Back

4K 420 60
                                    

"Jo...."

"And! Jangan gila, ya? Aku masih sanggup menendangmu kalau kamu macam-macam!"

Jo mendorong Andy yang semakin mendekati dirinya tapi ia semakin mendekatkan wajahnya ke kepala Jo.

Lalu Andy berbisik tepat di telinga Jo. "Aku.... Kebelet kencing...."

Jo langsung merengut kesal.

Sedangkan Andy tertawa-tawa sambil bergerak menjauh. Ia keluar dari mobil menuju sungai kecil di balik pepohonan.

Jo menggeleng-gelengkan kepala. "Dasar jail lapis dua belas!"

====================

Gerbang Mansion Bayusaga kembali terpampang di depan mata Jo setelah bertahun-tahun sudah ia coba hapus dari memorinya. Memasuki gerbang rumah besar itu langsung membuatnya terdiam seiring dengan rentetan hal yang berputar dalam pikirannya. Terutama satu hal.

Papa, bisiknya dalam hati.

Bayangan sang ayah yang hilir mudik bekerja di rumah itu masih jelas terpatri dalam ingatan Jo. Ayahnya sang pekerja keras yang begitu menyayangi dirinya.

"Jo," panggil Andy yang menarik kembali dirinya menuju saat ini. Saat ia harus menapaki kembali rumah besar yang menyimpan begitu banyak kenangan. Indah dan sedih dalam proporsi yang hampir setara.

"Selamat datang kembali," bisik Andy yang kemudian mengecup ringan kening gadis yang masih sedikit galau itu.

Beberapa pelayan yang mendekat jelas terlihat kaget dengan adegan itu, tapi mereka tetap pasang wajah seakan tidak peduli.

Kedatangan Jo langsung menyebar cepat beritanya di antero rumah besar itu. Beberapa pekerja yang telah lama mengabdi di situ menyempatkan untuk menemui anak rekan mereka dulu itu.

"Helga!" teriak Jo sambil membuka lebar kedua tangannya memeluk seorang wanita bertubuh kurus yang sangat dikenalnya. Helga dan suaminya telah hampir dua puluh tahun bekerja di rumah itu.

"Jo! Apakah ini benar kamu, Jo?" Helga memeluk Jo sambil menangis gembira. "Sam, dia benar Jo anak Jon!" serunya pada sang suami yang bekerja mengurusi taman dan kebun Mansion Bayusaga.

Sam ikut memeluk Jo sambil tertawa senang. "Lihat, kamu semakin cantik. Kalau ayahmu ada di sini, dia pasti sangat bangga pada putrinya ini."

Beberapa pekerja lain juga mulai berkumpul dan menyalami Jo. Mereka yang tidak mengenalnya secara langsung sudah mendengar gosip tentang Jo putri kepala pelayan yang diusir Nyonya Besar Lidya karena terlalu dekat dengan anaknya. Dan sekarang dia kembali bersama Tuan Andy? Wah, berita luar biasa!

Andy tersenyum melihat Jo yang dikerubuti para pekerja. Mirip selebriti lokal saja, kata Andy dalam hati.

"Ehem!"

Para pekerja yang heboh segera terdiam mendengar suara deheman yang mereka sudah hafal di luar kepala. Mereka mundur teratur ke tempat tugasnya masing-masing sambil mengangguk memberi hormat.
"Nyonya..."

Jo dan Andy menoleh dan mendapati wanita itu sudah berdiri sambil melipat lengan di depan dada. Wajahnya jelas bukan menampakkan kegembiraan seperti para pekerjanya.

"Mama."

"Nyonya."

"Hem."

"Kami kira Mama masih di kantor," kata Andy.

"Seharusnya. Tapi papamu memaksaku untuk pulang dan menunggu kalian datang." Ekspresinya semakin menampakkan rasa tidak suka. "Tapi maaf, Jo. Aku kalah cepat dengan kaummu, oh maaf, para pekerjaku."

The Pretty Bodyguard and The Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang