Chap 4

8.5K 844 24
                                    

Malam ini sama dengan malam-malam sebelumnya. Perasannya pun sama, merasa seperti sesuatu hilang pada dirinya. Tapi, apa itu?

Tangannya memegang erat ponselnya, matanya menatap bintang yang bertaburan dilangit sambil mulutnya yang bernanyi kecil mengisi kekosongan hatinya.

Entah sudah berapa lama ia duduk di balkon kamarnya, memikirkan kembali hal-hal yang menurutnya mengganggu namun kali ini dia malah sangat menunggu waktu itu datang kembali.

Empat hari berlalu, sejak penolakan itu, laki-laki itu sama sekali tak menampakkan hidungnya. Dan itu menimbulkan rasa lain pada diri Irene. Entahlah dia sendiri tidak mengerti mengapa rasa ini bisa datang.

Suatu penyesalan datang menyergap hatinya. Seolah apa yang sudah ia lakukan adalah hal yang salah.

Tangannya menatap nanar layar ponsel, membaca kembali pesan orang itu dulu, yang tak habis membicarakan sesuatu namun ia hanya menjawab "Y" atau "Oh" dan kata lainnya yang menggambarkan kalau ia malas diganggu.

Memikirkan ini membuat ia menertawakan dirinya sendiri, terbelenggu akan keegoisan, yang akhirnya membuat dia sendiri menderita. Dengan rasa penyesalan, rasa bersalah, terlebih rasa rindu.

'Karena saat seseorang sudah pergi, rasa kehilangan baru terasa'

Kini Irene menyetujui kalimat tersebut, memang benar baru terasa ketika orang tersebut telah pergi.

Kemana dia selama ini? Mengabaikan cinta yang amat besar dari seorang laki-laki yang memperjuangkan dirinya. Menganggap perjuangan itu sia-sia, padahal tanpa terasa perlakuan dan kata-kata laki-laki yang memperjuangkannya membekas, ya buktinya rasa kehilangannya ini.

Jadi pertanyaannya apakah dia juga mencintai laki-laki itu?

Tangannya dengan lihai mencari nama yang akan ia hubungi. Menanti panggilan tersebut diangkat.

"..."

"Halo, em gue ganggu ya?"

"Ah nggak kok Kak, kenapa lo telpon gue?"

"Seul, gue mau cerita. Masalah hati, gak masalah 'kan omongin hati malam-malam gini,"

Ya, orang yang Irene hubungi adalah Seulgi. Karena menurutnya dia akan lebih mengerti masalah ini. Bukannya yang lain tak mengerti, hanya saja Seulgi yang paling tepat untuk membicarakan ini.

"Gak salah lah kak, langsung cerita aja,"

"Oke. Lo tau kan gimana permasalah gue sama 'dia' dan entah perasaan apa ini, gue sendiri gak ngerti, gue kangen sama rutinitas dia ke gue. Gue kangen gimana dia berusaha menarik simpati gue, gue kangen masa itu. Apa artinya ini, Seul?"

Seulgi dan yang lainnya memang sudah tau apa permasalahan Irene, tetapi hanya sebetas tahu kalau 'dia' menjauh. Belum sampai ke detail ini. Dan mereka pun tahu 'dia' disini siapa.

"Hmm, coba buka hati lo deh kak. Buang rasa gengsi dan keegoisan lo. Gue rasa lo juga sayang dia. Jangan melulu harus dia yang berjuang, inget kak laki-laki juga ada hati, ada saatnya dia lelah. Dan gue saranin ya lu perbaiki hubungan lo sama dia. Bukan maksud menceramahi kak, cuma gue gak mau lo menyesal saat dia benar-benar udah pergi dari kehidupan lo. Kejar dia, gapai cintanya kembali, buat cintanya gak bertepuk sebelah tangan,"

Ujar Seulgi diseberang sana panjang lebar. Dia hanya tidak mau Irene melukai perasaannya sendiri karena kehilang apa yang seharusnya menjadi miliknya.

"Gitu ya? Jadi sekarang waktunya gue berjuang?"

"Yup. Jangan takut gagal, gue tahu gimana sayangnya bang Suho ke elo kak,"

"O-okey, thanks ya atas masukannya. Gue akan coba Seul,"

Promise | Suho x Irene (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang