Belum mampu

132 3 0
                                    

(Feli)

Teng..tongg...
Bel rumah berbunyi

Dengan langkah setengah berlari, aku pun turun ke lantai bawah dan segera membukakan pintu

"Hmm..kenapa Van?"
"Ga, cuma mau ngliat kamu aja"
"Pliss Van, kamu mau apa sih sebenarnya?"
"Mau kamu bahagia"
"Aku bahagia kok."

"Fel..."
"Van, pliss aku ga mau diganggu. Dan oh iya satu lagi, yg kejadian kemarin malam, aku minta maaf karna ga seharusnya aku balik nyium kamu, aku cuma lagi kangen Andra saat itu. Dan aku ga mau nantinya salah paham"
"Hmm. Sorry Fel, kemarin malam aku lancang banget udah nyium kamu. Aku disini cuma pengen kamu bahagia kok."
"Van, kamu ga ngerti. Udah deh."
"Aku ngerti dan paham betul kesakitan kamu."
"Hmmm"
"Fel, izinin aku buat nghibur kamu yaa. Kamu mau jalan ga?"
"Hmm, yauda aku siap2."

19.00 wib..
*Di Taman

Aku dan Nevan memilih untuk duduk di sebuah bangku taman dengan bercahayakan lampu taman

"Fell..buat puisi yukk"
"Puisi?"
"Iya, kamu suka kan?"
"Hmm, kamu kok tau aku suka nulis puisi?"
"Yaa, tau aja. Udah deh ga penting tau darimana, mau ga? Ntar kita kirim ke penerbit buku. Siapa tau banyak yang suka dan tertarik mau ngbaca"
"Hmm, tapi apa sempet kak? Tugas aja banyak banget, ditambah ntar lagi kan kita harus persiapan diri buat meeting national buat jadi member yg organisasi kita udah bahas."

"Gapapa, kamu tulis puisi di selembar kertas aja. Kapan kamu punya waktu dan suka menulis, kamu bisa tuliskan di kertas dan setelah itu kasih ke aku."
"Hmm oke deh. Mulai besok yaaa"
"Oke"

KepergianmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang