"Andy!" teriak Jo lantang.
Andy mundur sambil terkekeh geli. "Cuma testing, Jo. Siapa tahu berhasil mengulangi masa lalu sepenuhnya."
Jo mendengkus.
Tawa Andy reda setelah perutnya berbunyi cukup keras. "Hehehe. Lapar.... Eits, kamu istirahatlah. Aku bisa sendiri."
Jo mengernyit. "Kamu bisa masak?"
Andy meringis. "Untuk stok makanan di sini, bisa. Hmm, kamu mau yang mana?" Ia membuka kitchen cabinet kecil dengan dua pintu. "Mau apa? Mie, bubur atau sup? Tapi semua instan."
Senyum tipis terbit di wajah Jo. Yah, sejak kapan Andy tahu urusan dapur.
"Terserah."
"Hm. Kalau begitu mie saja." Dengan canggung Andy mulai menyiapkan panci dan menyalakan kompor.
"Airnya terlalu banyak," kata Jo dari belakang Andy. "Sini. Biarkan aku saja."
"Tapi..."
"Aku masih bisa bergerak, And."
Andy mundur dan menyerahkan kuasa pada Jo. Ia menatap dalam diam dari belakang tubuh Jo.
"Sebegitu laparnya sampai kamu tak sanggup berkicau lagi, ya?" sindir Jo.
Andy tersenyum. "Suka saja memperhatikanmu. Bayanganku jadi semakin jauh."
Jo terkesiap.
"Kalau Titus dan Papamu masih hidup, mungkin kita sudah bersama. Meskipun mungkin diusir Mama dari rumah. Aku dan kamu hidup jadi pekerja biasa. Hahaha."
Jo berusaha tidak memperhatikan lelucon Andy. Tapi jauh dalam lubuk hatinya, ia pun mengakui kemungkinan itu. "Nih, sudah siap."
"Waaah, pasti lezat!" kata Andy gembira. Ia mengendus dengan antusias uap mie instan yang mengepul dari mangkuk di hadapannya.
Jo tersenyum selintas.
Di tengah acara makan sederhana itu, tiba-tiba Andy menyela. "Lihat. Kita sudah seperti pasangan serasi yang sedang makan malam berdua, kan?"
Jo hanya mengangkat kepala sejenak dan menatap Andy sekilas tanpa berkomentar. Ia mati-matian menahan diri untuk membatasi interaksi yang terlalu pribadi dengan Andy, walaupun kadang masih saja kecolongan.
Badai terdengar mulai reda, tapi mereka tetap bertahan karena hari sudah gelap.
"Apa maksudmu?" protes Jo ketika Andy ikut berdesakan dengannya di atas kasur. "Minggir. Aku saja yang tidur di karpet."
"Jo....Sumpah. Aku tidak akan macam-macam. Aku hanya rindu tidur di dekatmu... please...."
"Tidak, And. Tidak usah merayu."
Andy berdecak kesal. Ia membanting bantalnya di karpet lembut dan bergelung kesal di situ.
Jo sebenarnya tidak tega. Bos perusahaan harus tidur di atas karpet. Tapi ia sendiri sedang tidak yakin dengan keteguhan hatinya. Ia tidak yakin bisa menolak jika Andy terus merayu. Rayuan laki-laki lain bisa ia anggap angin selama ini. Tapi ini lain. Ini Andy. Semua pertahanan diri Jo bisa rontok dengan mudah di hadapannya.
Jo mengecek ponselnya. Sinyal masih blank. Pengaruh badai belum selesai. Ia berusaha memejamkan mata meskipun, seperti biasa, ada bagian dirinya yang tetap waspada. Salah satu hasil tempaan pekerjaan selama bertahun-tahun.
Ia membuka mata dan melihat Andy meringkuk di atas karpet. Tampaknya sudah tertidur. Ia mengeluarkan dengkuran lembut yang tak asing di telinga Jo.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pretty Bodyguard and The Crazy Boss
Action(COMPLETED) Andy Bayusaga kena batunya. Si Boss kaya raya sekaligus penakhluk wanita harus berurusan dengan keluarga mafia karena dianggap menggoda istri pimpinan mereka. Ayah Andy langsung meminta tolong sekaligus perlindungan pada International Se...