Irene terpekik melihat Suho yang membeli freezer kecil yang di dalamnya berisi 5 cup eskrim 1 diantaranya berukuran besar. Suaminya luar biasa memang, pantas saja tidak akan cair.
Jadi, Irene masih menunggu Suho yang belum kembali. Untuk baru flek, jadi masih sedikit belum tumpah tumpah ehh maksudnya tembus.
Tak lama Suho kembali dengan dua kantung plastik.
Lagi. Irene terpekik kali ini lebih kencang, ia menghela napas melihat Suho menenteng kantung plastik yang full isinya pembalut.
Ia menghampiri suaminya dan melihat isi dari plastik itu. Plastik yang satu isinya ventiliner dengan berbagai merk yang extra daun sirih, dan satu lagi pembalut yang isinya berbagai merk juga namun semua ukuran, dari 23-42cm. Gila, dia gak niat buka toko pembalut kan.
"Aku lupa merk yang kamu sebutin tadi, jadi aku bilang ke pegawai supermarket untuk semua aja,"
Irene menghela napasnya, kemudian dia mengangguk. Mengambil salah satu dari ventiliner dan memasangnya di kamar mandi.
"Iya gak apa-apa. Makasih ya udah di beliin," ujarnya sebelum berlalu. Bagaimana pun ia harus berterima kasih karena Suho sudah mau membelikannya dan mempertaruhkan harga diri seorang laki-laki.
Beberapa saat kemudian, dia kembali menghampiri Suho dengan sebelumnya mengambil eskrim berukuran besar dan sendok. Ia menempatkan tubuhnya tepat di samping Suho.
"Besok weekend masih kerja?" Tanya Irene dengan mulut penuh eskrim.
Suho menatap istrinya dengan kacamata kerjanya, dia menggeleng melihat kelakuan Irene. Ini istrinya sudah berumur 26 tahun apa 6 tahun sih?
"Iya, aku mau meluncurkan aplikasi terbaru jadi kantor lagi sibuk buat ngurus masalah ini, termasuk aku,"
"Berarti tadi siang akㅡ"
Cup.
Suho mengecup eskrim yang menempel di samping bibir Irene membuat tangan Irene yang memegang sendok reflek menggetok kepala suaminya.
Mendapatkan perlakuan seperti itu membuat Suho bengong, terkejud sampai sampai ia tidak bergerak dari posisi sebelumnya yaitu wajah yang hanya berjarak beberapa senti. Sedangkan Irene menatap wajah Suho dengan tanpa bersalahnya, dia tersenyum dengan menampakkan gigi putihnya.
Reflek dia menaruh sendok dan eskrim, lalu dia memeluk Suho yang masih belum bereaksi sama sekali.
"Maaf Ho maaf, aku gak sengaja. Abis kamu tiba-tiba gitu 'kan kaget. Maaf ya sayang," tangan Irene mengelus kepala Suho membuat sang empu tersadar bshwa dia sudah dalam pelukan istrinya.
Sebenarnya Suho bukan hanya terkejud tapi tenaga Irene yang dipakai buat getok kepalanya itu pakai tenaga dalam kayaknya. Sakit sampai dia sendiri bengong. Salahnya sendiri sih sebenarnya, tapi kalau berakhir Irene peluk kayak gini dia pasti mau deh digetok setiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise | Suho x Irene (Selesai)
FanfictionKim Suho, seorang laki-laki yang menyukai gadis jutek nan dingin. Dia harus benar-benar berjuang untuk mendapatkan hati wanitanya. Saat tiba waktunya, Suho menyatakan perasaannya namun semua diluar dari ekspetasinya. Ia kecewa dan meresa harus mund...