Thankyou, Next.

146 3 0
                                        

Pagi yang indah membangunkan malamku yg terlelap

Kringg...kringg

"Hallo? kenapa Rin?"
"Gue kerumah lo ya, lo buruan cepat2 mandi terus siap2 deh."
"Duh apaan sih, lo pagi2 udh nelpon nyuruh siap2 lagi"
"Ih Feli udh... Lo ikutin kata2 gue. SEKARANG."

"Duh apaan sih ni anak, pagi2 gini udh aneh2 aja"kataku

8.30 wib
Akhirnya aku selesai dan Maureen akhirnya tiba dirumahku

"Rin, ngapain sih sebenarnya?"
"Ih udah ayo, lo masuk aja deh"

Mobil Maureen pun melaju dengan sangat cepat..

"kok kayaknya aku tau rumah ini deh"kataku dalam hati

"Rin, ini sebenarnya kita kemana sih?"
"Ke rumah Andra"
"Hahhhhh? Enggak, enggak. Gue mau turun, gue mau balikk"
"Ih Feli lo diem deh, ntar ada yang mau gue kasih tunjuk"

Sepanjang perjalanan, aku semakin penasaran dan sejujurnya aku benar2 tidak ingin melihatnya lagi..

Dan tibalah kami di sebuah rumah mewah yang dulunya menjadi tempat favoritku..

"Ayo masuk"ajak Maureen
"Tapii Rin, gue gakmauu. Gue gakmau ngelihat dia lagi. Plisss"
"Dan lo ga mau masuk? Terus lo mau nangis2 selama bertahun2 lagi karena tidak ada penjelasan yg pasti dari Andra kenapa dia mutusin eloo? Dan elo mau terus2an bertanya sama diri lo sendiri, menyalahkan diri sendiri dan menjauhi setiap cowok yang ngedeketin elo? Iyaaa?"
"Okee gue masuk"

Dengan hati yang campur aduk, dan firasat yang tidak kumengerti. Akhirnya tibalah aku di hadapan seorang laki-laki yang sangat kucintai.

Aku diam tak bergeming, tubuhku kaku. Aku tak tahu harus berkata apa, aku tak tahu harus memulai darimana.

"Ndra, ini Feli."
"Rin, makasih yaa udah mau ngebujukkin Feli biar mau ketemu gue"kata Andra
"Hmm"jawab Maureen ketus

Andra berjalan mencoba meraihku, dan mulai menggenggam tanganku.

"Fel, apa kabar?"
"Gue baik"jawabku dengan datar
"Fel, sebenarnya aku bingung harus mau jelasin dari mana ke kamu."
"Jelasin aja"
"Hmmm, tahun 2015 adalah tahun dimana keadaan merubah hidupku. Papa sakit2an, kami sudah mencoba untuk membawa papa terus berobat dan memberikan yang terbaik. Tahun 2016, keadaan papa semakin memburuk, aku benar2 merindukan papa yg dulu, yang selalu ceria dan selalu menjadi pembimbing yg baik dalam segala hal untukku. Semenjak papa sakit, semua keadaan berubah, semua terasa sulit. Ekonomi semakin menurun, aku harus belajar hemat mati2an, aku kerja karena semua nya telah habis untuk berobat papa kemana2, aku harus berjuang untuk mama, untuk Rio. Rasanya sulit sekali melakukan semua itu. Dan aku tidak tau bagaimana caranya untuk menceritakan padamu, seketika aku merasa minder padamu, aku merasa aku tak pantas untukmu. Aku gakmau kamu susah denganku, akhirnya aku mengorbankan seluruh perasaanku, aku memilih memutuskanmu tanpa sebab. Tahun 2017, Papa meninggalkan kami semua. Hal yang paling menyakitkan, aku tidak sempat bertemu Papa sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya. Berbulan2 aku menegarkan hatiku dan bangkit untuk papa, tapi aku tak sanggup. Sampai pada akhirnya, keluarga papa, semuanya yang dulu sangat baik sekali padaku, Mama dan Rio, kini tidak peduli lagi dengan keadaan kami. Mereka semua menghinaku dan merendahkanku."

KepergianmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang