Chap 16

5.2K 414 98
                                    

Siang ini Irene akan menghampiri suaminya Kim Suho di kantor. Entah kenapa ia merasa kangen, padahal mereka satu rumah. Hal ini karena kemarin dia pulang sudah malam dengan Suho yang sudah tertidur. Dan pagi sekali tadi saat Irene masih terlelap dia dibangunkan oleh Suho yang pamit ingin berangkat kerja. Mungkin ini yang membuatnya kangen kepada suami serbuk berlian miliknya.

Dia memakai baju kemeja putih dan rok hitam dibawah lutut juga jam tangan yang dibelikan Suho beberapa hari lalu.

Dia memakai baju kemeja putih dan rok hitam dibawah lutut juga jam tangan yang dibelikan Suho beberapa hari lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia pun segera ke arah mobil pribadinya dan berangkat tanpa sopir, hari ini dan besok dia tidak pergi ke butik. Karena Irene sedang dalam mode malas dan hanya ingin dirumah tentu hanya dengan Suho. Dan ia akan memantau keadaan butik dari rumah dan semua kerjaan ia serahkan ke pegawai kepercayaannya.

30 menit ia habiskan di jalanan Ibu Kota, sampai juga ia di gedung pencakar langit yang mencapai 42 lantai. Tentu saja milik sang suami, Kim Suho.

Setelah menyerahkan kunci mobil pada satpam untuk diparkirkan, Irene pun segera masuk. Ia disambut oleh para pekerja Suho yang sudah mengenalnya dan diantarkan keruangan Suho di lantai 24. Lantai yang khusus untuk Suho dan sekretarisnya.

"Terima kasih," ujar Irene kepada resepsionis yang mengantarkannya.

Resepsionis itu mengangguk dan izin untuk pergi yang dibalas Irene dengan anggukan.

Saat ini dia dihadapkan pada sekretaris Suho yang berada satu lantai dengan suaminya. Okey, izinkan Irene untuk tidak berpikir macam-macam tentang mereka berdua dilantai yang sama dengan kondisi hanya ada mereka. Walau ruangan mereka berbeda tetap saja, interaksi keduanya mungkin sering. Ah sudahlah lupakan.

Jisoo berdiri dan membungkuk 90 derajat, "Bapaknya sedang rapat di lantai 30 Bu," ujarnya memberi tahu.

Irene melirik Jisoo dan tersenyum tanpa mau membalas ucapan Jisoo. Setidaknya dia sudah tersenyum 'kan? Dan itu menurutnya sudah termasuk hal yang sopan dari pada ia hanya melengos tanpa kata dan senyum. Ia segera masuk keruangan Suho.

Mendapat perlakuan seperti itu membuat Jisoo tersenyum sinis. Biarlah seperti ini dulu. Bantinnya berucap.

Sambil menunggu Suho datang, Irene menonton video di youtube tentang kehamilan dan mengurus bayi. Entahlah kenapa akhir-akhir ini ia suka sekali menonton video seperti itu. Menurutnya semua anak bayi itu lucu dan menggemaskan, ia jadi membayangkan bagaimana nanti jika ia dan Suho mendapatkan buah hati. Apa mirip dirinya atau sang suami.

Tapi, sepertinya Irene harus menyingkirkan lebih dulu tentang ia akan hamil cepat. Datang bulannya kali ini membuat harapan kecilnya pupus. Dilubuk hatinya memang ia ingin segera memiliki anak. Tapi, mungkin Tuhan belum mengirimkan kepercayaan pada mereka berdua.

Irene tersadar dari lamunan tentang bayi karena pintu yang dibuka secara tiba-tiba. Senyuman langsung menyambut kedatangan laki-laki itu. Dan Irene segera berlari kearah Suho untuk memeluk suaminya. Ini kenapa dia merasa sangat rindu pada Suho ya?

Promise | Suho x Irene (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang