Crazy

7.3K 729 48
                                    

"Hei, Jo!"

Jo yang sedang mengetik laporan mingguan mendongak.

"Hai, Jo.... don't make it bad... Take a sad song and make it alright... remember to let HIM into your skin, and it begins to make it better...."

Jo menyesal sudah merespons. Mood mengetik laporannya jadi hancur akibat satu lagi kejailan Andy yang kali ini menyanyikan lagu legendaris itu dengan nada menghentak-hentak seperti musik rock dan tak lupa memelesetkan beberapa kata. Ia memberengut kesal.

Sejak kunjungan Mayor Emilio, Andy mulai bertingkah jail menjurus gila.

Mulai dari pura-pura kena pukul oknum abal-abal yang membuat Jo kelabakan mencari si pelaku dan ketika wajah serius Jo dipenuhi keringat, dengan santai si Bos gila kurang kerjaan menghapus biru-biru di wajahnya dengan tisu basah.

Di lain waktu si bos gila pura-pura panik mencari arsip yang katanya maha penting dan ternyata arsip sialan itu terjatuh di pojok meja besar kantor. Beralasan kaki dan tangannya sakit, ia menyuruh Jo merangkak ke kolong meja yang lantainya sudah ia taburi bedak putih sebotol penuh. Dan ia tertawa terkakak-kakak ketika melihat wajah dan tubuh Jo keluar dari kolong berlumuran bedak putih persis hantu kesiangan.

Sampai suatu hari mengajak Jo ke suatu tempat yang ternyata punggung bukit kecil dimana sepuluh anak dan remaja tanggung dari kampung terdekat sudah menunggu untuk menantangnya berseluncur hanya dengan alas kepingan kayu atau pelepah daun.

Yang mengingatkan Jo pada kenangan masa kecilnya bersama dia. Memainkan permainan apa saja dengan anak-anak kampung yang mereka jumpai dengan bersepeda tiga kilometer dari tembok mansion Bayusaga yang tinggi. Di tempat yang sama dengan saat ini.

"Bos...."

"Apa?!"

"Mereka anak-anak!"

"So what! Aku suka dan mereka juga suka. Minggir dan lihat saja."

Andy berteriak heboh yang disambut tak kalah meriah oleh anak-anak itu.

Mirip Peterpan and the Lost Boys, batin Jo geli. Ternyata sisi lain seorang bos yang hampir setiap hari berpakai setelan mahal dan penjelajah wanita seperti ini. Gila. Kekanak-kanakan. Bebas. Gembira.

Mengerikan. Ini adalah sisa sisi lain Andy dari masa itu, batin Jo khawatir. Aku jadi....

"Hei, Jo! Kemarilah!"

Jo menggeleng kuat-kuat.

"Huuuu, cemeeeenn!!" teriak anak-anak itu berbarengan di bawah komando si bos gila tentunya.

Jo mengatupkan bibir dengan susah. Gigi-gigi palsu ini sungguh mengganggu!

Andy menyeret lengan Jo dan mendudukannya dengan paksa di atas sebilah kayu lebar.

"And.... "

Dan sebuah dorongan kecil langsung membuat Jo meluncur kencang di atas kayu. Bukan hal yang sulit bagi orang terlatih seperti dia untuk mengimbangi gerakan papan yang meliuk liar. Mudah, seperti bermain skateboard. Kecuali yang ini tanpa roda. Tanpa dimensi papan yang proporsional. Tanpa jalur yang jelas.

Jo jatuh terguling-guling.

Bukannya merasa iba, Andy dan anak-anak liar itu malah merasa mendapat tontonan lucu. Mereka tertawa keras sambil menyaksikan Jo yang berjuang untuk bisa berdiri di lereng yang curam dan tidak rata itu.

Jo menepuk-nepuk jeans dan kemejanya yang penuh potongan rumput dan ranting kecil menempel. Ia memasang tampang marah yang malah membuat Andy terpingkal-pingkal. Ia berbalik badan untuk memperbaiki gigi palsu dan korsetnya.

The Pretty Bodyguard and The Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang