Dalam hitungan hari, bulan Desember semakin mendekati. Udara dingin mulai lebih ganas menembus kulit seperti tombak. Tapi dia, dengan berani menerobos dinginnya musim gugur. Untuk gadis muda seperti Claire yang merawat kebunnya sendirian, cukup mengesankan ia sudah menyelesaikan panen terakhirnya di tahun ini.
Sudah setahun ia berada di Mineral Town. Tanpa kebohongan, Claire merasa sangat bahagia.
Sangat bahagia hingga membuatnya heran. Semua berjalan dengan lancar seperti keinginannya. Menyelesaikan masalah dengan Kai, berteman dengan penduduk desa, perkebunan menghasilkan keuntungan, dan berdebar-debar dengan Gray. Tidakkah hidupnya terlalu mudah sejak dia pindah ke Mineral Town?
Tiba-tiba saja, Ann dengan suaranya mengagetkan Claire. Si rambut pirang menengok ke arah pintu masuk perkebunannya hanya untuk mendapati senyum besar gadis tomboy itu.
"Aku dengar dari Cliff, kamu membantunya?".
Claire menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, "Saya tidak tahu itu bisa disebut bantuan atau tidak..".
Ann menggeleng membantah keras pernyataan Claire. "Berkatmu, dia bisa tinggal di sini lebih lama!".
Claire terhenyak mendengar itu, mengingat Cliff merahasiakan masalahnya (mengenai meninggalkan Mineral Town di akhir musim gugur) dari orang-orang. Seolah paham dari ekspresi si rambut pirang, Ann berjalan lebih dekat ke arahnya. "Aku sering melihatnya di tempat Duke belakangan ini.. Aku memaksanya cerita, sih", Ann menjulurkan sedikit lidahnya sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Pokoknya, aku sangat berterima kasih!" seru Ann. "Akan menyedihkan kalau harus kehilangan teman.. agak kecewa karena aku tidak bisa membantu sih...".
"Kamu bicara apa?" Claire memegang pundak Ann, menyadarkannya. "Cliff malah banyak berhutang padamu tahu". Gadis itu mengedipkan sebelah matanya membuat gadis yang rambutnya dikelabang itu merona merah.
"A-Apa maksudnya kedipan itu?".
Claire hanya meringis menggoda temannya itu, yang digoda hanya menghembuskan nafas menyerah.
"Ngomong-ngomong.. aku masih tidak menyangka kau dan Gray pacaran" ujar Ann santai sambil memasuki rumah Claire tanpa izin pemiliknya.
Claire yang ditinggal di luar tersedak ludahnya sendiri. Dengan cepat ia menyusul Ann masuk ke dalam rumahnya. Mata birunya memperhatikan gadis tomboy itu duduk di meja makan rendahnya.
"Kamu menyukai Gray?" desak Ann lagi. Semakin membuat Claire heran dengan tujuan kedatangannya dan tiba-tiba menanyakan hubungan pribadinya.
Melihat gadis yang ditanyai itu hanya diam saja, Ann menggaruk kepalanya frustasi. "Kau terlalu tertutup, Claire!!.. maaf.. belakangan aku pikir kamu agak murung, aku hanya ingin lebih tau tentangmu.. membantumu.. seperti itu lah!".
Claire terhenyak, "M-murung? Apa maksudmu..".
"Kamu belum jawab pertanyaanku, apa kamu menyukai Gray?" desak Ann lebih keras.
Claire hanya mengangguk, menyembunyikan pipinya yang merah.
"Aku tidak menyangka, bagaimana bisa kamu menyukai orang seperti itu hanya dalam satu musim? Aku saja butuh waktu 3 tahunan hanya agar terbiasa dengannya".
"Gray, separah itu?".
"Bayangkan saja dia sebagai granat berjalan".
Humor Claire tergelitik membayangkannya, "Tapi.. Saya lihat Gray tidak begitu...". Claire kemudian diam merenungi perkataannya. "Kamu benar.. ada saat-saat dia seperti granat".
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAIRE
Fanfiction#Mildly Mature 17+ # Fiksi Penggemar game harvest moon boy & girl / more friends of mineral town Gadis lugu itu akhirnya membeli perkebunan di sebuah kota terpencil, berharap mengubah hidupnya yang monoton di ibu kota. Dengan overall biru dan kemej...