Pintu rumah lama Irene terbuka, mereka disambut dengan antusias, kebetulan ada adik dari Ayahnya yang sedang main jadi rumah Irene ramai saat ini.
"Kak Irene, kangen banget mssa ih!" Ujar Lami sepupu Irene yang tinggal di Bandung.
"Yaampun adik kakak udah gede banget ini, tambah cantik lagi, ah tersaingi aku," Irene merangkul pundak Lami dan mereka berjalan menuju ruang keluarga.
Sedangkan twins sudah diambil alih oleh para orang tua.
"Hehe, kan pake skincare nya samaan kayak kakak jadi cantiknya bisa menyaingi kakak,"
"Cantik itu dari hati, kalau skincare mah cuma tambahan,"
Lami terkekeh dia mengangguk angguk kecil, "Iya deh, panutanku!"
Irene hanya menggeleng saja mendengar itu. Dia melihat ruang keluarga ditempati oleh Bunda dan tantenya yang bersama Sulli. Sedangkan di halaman belakang ada Ayah dan Omnya serta Suho juga kakak tertua Lami, Lucas.
Mereka memilih duduk di sofa ruang keluarga, dan bercerita satu sama lain. Lami ini anak yang ceria, dia mudah akrab walau mereka jarang mengabari satu sama lain. Tak ada rasa canggung baginya.
"Udah punya pacar dong? Kan baru sweet seventeen nih?" Goda Irene membuat Lami menunduk menyembunyikan pipinya.
"Apaan sih kak!" Ujarnya malu.
"Duh Kak, dia mah kerjaanya pacaran mulu dirumah. Sampe lupa sama belajar, nasihatin tuh sekalian," Curhat Ibu Lami pada Irene.
Lami memberenggut dan menatap Ibunya dengan pandangan sulit diartikan.
"Mami!" Ujarnya dengan nada tak suka.
"Ya biarin aja dek, anak muda kan emang gitu," lerai Bunda Irene.
"Bukan gitu mbak, dia itu selalu berandai pengin punya cowok kayak mantumu, tapi kalau dia nya gak belajar terus bodoh mana mau cowok kayak Suho mau deketin,"
Mendengar itu membuat Lami sedikit bete, dan lebih baik ia pergi dari gosip mami nya tentang dirinya. Ini semua karena maminya tidak suka dengan pacar Lami yang sekarang, jadi ia selalu dipojokkan.
Irene bangkit mengikuti Lami, Tante nya menyuruhnya untuk menasihatinya bukan?
Dia merangkul Lami dan mengajaknya untuk ke kamar Irene. Anak abg memang harus di beri tahu dengan cara halus.
"Gamau cerita sama Kakak?" Tanya Irene.
Mengalirlah cerita Lami tentang hubungan mereka yang ditentang oleh Maminya.
"Dengerin kakak deh, namanya orang tua itu pengin yang terbaik buat anaknya. Mungkin kamu ngira Mami kamu gak ngertiin kamu, tapi asal kamu tau dia bisa mengerti kamu lebih dari diri kamu sendiri," ujar Irene. "Makanya saat dia melihat sesuatu gak baik tentang anaknya, apa salah dia menegur?"
"Tau dari mana kak soal itu?"
"Kakak pernah ngerasain,"
"Serius? Cerita dong kak,"
Irene tersenyum kecut, dan dia menjitak kepala Lami pelan sambil berkata, "Masa lalu ah, gak baik diumbar-umbar,"
***
Matahari semakin menampakkan sinarnya, dan itu waktu si kembar untuk tidur siang.
Irene menyusui twins disaat yang bersamaan, dengan bantuan Suho tentu saja. Ini semua karena ia lupa memompa asi untuk anak-anaknya. Jadilah saat menangis bersamaan karena faktor mengantuk mengharuskan ia melakukan hal seperti ini.
Saat sudah benar-benar pulas, mereka menaruh twins pada tengah-tengah kasur.
Irene merasa matanya berat, rasa kantuk menghampirinya tetapi dia gak jadi tidur ini semua karena Suho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise | Suho x Irene (Selesai)
FanfictionKim Suho, seorang laki-laki yang menyukai gadis jutek nan dingin. Dia harus benar-benar berjuang untuk mendapatkan hati wanitanya. Saat tiba waktunya, Suho menyatakan perasaannya namun semua diluar dari ekspetasinya. Ia kecewa dan meresa harus mund...