Claire memberi makan ayam-ayamnya, memeriksa kotak suratnya, kemudian mengambil beberapa kayu bakar dari tempat penyimpanannya.
Salju telah turun sejak kemarin, bertanggung jawab atas tanah pijakan bertambah tinggi satu sentimeter. Gadis itu tidak keberatan dengan jalannya yang menjadi susah, sepatu bootsnya telah banyak membantunya.
Setelah masuk kembali ke rumahnya, ia menyalakan perapian. Berharap ketika ia kembali nanti rumahnya tetap hangat.
Mata birunya melirik Dog yang tidur dengan manja di dekatnya. Semakin hari semakin besar saja anak anjing itu. Claire tersenyum dan membelai kepalanya. "Hei, Dog.. menurutmu Gray menganggap semua perempuan seperti anjing?" canda Claire ketika teringat seringnya Gray membelai kepalanya dan Mary.
Tidak melupakan janjinya pada Mary, Claire segera bersiap meninggalkan rumahnya lagi. Dia pakai syalnya dan sepatu bootnya, meninggalkan Dog di dalam agar dia tetap hangat.
***
"Claire!" panggil seorang laki-laki dari arah rumah Duke.
Yang dipanggil pun menengokkan kepalanya, tersenyum ke arah Cliff sambil menyapanya.
"Tanganmu sudah baikan, Cliff?".
"Iya, lumayan.." laki-laki itu menunjukkan tangannya yang masih diperban. "Aku sudah ke dokter Trent kok..".
"Ohhh.. semoga cepat sembuh, jangan paksakan dirimu ya!". Claire melambaikan tangannya hendak berpamitan. Tapi begitu kaki kanannya melangkah, lapisan es yang licin berhasil menangkap mangsanya.
Claire tergelincir hingga jeritannya berhasil keluar. Tapi keterkejutannya tidak sampai di situ saja. Dia sama sekali tidak merasakan sakit.
Cliff memeluknya erat, menjadi batalan untuknya mendarat.
"Kamu tidak apa-apa, Claire?".
Gadis yang masih syok dengan apa yang barusan terjadi hanya mengangguk.
Claire masih memperhatikan tangan Cliff yang masih memeluknya. Yang mengejutkannya, karena hangatnya. "T-Terima ka-".
"Saya tidak tahu, kamu suka bermesra-mesraan di tempat umum.. Cliff".
Mata Claire dan Cliff membulat ketika melihat laki-laki bertopi itu.
"G-Gray.. ini tidak seperti yang kau pikirkan!!" wajah Cliff memerah.
Gray malah tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi laki-laki yang rambutnya diikat ekor kuda itu, membuat Cliff melongo. "Lihat ekspresi lucumu itu!" ujarnya.
Cliff merubah ekspresinya menjadi masam, kemudian berdiri hendak menjauhi Claire. "Kau mau kemana?" tanyanya kemudian.
"Ada yang ketinggalan di kamar.. Kalian sendiri?".
"Aku mau bekerja.. kalau Claire.." Cliff menengok ke arah Claire yang tidak berdiri dari duduknya. "Kamu tidak apa-apa?".
"S-sepertinya.. kaki saya terkilir..".
"Sebenarnya, apa sih yang kalian lakukan?" tanya Gray penasaran.
"Claire tergelincir es.. " Cliff kemudian menyodorkan bahunya, membantu Claire berdiri. "Sini aku antar.. kamu mau ke mana?".
"Perpustakaan".
Si rambut tembaga itu menunjukkan senyum lembutnya, mengusap lembut rambut Claire. "Hati-hati, Claire.., Oh iya.. bilang ke Mary saya akan menyusul setelah kerjaan selesai". Setelah melambaikan tangan pada mereka, Gray melanjutkan jalannya ke arah penginapan.
"Cliff". Panggil Claire. Mata birunya tetap memandangi punggung si rambut tembaga itu yang semakin mengecil.
"Ya?".
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAIRE
Fanfiction#Mildly Mature 17+ # Fiksi Penggemar game harvest moon boy & girl / more friends of mineral town Gadis lugu itu akhirnya membeli perkebunan di sebuah kota terpencil, berharap mengubah hidupnya yang monoton di ibu kota. Dengan overall biru dan kemej...