Prolog

539 25 0
                                    

"Aku pulang.." gadis itu membuka pintu apartemennya dengan lesu.

Hening seperti biasanya, jawaban yang akhir-akhir ini mengganggunya.

Pekerjaannya hari ini lebih melelahkan dari kemarin. Bos yang sering memarahi dirinya karena kesalahan paling kecil, rekan kerja yang selalu bergantung padanya, ditambah lembur karena beberapa karyawan tidak masuk.

Gadis itu mengepalkan tangannya erat-erat menahan marah mengingat yang dilihatnya di alun-alun kota ketika dia pulang adalah karyawan yang membolos itu. Dia tahu jelas mereka sedang kencan buta, mereka sudah merencanakannya sejak minggu lalu.

Dengan lunglai dia merebahkan diri di atas kasurnya. Tubuhnya bahkan masih dibalut dengan seragam kerja. Pikirannya dipenuhi kejenuhan rutinitas hidup dan orang-orang brengsek di sekitarnya. Yang paling diinginkannya saat ini hanyalah kehadiran seseorang yang ingin menemaninya, mendengarkan keluh kesahnya, dan menyambutnya di rumah ketika dia pulang.

"Seandainya dulu papa dan mama tidak bercerai".

Menyadari keinginannya, Gadis itu bangkit untuk duduk. Sambil menggelengkan kepalanya, dia tersenyum kecut. "Kamu sudah 22 tahun Claire.. sudah bukan waktumu untuk berandai-andai" katanya kepada diri sendiri, merasa sangat bodoh.

Tangan kecilnya mengumpulkan rambut pirangnya yang terurai dan menyatukannya dengan karet gelang. Dia bersiap untuk mandi dan kemudian tidur untuk besok bekerja lagi. Dia berusaha keras melupakan kejadian hari ini dan berharap besok tidak lebih buruk. Sebelum menyentuh pintu kamar mandi, mata birunya menangkap sebuah artikel di koran yang tergeletak di atas meja makan sejak pagi tadi.

"MAUKAH KAMU MENIKMATI HIDUP TENANG DAN MENYEGARKAN DI PERKEBUNAN?

HUBUNGI XXXXXX UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT".

GRAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang