Brat

7.3K 796 39
                                    

Jo mulai bisa beradaptasi dengan tingkah Andy. Walaupun menerima itu semua sangatlah sulit.

Andy lebih banyak diam dan sangat serius dalam pekerjaan, tapi penampilan dan reputasinya menarik perhatian banyak wanita dengan mudah.

Tapi tak semudah itu.

Jo tahu Andy mulai sering memelototi pantatnya. Tapi segera memalingkan muka setelah ia meliriknya marah.

Andy hanya bisa meringis jika hal itu terjadi. Lalu garuk- garuk kepala dengan bingung. Bingung bagaimana ia bisa tertarik dengan pantat gadis jelek yang tidak akan lolos seleksi jadi  sekretarisnya jika dia benar-benar dites.

Lalu matanya yang menatap tajam di balik kacamata tidak modis itu.... Hah... Matanya itu bisa membuatku melupakan bagian tubuhnya yang lain yang jauh dari standar, keluh Andy dalam hati.

Ia meneruskan makan siangnya di sebuah cafe bertema private garden.

Di cafe yang yang menyediakan pondok-pondok terpisah itu, Jo memilih duduk di sebuah gazebo tak jauh dari tempat sang bos.

Sebuah sedan hitam yang diikuti sebuah van masuk ke areal parkir yang masih bisa terlihat dari gazebo tempat Jo menikmati makan siangnya. Ia langsung menegakkan punggung dan bersikap waspada.

Andy masih tampak melamun dan tidak menyadari kehadiran rombongan itu.

Jo segera menelpon rekan-rekannya. Ia bergerak cepat sebelum mereka sampai di pondok sang bos.

"Ada apa, Jo?"

Jo hanya sempat memberikan kode dengan kepalanya.

Seorang laki-laki paruh baya bertampang keras yang jelas adalah ketua kelompok itu langsung menghampiri Andy dengan raut muka beringas.

"Heh, bajingan. Kau sembunyikan di mana istriku?!" Ia menumpukan kedua tangannya di meja tempat Andy duduk.

Jo bergerak mendekat tapi segera dicegah Andy dengan kode gerakan tangan.

"Heh. Aku sudah bilang, dia yang mendekati dan merayu aku. Dan aku tidak pernah lagi menjumpainya sejak aku tahu dia istrimu!" balas Andy tanpa nada takut.

"Pembohong! Kau perayu wanita! Buaya darat keparat!"

"Lihat siapa bicara tentang siapa. Buat apa aku menyembunyikan istri orang kalau aku bisa mendapatkan sepuluh gadis dengan sekali lirik."

Cuih, batin Jo. Sekali lirik. Hebat kau sekarang, And! Tepuk tangan!

"Kau! Sialan!" bentak laki-laki itu geram.

"Hadapilah. Kau mungkin salah alamat. Mungkin dia dengan laki-laki yang lain?"

"Kurang ajar!"

Jo menangkis lengan laki-laki itu dengan cepat. Dan mendorongnya dengan sekali sentak.

Melihat bosnya diserang, anak buah maju serentak.

Jo langsung pasang badan tanpa takut.

"Stop. Mundur kalian. Heh, aku baru tahu kalau selain buaya darat, kau juga pengecut yang suka berlindung di ketiak perempuan. Hahaha...."

Ia berbalik pergi sambil menyeringai mengejek.

Andy melotot pada Jo yang ditanggapi cuek oleh gadis itu.

"Hebat. Kau agen hebat." Andy berkata dengan sinis.

Jo kembali ke tempatnya dan menghubungi rekan- rekannya untuk melaporkan keadaan tanpa mempedulikan tatapan sebal si bos yang baru saja dilecehkan oleh si gembong narkoba.

The Pretty Bodyguard and The Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang