakan sepiring biskuit itu di atas meja.

Sang papah tersenyum."Oh iya makasih ya."

"Oya Salsa kemarin papah sudah ke rumah Pak RT dan papah juga sudah berdiskusi dengan warga soal pohon mangga yang kamu bilang waktu itu loh."ucapnya

Salsa menoleh."Beneran pah? terus gimana, para warga gak jadi nebang pohon itu kan?"

Papahnya menggeleng."Enggak sih tapi beberapa dahan di pohon itu tetap dipotong karna takut membahayakan nantinya."

"Beneran pah, Wahhh senengnya."ucapnya sumringah.

Tentu saja Salsa sangat senang karna itu berarti ia tak perlu takut lagi Elina datang menghantuinya hanya untuk minta tolong agar pohon itu tidak ditebang.

Rahman terlihat heran dengan kelakuan anak semata wayangnya ini."Kamu kenapa sih seneng banget pohon itu gak jadi ditebang, pakek minta papah ngomong ke Pak RT segala lagi. Untung warga pada mau kalo nggak bisa bisa kita sekluarga dideportasi dari kompleks ini gimana coba."ujarnya panjang lebar.

"Hehehe... jadi gini pah beberapa hari yang lalu Elina datengin Salsa terus minta tolong biar pohon itu gak ditebang soalnya pohon itu adalah rumah dia dan mau gak mau Salsa harus turutin dari pada dia gangguin Salsa terus."jelasnya.

Rahman malah dibuat semakin bingung dengan perkataan anaknya ini, jaman sekarang mana ada orang tinggal di atas pohon?

"Maksudnya apa sih papah gak ngerti deh, dan Elina itu siapa kok dia tinggal di atas pohon sih. Emangnya dia tarzan apah."ucapnya.

Salsa menggeleng."Bukan pah Elina itu bukan tarzan tapi dia itu kuntilanak."

"Hah jadi di pohon itu ada kuntilanaknya?"

My Boyfriend is a GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang