Jo dan Andy duduk mengitari meja makan panjang di sebelah ruang keluarga. Kika yang awalnya ikut duduk akhirnya berkeliling kesana-kemari karena bosan.
Andy saja rasanya ingin ikut Kika jika tidak ingat janjinya pada Jo untuk serius menghadapi ibunya. Setelah makan bersama, Nyonya Lidya Bayusaga hanya diam sambil sesekali menyesap teh hitamnya. Jo tetap menahan diri dengan pasang wajah biasa meskipun calon mertuanya berkali-kali menatapnya tajam tanpa suara.
"Ma, ayolah. Aku sudah hampir pingsan karena bosan ini. Kalau Mama hanya ingin lomba berdiam diri melawan Jo, aku jamin pertandingan ini akan berakhir seri sampai besok pagi," protes Andy yang tak tahan lagi.
Jo berusaha keras tidak tersenyum dan mempertahankan ekspresinya.
"Tunggu Papamu sebentar lagi."
"Papa sudah pasti setuju kalau itu tujuan Mama."
Terdengar jerit senang Kika dari kejauhan menyambut kedatangan Balint Bayusaga. Dan beberapa menit kemudian laki-laki itu muncul di ruang makan dengan menggendong Kika yang ocehannya sudah menggema di penjuru rumah besar itu.
Jo segera berdiri menyambut.
Balint menyapa dengan ramah, seperti biasa. Ia juga melayani ocehan Kika dengan antusias. Jo dulu sering bertanya dalam hati, bagaimana bisa laki-laki yang seramah itu bisa jatuh cinta pada wanita yang ketus dan galak? Tapi saat ini ia bisa menyadari bahwa Tuan Balint pasti melihat sesuatu yang baik yang tidak bisa mereka pahami. Dan berharap hal baik itu dapat terbuka baginya.
"Maaf, kami makan duluan, seperti yang kamu perintahkan tadi," kata istrinya.
Ia mengangguk dan mengalihkan pandangan pada Jo. "Nah, ini baru anak gadis John yang kukenal. Apa kabar, Jo?"
Jo menyalami Balint sambil tersenyum. "Baik, Tuan."
"Kabarnya kau terluka?"
"Sudah jauh lebih baik, Tuan."
"Hei, And."
"Ya, Pa?"
"Kau ini serius ingin menikahi Jo?"
"Pakai tanya. Tentu saja, Pa."
"Lalu kenapa dia masih panggil aku 'Tuan'? Kau tidak membiasakan dia memanggil 'Papa' juga?"
"Yesss!" seru Andy girang.
Jo memerah wajahnya.
Lidya Bayusaga memasang wajah tak setuju. Tentu saja.
"Kak Jo anak Opa Balint juga?" tanya Kika bingung.
"Kika baru tahu?" Balint balik bertanya dengan ekspresi lucu.
"Kenapa Kak Andy bilang cinta-cinta dan peluk-peluk sambil cium Kak Jo?"
Andy meringis tanpa memperdulikan ekspresi kesal ibunya sedangkan Jo semakin memerah wajahnya tanpa berani berkomentar.
Balint hanya tertawa keras mendengar celoteh jujur si kecil.
"Baiklah. Kita pindah saja ke meja makan kita. Meja ini terlalu besar, aku merasa seperti ksatria raja Arthur yang siap bertempur kalau duduk di sini," kata Balint mengajak mereka pindah ke pantry dengan meja kecil yang mereka biasa gunakan. Dalam hal ini, ia dan Andy memang seide, tidak terlalu suka makan di meja besar itu kecuali jika sedang menjamu tamu.
Balint meminum kopi yang disediakan pelayan dan Kika menirunya dengan segelas jus jeruk.
"Baiklah. Jadi kapan kalian akan menikah?" kata Balint langsung yang membuat Jo terbelalak kaget. Ia menyela istrinya yang sudah siap protes. "Sudahlah, Lidya. Anakmu cinta mati pada Jo. Tidak ada gunanya kamu terus menentang. Lagipula ini Jo. Bukan orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pretty Bodyguard and The Crazy Boss
Action(COMPLETED) Andy Bayusaga kena batunya. Si Boss kaya raya sekaligus penakhluk wanita harus berurusan dengan keluarga mafia karena dianggap menggoda istri pimpinan mereka. Ayah Andy langsung meminta tolong sekaligus perlindungan pada International Se...