Chap 28

5.4K 379 67
                                    

Irene merenggangkan tubuhnya yang sakit. Ia merasa sangat pegal, dan pinggangnya terasa panas. Entah kenapa ia benar-benar ingin menangis saat ini, ia merasa seorang perempuan benar-benar hebat apalagi Bundanya, mengingat itu tanpa sadar membuat air mata Irene turun.

Ini baru sebagian kecil dari gejala hamil tua, bagaimana nanti jika saat melahirkan? Ia hanya berharap bahwa ia bisa dipertemukan dengan buah hatinya.

Irene melihat samping tempat tidur yang kosong. Entah kemana perginya Suho, mungkin diruang kerja atau malah berangkat ke kantor. Sudahlah, Irene terlalu lelah hanya untuk menangis dan bersedih mengingat perilaku suaminya yang berubah akhir-akhir ini.

Perutnya sedikit menonjol, dan Irene meringis karenanya. Anaknya memang sangat sering menendang, mungkin ingin segera keluar dari tempat yang sempit ini.

"Sabar ya anak Mom, jangan nendang mulu sayang. Mommy sakit," ucap Irene sambil mengelus perutnya.

Setelah itu rasa sakit yang Irene rasakan menghilang, dia tersenyum senang. "Anak Mommy pinter ya," gumamnya.

Irene sudah menyiapkan semua keperluan baby, termasuk keperluan persalinan yang kapan saja bisa langsung ia bawa jika tiba-tiba lahiran.

Dan semua peralatan bayi, termasuk bajunya Irene beli dengan warna biru, dokter bilang saat usg hasilnya menunjukkan bahwa kelamin calon buah hatinya adalah laki-laki. Dan Irene bersyukur akan hal itu. Namun yang Irene tak habis pikir kenapa berat badannya bisa naik sampai 19kg, padahal hanya satu bayi yang ia kandung. Entahlah, semoga anaknya baik-baik saja.

Tak lama, sakit kembali menghampiri Irene. Kali ini lebih sakit dari sebelumnya, dan terus seperti itu, namun terjeda hingga 15 menitan. Dan pada akhirnya, Irene sudah tidak tahan dengan rasa sakit ini. Ia berteriak memanggil Suho yang entah ada di rumah atau tidak.

Tangannya yang bergetar menelpon kedua orang tuanya meminta bantuan karena Suho yang tak kunjung datang.

"Suho! Kim Suho tolong aku! Perut aku sakit banget, KIM SUHO!" Teriak Irene yang sudah merasa kesal sambil menahan marah. Kenapa disaat penting seperti ini dia bahkan tidak muncul?

Cklek.

Suho berdiri kaku melihat istrinya yang sudah banjir dengan keringat.

Tadi ia tentu saja berada di ruang kerjanya, untuk menyelesaikan semua kerjaannya. Dan syukurlah semua sudah beres. Tetapi baru saja ingin membuat kopi, teriakan Irene membuatnya dengan cepat melesat ke lantai dua.

"Kenapa bengong! Aku mau lahiran!" Teriak Irene.

Saat mendengar teriakan itu barulah Suho sadar, dia langsung menggendong Irene dan berteriak pada supir untuk menyiapkan mobil, juga pada Asisten Rumah TanggaㅡARTㅡ untuk mengambil barang-barang yang sudah dipersiapkan.

Suho duduk dimobil dengan Irene dipangkuannya, ia terus mengucapkan kata sabar dan menggenggam tangan Irene dengan erat.

"Pak! Kenapa lama banget sih?!" Tanya Suho tidak sabaran. Pasalnya bagaimana kalau sampai istrinya lahiran di mobil. Berasa ftv banget gak sih?. Oke lupakan, ini sedang genting Ho.

Tangan Suho mengambil ponsel disakunya dan menelpon Daddy nya.

"Dad, kirim polisi! Irene mau lahiran dan ini macet banget," ujar Suho.

"..."

Tanpa membalas ucapan Daddy nya Suho mematikan telpon dan beralih pada Irene yang mai terlihat tenang.

"Udah gak sakit lagi?" Tanya Suho pelan.

Irene menggeleng, ia menyenderkan kepalanya pada dada Suho. "Kayaknya baru pembukaan, jadi sakitnya hilang-hilang,"

Promise | Suho x Irene (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang