Prolog | Cinta Tak Bersyarat

12.9K 613 113
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم


Cinta, hal yang lumrah bahkan dianggap sebagai fitrah yang diberikan Allah kepada setiap hambanya. Namun, jangan salahkan jika sewaktu-waktu fitrah itu berulah dan berubah menjadi fitnah.

Lantas fitrah semacam apa yang seharusnya seorang hamba miliki? Cinta yang tulus dan suci serta datang dari dalam lubuk hati. Cinta yang membawa berkah serta mengantarkan kita hingga ke Jannah-Nya.

Jangan salah dalam mengartikan kata cinta, karena hal itu akan sangat berdampak buruk untuk ke depannya. Jangan terlalu memusingkan soal cinta, karena jika sudah waktunya, cinta itu akan datang dengan sendirinya.

Terkadang manusia terlalu bergelut dengan cinta sesama hamba. Namun, seakan menutup mata dan telinga dengan hakikat cinta yang sesungguhnya. Cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Cinta tak bersyarat, tiga kata dalam satu rangkaian kata yang menyimpan banyak cerita. Entah suka maupun duka, keduanya datang saling berganti dan selalu mengiringi.

Menjatuhkan hati pada seseorang bukanlah hal tabu yang dilarang, justru akan terasa aneh dan hambar jika hal yang seperti demikian tidak dirasakan oleh setiap insan.

Tapi harus diingat, bahwa tidak selamanya cinta harus diungkapkan dengan kata dan ucapan. Ada kalanya dipendam secara diam-diam menjadi opsi terbaik yang dipilih oleh sebagian orang.

Bukan bermaksud untuk menjadi seorang pecundang yang jika di depannya selalu mati kutu, bersikap tak peduli, bahkan tak ayal bersikap menyebalkan. Hal itu dilakukan hanya untuk menyembunyikan apa yang seharusnya tidak dicium oleh khalayak ramai.

Cukuplah Allah yang menjadi tempat untuk berbagi cerita dan cukuplah untaian doa yang membalut cintanya.

Jika memang Allah berkenan untuk mempersatukan, pasti akan selalu ada jalan. Tapi jika pun tidak, tak apa. Allah lebih tahu yang terbaik untuk hambanya.

Cinta yang ikhlas dan tulus tak akan menuntut sebuah timbal balik. Karena memang ada kalanya sebuah rasa cinta tak selalu berakhir indah di pelabuhan cintanya.

Cintai dia dengan sepenuh hati, jangan sepenuh jiwa. Karena jika putus di tengah jalan cukuplah sakit hati dan bukan sakit jiwa.

Cinta itu seperti sebuah segitiga, memiliki satu puncak tertinggi di atasnya dan dua titik yang sama di bawahnya.

Pada titik puncak teratas biarkan diisi dengan cinta kepada Tuhan Sang Pemilik Alam, Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan dua titik di bawahnya diisi oleh kita, dua insan manusia yang saling mencintai karena-Nya.

Sesungguhnya puncak tertinggi dari rasa cinta adalah sebuah ketulusan serta keikhlasan dalam hati.

Bukan menjadi rahasia umum lagi jika Allah mencintai seluruh makhluk ciptaannya.

Dia memberikan limpahan rezeki yang tiada akhirnya tanpa pandang bulu sedikit pun.

Entah kepada umat-Nya yang taat atau bahkan pada umat-Nya yang tersesat sekali pun.

Hanya ada satu kunci rahasia yang seringkali dilupakan tanpa sengaja. Bersyukur.

Terlalu banyak meminta dan menuntut hingga lupa bahwa dengan kita masih diberikan napas secara gratis saja sudah sangat patut untuk kita syukuri.

Jika hati sudah diliputi dengan rasa syukur, Insya Allah semuanya akan Allah permudah.

-Cinta Tak Bersyarat-

-Jadikan Alqur'an sebagai bacaan utama-

-Budayakan Votement!-



Bismillah aku kembali datang dan membawa cerita baru nih. Semoga teman-teman menyukai cerita saya kali ini. Jangan lupa juga untuk meninggalkan jejak serta mendukung karya saya ini.

Sampai jumpa di bab selanjutnya...

Cinta Tak Bersyarat  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang