Gossip

4K 448 39
                                    

Wajah Andy bersinar lebih terang sejak ia mengetahui perdamaian yang terjadi antara ibunya dengan Jo. Masalah besar terselesaikan! Tapi...

"Apa Mama sudah kau beri tahu masalah satu itu?" tanya Andy sambil menggandeng tangan Jo menyusuri pantai yang sama tempat ia terjebak dengan Jo beberapa waktu yang lalu. Pantai yang mengurung mereka karena badai tapi saat ini sudah dua kali lipat lebih indah dan tertata. Pantai yang jadi permintaan tempat dari Jo untuk mereka berduaan selama beberapa hari.

"Kau tahu sendiri Mama kadang-kadang lebih gigih dari seorang agen," jawab Jo santai.

"Jadi Mama sudah tahu?"

"Tahu dan pasrah."

"Tunggu dulu. Tunggu." Andy menghentikan langkahnya. "Kita bicara tentang orang yang sama, kan? Nyonya besar Lidya Bayusaga?"

Jo tertawa. "Tentu saja, And. Memangnya siapa lagi? Maleficent?"

"Tapi kenapa dia pasrah? Itu bukan dia. Mamaku bukan orang yang mudah pasrah. Ha. Jangan-jangan dia merencanakan sesuatu..."

Jo membungkam Andy dengan ciuman tiba-tiba. "Diamlah, Tuan Bayusaga. Terimalah dengan gembira, bukan dengan sederet dugaan gila."

"Uh, Nyonya Bayusaga... " Andy balas memeluk Jo erat dan mendekatkan wajahnya.

"Ya, Tuan?" jawab Jo seduktif.

"Istriku." Andy semakin mendekat dan bibir Jo adalah incarannya.

"Hem.."

"Cintaku."

"And?"

"My personal bodyguard."

"And!"

Andy mundur beberapa senti dan menatap mata wanita yang tak pernah lepas dari hatinya selama ini.

"Aku tahu semua itu. Katakan sesuatu yang aku tidak tahu," kata Jo perlahan.

Andy tersenyum. "Kamu sudah tahu semua, Jo Syandana. Tapi biarkan aku tetap mengatakannya terus dan terus. Sampai kau bosan mendengarnya."

Senyum lebar merekah di wajah Jo. Ia mengalihkan dekapannya di pinggang  Andy dengan melingkarkan kedua lengannya di leher suaminya. "Itu yang baru. Kau boleh terus mengatakan hal-hal itu. Yakinlah, aku tidak akan bosan mendengarnya, meskipun kadang terdengar menggelikan."

=========================

Jo benar-benar memutuskan berhenti jadi agen. Hal yang disambut baik oleh ibu mertuanya walaupun bukan dengan ekpresi yang menggelegar.

"Oh. Kau berhenti? Baguslah."

"Aku bisa terus jadi sekretaris Mama, kan?" tanya Jo enteng.

Balint melirik Andy dengan wajah senang. Adalah suatu kebahagiaan besar baginya bahwa akhirnya Lidya bisa berdamai dengan Jo, yang berarti meredanya badai dalam keluarganya.

"Ya. Sementara saja. Sambil mencari posisi yang cocok untukmu."

"Tidak usah susah, Ma. Jo cocok juga jadi sekretarisku." Segera setelah Andy menyelesaikan kata-katanya, ia mendapat dua pelototan sengit dari dua wanita yang ada di situ, sementara sang ayah tertawa lucu.

"Tidak lucu, Pa. Lihatlah, mereka sekarang kompak melawanku."

Balint hanya melempar senyum.

"Kau minta istrimu jadi sekretaris?" ujar Lidya sinis. "Hah. Mana betah kau tidak pegang-pegang, sementara di manapun yang kulihat, kau selalu saja cari cara untuk mendekati istrimu."

Jo menunduk menyibukkan diri dengan makanan di hadapannya.

Andy meringis.

"Sayang, seperti tak ingat saja kamu saat kita jadi pengantin baru," celetuk Balint yang segera membuat wajah istrinya merah padam.

The Pretty Bodyguard and The Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang