Positif pergi

200 5 0
                                    

Malam yang bersinar tlah diganti oleh fajar yang baru saja tiba.

"Fell..bangunn"
"Hmm iya kak, duh aku masih ngantuk banget."
"Emangnya kamu tidur jam berapa sih semalem?"
"Jam 1"
"Hah? Kan kamu tau bakalan masuk pagi hari ini, kok tidur jam segitu sih?"
"Iya kak, semalam aku ga bisa tidur, trus aku streaming film deh dan baru ngantuk jam 1"
"Yaudah, bangkit gih. Ntar telat"

*Di kampus
"Fel, trus gimana soal voucher ke Paris ?"
"Hmm gue masih bingung sih"
"Loh kok bingung sih? Kan harinya di hari libur semester, yaa lo ga bakal repot2 lagi buat ngurus jadwal lo."
"Hmm, gue ga mungkin sendiri Rin. Sama aja gue kek orang bego disana."
"Tapi, bukannya tu voucher buat 1 orang doang? Trus lo mau ngajakkin siapa?"
"Hmm, iya sih. Nah, justru itu yang buat gue ribet banget. Gue ga tau mau bareng sm siapa disana, klo gue ngajakkin Kak Raline, dia pasti sibuk. Lo temenin gue deh ya?"
"Hmm, emang sih libur semester ntar gue ga punya jadwal kemana2. Tapi, gue harus izin sm papa mama dulu Fel."
"Hm, yaudah ntar gue yang bantuin."
"Tapi, lo kan tau Fel apa2 mama gue pasti pengen ikut."
"Yaudah, ajakkin aja. Biar ada arahan dari orang tua juga disana, biar kita ga suka2 ntar."
"Tapi klo mama ikut ntar ribet Fel, gue males ah"

"Maureen, mama lo ga akan masukkin lo ke jurang kok. Mama lo emang dikirimin Tuhan buat ngarahin segala sesuatu tentang kehidupan lo."
"Hmm, iya deh Fel. Ntar gue tanya mama dulu yaa."
"Iyaa."

*Di rumah
Kring...kringg

"Halo, kenapa Van?"
"Hmm, nonton yuk."
"Boleh"
"Horor gimana?"
"Setuju banget"
"Yaudah gue tunggu jam 8 yaa"
"Sip"

19.45 wib..
Terlihat seorang wanita bak putri dengan tampilan make up yang natural, menggunakan rok jeans selutut dipadukan dengan blouse dengan model tren masa kini. Kecantikkannya yang natural semakin terpancar dengan gaya rambut diikat satu.

Tinnn..tinnn
Terdengar suara klakson dari mobil seseorang, yang tak lain ialah Nevan.

"Haii Fell"
"Haii."
"Selalu cantik"Nevan berkata dengan suara yang sangat pelan
Mendengar itu, aku hanya mengabaikannya saja dan berpura2 tidak mendengarnya.

Sesampainya di Bioskop..

Semua terlihat sangat menikmati adegan demi adegan yang ditawarkan.

"Gimana filmnya?"Tanya Nevan memulai percakapan
"Lumayan"
"Kamu suka genre horor yaa?"
"Iyaa, menurut aku nih sayang banget duit klo ke bioskop buat nonton genre yang romantis atau yang komedi gitu. Klo di bioskop, aku lebih suka film yang menantang aku. Yaaa, klo film yang romance atau komedi, aku lebih milih buat download di laptop gitu"
"Haha, yaa sih bener banget. Aku sendiri juga gitu, suka banget sm yang horor dan action. Lebih menantang aja sih"
"Yapp, of course"
"Kamu udah makan belum? Kita makan yuk?
"Yauda boleh"

*Di cafe
"Fell.."
"Yaa ?"
"Gimana sama voucher kamu?"
"Masih bingung ni"
"Kok gitu?"
"Iyaa, aku bingung mau pergi sm siapa. Ga mungkin sendirian juga"
"Hm, klo bareng aku mau ga?"
"Boleh sih, rencananya Maureen sm mamanya mau ikut. Tp Maureen belum kasih kabar ke aku, pasti atau enggak."
"Yaudah, ntar kabarin aku aja gimana jadinya"
"Hmm oke."
"Terus S2 kamu gimana? Diambil?"
"Kak Raline ngedukung sih, tapi aku belum yakin banget"
"Kenapa?"
"Hmm, setahun atau dua tahun aku bakalan disana dan...."
"Dan kamu takut kangen Jakarta ?"
"Itu juga sih. Hmm..."
"Kenapa Fel? Apalagi?"
"Hmm, aku pasti ambil kok"
"Bagus deh kalau gitu"

KepergianmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang