Jo dipanggil sang nyonya besar Lydia Bayusaga sebulan setelah kematiannya ayahnya.
Andy yang sudah tidak peduli lagi akan kemarahan ibunya jika wanita itu mengetahui hubungannya dengan Jo, dengan terang-terangan mengumbar perhatian pada gadis itu.
Kematian kakaknya membuatnya sadar satu hal mengerikan. Bahwa ia yang akan maju jadi penggantinya dan itu berarti hidupnya akan dikendalikan oleh sang ibu.
Termasuk kepada siapa ia boleh berhubungan.
Sebelum memanggil Jo, sang Nyonya besar sudah mendudukkan Andy dalam ruang kerjanya di rumah. Namun sebelum ibunya sempat mengajukan sederet perintah yang harus dipatuhi, Andy sudah mengajukan syarat terlebih dahulu. Syarat itu adalah Jo. Andy tidak ingin dijodohkan kepada gadis-gadis kelas atas demi alasan apapun. Dia hanya mau Jo atau ia mengancam akan pergi dari rumah membawa lari Jo jika permintaannya tidak dituruti.
Meskipun tidak percaya seratus persen atas anggukan kepala ibunya yang tampak ragu, Andy harus puas untuk sementara waktu. Dan mau tak mau ia menurut ketika ia dikirim ke luar kota selama empat hari untuk belajar turun ke lapangan sekaligus meninjau anak perusahaan di sana.
Lydia Bayusaga menahan diri sekuat mungkin melihat Andy yang terus menempeli Jo secara terang-terangan di depan matanya sehari sebelum ia pergi. Ia bisa melihat gadis itu merasa rikuh dengan perlakukan Andy tapi juga tak bisa menahan perasaannya.
Andy adalah pengobat kesedihan utama di saat tersedih dalam hidupnya.
"Josephine..." sang nyonya besar mengawasinya dari ujung kaki ke kepala ketika mereka duduk berhadapan.
"Ya, Nyonya."
"Hmm, aku luput memperhatikan perkembanganmu dan Andy karena terlalu fokus pada Titus. Ah, Titus anakku tersayang...." wanita anggun itu terdiam sesaat lalu menarik napas panjang.
Jo juga teringat kembali almarhum ayahnya.
"Kau tumbuh jadi gadis yang cantik. Hmm, sangat manis.... tentu saja Andy suka padamu. Sudah berapa kali kau tidur dengan anakku itu?"
Bola mata Jo melebar. Ia jelas terkejut dengan pertanyaan itu.
"Kau sudah tidur dengan anakku, bukan?"
"Ya, Nyonya. Beberapa kali."
"Hmm.... Kau cinta Andy?"
"Ya, Nyonya."
"Kau tahu jika cinta tidak harus memiliki?"
Jo mengangkat kepala dan menatap balik wanita itu.
"Kalian masih sangat muda. Banyak hal bisa berubah seiring waktu. Termasuk perasaan cintamu."
Udara dingin mulai melingkupi Jo. Ia bisa menebak ke mana arah pembicaraan itu.
"Kehidupan kalangan kami akan membuatmu bingung. Dan dengan semua yang dimiliki Andy, kau bisa tersakiti bila ia mulai bosan. Ia mungkin akan berpaling pada wanita lain yang mengerti statusnya."
"Tapi Tuan Balint tidak pernah berpaling ke wanita lain selain Anda, Nyonya."
Lydia Bayusaga melotot. Wanita yang selalu terkontrol segala gerak-geriknya itu lepas kendali karena jawaban si anak kemarin sore yang tak berpengalaman. Tapi sesaat kemudian ia sudah kembali menguasai diri. Kebenaran yang disebutkan Jo menohoknya langsung. Sangat benar. Suaminya selalu setia kepadanya.
"Sangat mungkin Andy seperti Tuan Balint."
Lydia Bayusaga berdiri dengan angkuh. Ia menyeringai tipis. "Tapi selalu ada kemungkinan, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pretty Bodyguard and The Crazy Boss
Action(COMPLETED) Andy Bayusaga kena batunya. Si Boss kaya raya sekaligus penakhluk wanita harus berurusan dengan keluarga mafia karena dianggap menggoda istri pimpinan mereka. Ayah Andy langsung meminta tolong sekaligus perlindungan pada International Se...