28

130 12 0
                                    

Ann menengok dengan cepat ketika mendengar pintu penginapan itu dibuka. Gadis tomboy itu menghentikan aktifitasnya mengambil gelas-gelas kosong, senyumnya merekah dengan manis ketika menyadari si rambut pirang lah yang membuka pintu itu.

Cliff yang saat itu juga sedang menyantap makan siangnya di atas meja bar, dengan sepiring kare, juga menengok ke arah pintu sambil melambaikan tangan.

Suasana liburan masih menyelimuti Mineral Town. Setelah pesta besar-besaran merayakan tahun baru 3 hari lalu, pantas saja jika penduduk kota ini ingin istirahat.

"Tunggu sebentar ya Claire!" seru Ann, berjalan cepat menuju ruang belakang. Tempat dapur berada.

Gadis pirang itu pun berjalan mendekati laki-laki itu. Duduk di sampingnya.

"Sudah makan siang, Claire?" tanya Cliff.

Jawaban gadis itu hanya gelengan. "Sebentar lagi Ann akan mentraktir saya!".

"Oh, ya? Ada acara apa?".

"Entahlah.. tiba-tiba saja dia mengundang saya kemari".

"Merencanakan festival Dewi Panen!" seru Ann tiba-tiba muncul di depan mereka. Tangannya menggenggam erat nampan yang di atasnya terdapat dua gelas jus melon dan kentang goreng berukuran jumbo. Claire mengedipkan mata beberapa kali tidak mengerti.

"Itu loh.. itu lohh... festival di mana gadis-gadis yang belum menikah menari di Rose Square sambil mengenakan pakaian tradisional!!". Kemudan Ann meletakkan nampannya di atas meja bar, wajahnya ia dekatkan ke wajah gadis pirang yang malang itu. "Apakah aku sudah menyebutkan, kalau sesi dansa kedua berpasangan?".

Claire menepuk telapak tangannya satu sama lain tanda mengerti. "Kamu ingin mengajak saya berpasangan denganmu!".

Ann menepuk dahinya.

Gadis dengan rambut dikepang itu dengan gesit merangkul pundak Claire dan membawanya menjauh dari Cliff malang yang terheran-heran.

"Dengar, tahun ini benih-benih cinta lebih bermekaran dibanding tahun-tahun sebelumnya!".

"Heeee..." Gadis pirang itu menunjukkan tampang meledeknya. Tahu, dari gerak-gerik Ann yang melirik laki-laki di seberang sana dengan malu-malu.

"A-Apa sih!" perempuan itu mulai merona. "Ini pertama kalinya aku akan berdansa dengan laki-laki selain ayahku tahu!". Kemudian Ann mencengkeram pundak Claire erat. "Jadi aku akan mengundang teman-teman untuk mempersiapkan baju tradisionalnya. Malam ini!".

Claire manggut-manggut mengerti. Kemudian Ann merangkulkan lengannya pada leher Claire sambil berbisik "Aku bertaruh 500 gold Gray akan mengajakmu dansa". Taruhan yang tidak adil memang, karena tentu saja laki-laki itu akan mengajak kekasihnya berdansa.

'tik' 'tik'

Suara air yang menabrak kaca tiba-tiba terdengar. Awalnya pelan dan jarang, tapi kemudian menyerbu dengan keras seakan mengharapkan kaca penginapan cepat roboh. Tidak, lama 2 manusia menerobos masuk penginapan dengan tergopoh-gopoh. Itu Karen dan Popuri, yang sebagian besar pakaiannya telah basah.

"Sial, padahal tinggal sedikit aku sampai. Hujan turun begitu saja!" umpat wanita cantik itu sambil mengeringkan tubuhnya dengan handuk pemberian Duke.

"Hujan-hujan begini.. kita tidak bisa memetik bunga untuk bajunya.." Popuri menunjukkan alisnya yang mengkerut sedih.

"Omong kosong! Kita terabas saja!" seru Ann.

"Ehhhh!! Tapi Gotz melarang kita ke gunung ketika hujan!".

Ann dan Popuri masih saja berdebat, padahal Karen sudah meminum gelas wine kelimanya.

GRAIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang